"Van.." panggil Rani lagi. Jevan mematung dan tak bisa berkata kata lagi.
"Bang, kenapa?" Tanya Fajri bingung.
"Bukan gua yang dia maksud.." ucap Jevan.
"Terus siapa?!" Bentak Fajri.
"Revano.." jawab Jevan, dan ia pun duduk di kursi yang di sediakan di samping pasien.
"Ran!?" Panggil seorang laki laki dari arah pintu.
"D-dia..?" Fajri di buat bingung dengan semua ini, tapi kebingungan itu buyar saat Rani lagi lagi memanggil nama seseorang.
"Ji.." ucap Rani di bawah alam sadarnya.
Fajri yang mendengar itu pun langsung mendatangi Rani.
"Iya, Ran.." ucap Fajri, seketika air mata nya keluar tanpa di ketahuinya.
Rani tiba tiba kejang kejang dan seisi ruang panik di buat nya.
"Panggil dokter!" Teriak Kak Runny.
Ara dan Vindi langsung lari ke ruang dokter dan dokter pun datang dengan para perawat yang di tugaskan.
Mereka di tugaskan untuk menunggu di luar ruangan saja. Dokter berusaha keras untuk menyembuhkan Rani.
Setelah 30 menit, dokter pun keluar dan ia terseyum kepada Fajri dan kawan kawan.
"Gimana keadaan adek saya, dok?" Tanya Jevan kepada dokter itu.
"Dia sudah siuman, dari tadi dia ingin sekali bertemu dengan pacar nya.." ucap dokter itu sambil masih tersenyum lebar.
"Tapi, Rani udah lama putus.." ucap Kak Runny sembari melirik tajam larik mata Revano.
"Biar Aji aja yang masuk.." suruh Farhan.
"Iya, Ji.. kamu aja yang masuk.." balas Jevan.
"Ga! Gua aja.." sahut Revano dan ia langsung masuk ke dalam ruangan.
Fajri menunduk, ia sangat sakit hati melihat Revano yang masuk ke ruangan tanpa di larang siapapun.
Fajri tetap diam, dan hingga tiba tiba semua orang yang berada di luar ruangan mendengar suara teriakkan dari dalam ruangan.
"Ga! Lo pergi dari sini juga, sekarang!!" Rani berteriak sangat kencang, Fajri yang panik pun langsung membuka pintu dan berlari ke samping tempat tidur Rani.
"Ran, kamu gapapa?" Tanya Fajri dengan nada yang lembut.
"Ji.. suruh dia pergi.." ucap Rani sambil menunjuk Revano.
"Van, ayo kita pergi.." ucap Jessica sambil menarik tangan Revano keluar dari ruangan.
"Udah.. kalian semua boleh masuk.." ucap Fajri kepada mereka yang menunggu di luar ruangan.
"Ran.." panggil Jevan dan ia pun langsung lari memeluk Rani yang sedang duduk di atas tempat tidur nya.
"Kakak.." Fina pun ikut berlari dan memeluk Rani dari sisi yang berbeda.
"Huaa, kak Rani.. Ara panik banget loh tadi.." ucap Ara sambil mencubit pelan pipi Rani.
"Ra.." tegur Fajri.
"Iya deh iya, AAji mah selalu memprioritaskan Rani, eheq.." ucap Ara.
"Udah, Rani lagi mau tenang dulu sekarang.. jangan di ribut ribut in.." tegur Kak Runny.
"Bener tuh.." sahut Vindi.
Ceklek..
Pintu terbuka lebar dan di lihat lah dua orang yang sangat sangat menyayangi Rani.
YOU ARE READING
WHY? |Fajri (UN1TY)
Novela Juvenil"Tapi.. aku gabisa ninggalin kamu, ****" ucap Aji dengan raut muka yang murung. "Ji, ini sudah keputusan keluarga kamu.. aku gabisa ngelak lagi.." balas **** sambil berusaha tetap tegar di depan Aji, padahal di dalam lubuk hatinya ia ingin menangis...