Beberapa anak berbicara membela Rani, karena memang Rani tak bersalah tetapi di perlakukan tidak baik seperti itu.
"Eh, Ji. Itu Rani kan?" Ucap Fenly yang sedang berjalan berpapasan dengan Fajri sembari menunjuk ke arah dalam kantin.
"Lah? Dia kenapa?!" Teriak Fajri dengan wajah yang panik dan ia langsung berlari ke tempat Rani sudah terduduk di lantai.
"Aji?" Gumam perempuan itu.
"Kamu gapapa kan, By?" Tanya Fajri sambari membantu Rani duduk di bangku kantin.
"Ran, lu gapapa?" Tanya Runny yang baru saja sampai dan panik melihat sahabat nya seperti ini.
Rani hanya diam.
"Eh? Kak Rani kenapa?!" Teriak Ara sambil menepuk pundak Fajri.
"Ara, ambil kotak P3K di UKS." Suruh Fajri.
"Oke, a." Balas Ara dan ia langsung lari ke arah UKS.
"Eh, Ara mo kemana?" Tanya Fiki yang baru saja datang.
"Ara mo ambil kotak P3K... di UKS." Ucap Ara seketika berlari meninggalkan gerombolan.
"Napa ga di bawa ke UKS aja sekalian, Ji?" Tanya Zweitson sembari merangkul Vindi.
(Kenapa mereka bisa kantin nya gabung, karna sekolah mereka sebelahan dan masih sama-sama di ketuai oleh Papa nya Rani.)
"Rani paling ga mau ke UKS." Tolak Fajri secara halus.
"Eh, Lu kan yang bikin Rani jadi kek gini?! Jawab ga LU!" Teriak Vindi sembari mengangkat kerah baju nya ke atas.
"Aduh sakit, lu mau gua lapor ke Papi gua? Papi gua guru paling di takutin di sekolah ini!" Balas anak itu dengan wajah sewot nya.
"Nih, A... obat nya." Ucap Ara sambil memberikan sekotak obat.
"Papa nya Rani DIREKTUR di sekolah ini!" Ucap seorang cewe yang baru saja datang menghampiri mereka bersama satu orang temannya.
"Bith, La... kok baru dateng?" Tanya mereka Fenly, heran.
"Abis nganter buku ke ruang guru." Jawab Bitha dan mata nya tiba-tiba tertuju ke perempuan tadi.
"ADEK GUA KENAPA, JI?!" Teriak Zila sembari menghampiri Rani yang duduk di kursi kantin.
"Kak Ran jatuh di dorong kaka itu." Ara yang menjawab, karena Fajri sedang fokus memijat kaki Rani.
"Dia Ran?" Tanya Bitha sambil menunjuk perempuan yang di tahan oleh Vindi dan di bantu Zweitson.
"Anjrity... kenapa gua lebay bet kek gini!!!" Ucap Rani dalam hati.
"Ran, lu mau ngomong?" Tanya Runny.
Bibir Rani bergerak seperti orang berbicara, tetapi suara nya tak dapat keluar.
"Bangsed, suara gua napa ga keluar!" Kesal Rani.
"Ran... kenapa?" Tanya Fajri sambil menjentikkan jari nya di hadapan Rani dan mengeluarkan bunyi yang lumayan keras.
"Anjrity kenapa suara gua ga keluar weh!!!" Teriak Rani secara tiba-tiba dan mengagetkan seisi kantin karena suara Rani bergema ke seluruh penjuru kantin.
"Lu kenape bambank?" Tanya Vindi.
Semua terkekeh kecuali perempuan itu.
"Suara gua keluar?" Tanya Rani, bingung.
"Lu kenapa sih, Ran?" Tanya Runny yang masih tertawa.
"Gatau, Kak... tadi tuh kek gabisa ngomong." Jawab Rani sambil memegang lutut nya yang di beri handaplast.
"Sampe rumah aku pijat lagi ya... jangan lupa minum bobat." Ucap Fajri sambil menyodorkan Obat pereda nyeri kepada Rani.
"Siap bos! Bobat always di tas!" Ucap Rani dengan semangat.
"Ada apa ini?" Tanya beberapa orang yang baru saja datang.
"Beb, kenapa?" Tanya Shandy sambil berbisik ke Runny.
"Gua dulu yang nanya, itu kenape Papa nya Rani bisa ke kantin? Ada yang ngelapor apa gimana?!" Bisik Runny.
"Gua tadi mo ngantar kertas ulangan susulan kemaren, eh tiba-tiba ada anak perempuan yang dateng ke ruangan, trus dia bilang kalo Rani di lakukan ga seperti murid lain... jadi Om langsung dateng ke sini.
"Mati dah tu anak." Ucap Runny sambil menepuk jidat nya.
"Gapapaa kok, Pah... eh, Pak Direktur." Ucap Rani keceplosan.
"Panggil Seperti biasa aja nak... jangan kayak gini, keliatan asing jadinya." Ucap Pak Direktur aka Papa nya Rani.
"Iya, Pa." Ucap Rani singkat.
"Ini ada apa sebenarnya?" Tanya Papa Rani.
"Kak Ran di dorong sampe jatoh, Om." Ucap Ara dengan wajah polos nya.
"Anjir Ara bar-bar." Ucap Vindi.
"Sama siapa?" Tanya Papa nya Rani lagi.
"Dia, Om." Jawab mereka serempak.
"Kamu? Ayo ikut saya ke ruangan." Ucap Papa Rani dan ia berjalan duluan di depan.
"Ara parah bet... salud gua ama pacar sendiri." Ucap Fiki sambil merangkul Ara.
"Bel mau bunyi nih, Ji, Lu anter Rani ke kelas yah... gua mo balik." Ucap Runny.
"Pasti!" Ucap Fajri.
"Jan sampe lecet, ataupun sakit!" Lanjut Zila.
"Siap, La." Balas Fajri.
Dan mereka pun kembali ke kelas masing-masing, Fajri mengantar Rani sapai ke tempat duduk nya dan menjemput nya saat pulang sekolah.
____________________________
Gua ga gantungin kan?
Cuma lambat up ae, huhu...

YOU ARE READING
WHY? |Fajri (UN1TY)
Teen Fiction"Tapi.. aku gabisa ninggalin kamu, ****" ucap Aji dengan raut muka yang murung. "Ji, ini sudah keputusan keluarga kamu.. aku gabisa ngelak lagi.." balas **** sambil berusaha tetap tegar di depan Aji, padahal di dalam lubuk hatinya ia ingin menangis...