•Hal biasa•

12 0 0
                                    

Di kamar,

Kulihat dinding atap kamarku, dan memikirkan apa yang harus aku lakukan esok hari untuk persiapan acara festival sekolah kami. Tersirat sekilas wajah kak Angga, aku tahu dia ganteng dan manis. Tapi kenapa langsung kepikiran :(
Kuambil guling menutupi wajahku dan mulai fokus tertidur. Saat itu aku tahu, aku akan sulit melewati hari-hari selanjutnya.

Pagi, di kelas.

"Liz, gimana deh kumpulan divisi kamu?" Tanya Jeje, sahabatku.

"Ya gitu, diem aja aku. Soalnya belum bisa bantu apa-apa... Kamu gimana? Humas kan ribet di awal nih" Jawabku.

"Ngundang-ngundang sekolah, kayaknya sekolah SD kita juga di undang" Ujarnya sambil memainkan pulpen.

Kami dulu pernah satu sekolah waktu SD. Walaupun hanya satu tahun, tapi sekarang kami merasa sangat dekat. Karena kami selalu sharing hal yang pribadi.

"Bagus dong, kali aja gurunya masih kenal. Eh, Dini gimana? Dia nggak bete kan kita kepilih panitia, dianya nggak" Ujarku.

"Nah itu, nggak enakan sebenernya. Tapi banyak juga yang nggak jadi panitia sih..." Jeje memasang wajah bingung.

"Ya kalo kamu nggak sibuk, kamu sama dia. Intinya jangan fokus banget sama acara, kita harus tetep mikirin dia" Ujarku serius.

"Yang ada kamu yang sibuk, bagian acara beb... Ya kalo kita lagi istirahat seringin ngobrol deh sama Dini" Ujar Jeje, membuatku tertawa.

"Iya iya"

Dini, sahabat kami yang paling cempreng dan bikin ketawa. Dia paling sabar menghadapi kelakuanku yang sad girl dan Jeje yang super cuek. Aku juga sabar sih, cuman lebih terlihat bodo amat.

Istirahat,

"Sumpah ya, novel yang aku baca bikin baper bangett! Sayangnya sad ending!" Ujar Dini yang membuat telingaku meronta-ronta.

"Sad ending tuh keren kali, penulisnya berhasil bikin kita nangis!" Ujarku sambil membuka bungkus roti hangat di kantin.

"Aku seumur-umur baru tamat baca novel yang kemarin di beliin Jojo tahu, ternyata pilihanku bagus bangett" Jeje memperkenalkan teman cowoknya, Jojo.

"Kebetulan itu novel emang bagus Je... Coba kamu baca novel yang lain. Kamu sukanya nulis curhatan sih, nggak suka baca" Ujar Dini bikin aku ketawa.

"Baca buku pelajaran noh.. dia suka kali" Ujarku yang langsung di tendang Jeje asal.

Aku sebenarnya mau curhat ke mereka tentang kak Angga, tapi aku masih belum tahu apakah perasaan ini benar atau tidak. Atau hanya kenakalan sifatku yang mudah melupakan seseorang lalu berpindah ke lain hati. Aku pikir, perasaan ini hanyalah hal yang biasa. Yang tidak harus dipikirkan secara berlebihan dan sifatnya hanya sebentar.

Mungkin lain kali saja aku menceritakannya.

-
😵😵😵
Terima kasih telah membaca. Bantu votement ok 🌝 -Halizah

Sebatas harapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang