Dengan tergesa gesa, Farhan datang membawa secarik kertas yang bertuliskan 'Kalian konser sore ini di taman belakang, yang besar dan di penuhi banyak orang setiap sore.. ini challenge dari agensi.. trims.'.
"Gimana nih? Kita belum latihan.." ucap Shandy sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Yaudah, latihan sekarang aja atuh, masih sempat juga kan..?" Ucap Fajri sambil merapihkan rambut nya ke belakang.
"Iya, kita latihan sekarang aja.." ucap Fiki dan ia langsung lari ke ruang latihan.
"Tunggu oii..!" Teriak Zweit dan dia pun ikut berlari.
"Kalian ga lari?" Tanya Farhan ke anak anak yang belum berpindah dari tempat nya.
"Mager.." jawab Fajri, Ricky, Fenly, Gilang, Shandy secara bersamaan.
"Gua yang udah tua gini aja masih semangat.." ucap Farhan sambil mengangkat sebelah lengan nya dan menampakkan otot nya yang masih di katakan belum seberapa di banding Ricky.
"Gua masih jiwa muda bro, belum tua.." sambar Ricky, ia pun ikut mengangkat lengan nya dan menampakkan otot nya yang 'uwau'.
"Asem, di kombek gua.." ucap Farhan dan ia pun bermain kejar kejaran di dalam dorm.
"Kenapa abang abang gua gini semua sih, gaada yang bener.." ucap Fajri, ia pun melirik ke arah Shandy yang juga melihat nya.
"Apa, Ji? Ga bener?" Tanya Shandy sembari mengeluarkan wajah licik nya.
"Ampun bang, gua gamau jadi bahan percobaan lu lagi keliling taman.." ucap Fajri sambil mengangkat kedua tangan nya di depan dada.
"Buahahaha.." Tawa Shandy.
"Apaansi, dah lah buru latihan woi! Gua granat kalian yaaaa!" Teriak Fenly, suara nya terdengar sampai ke lantai dua di mana Farhan dan Ricky bermain kejar kejar an. Astagfirullah, kejar kejaran.. kek tom n jerry:v.
"Baik bos!" Ucap Farhan dan Ricky yang tiba tiba muncul dari balik tangga.
"Yaampun, Aji gaget.." teriak Fajri sambil mengelus elus dada nya.
"Kaget Ji, bukan gaget.. hiih.." ucap Gilang seakan ingin mencubit Fajri.
"Awww.. atit..." eluh Fajri sembari memegang lengan nya.
"Gua ga nyubit, yaampun.." ucap Gilang.
"Hah, apa Ji? Ait?" Tanya Shandy yang baru saja memutar otak nya. Mantep, otak di putar:v.
"Atit ege, astafirullah.." ucap Fajri dengan masih berusaha sabar kepada kaka nya yang satu ini.
"Apa itu atit?" Tanya Shandy lagi.
"SAKET! aka SAKIT!" Teriak Fajri kepada Shandy.
"Gaboleh ngegas sama abang.." ucap Shandy dengan memasang muka tengil nya.
"Lu nya yang ngajal ribut, auah mau latihan aja gua.." ucap Fajri dan dia pun langsung pergi ke ruang latihan di mana di sana sudah ada Fiki dan Zweitson.
Fajri berjalan menuju ruang latihan, entah kenapa tiba tiba hp nya berdering. Dia pun membuka nya dan tertera di nama kontak hp nya adalah 'Pikiw Jeleqz ga kayak gua Glowing shimering splendid'. Panjang amat tuh, mon maap:v.
"Ni bocah napa si, tinggal panggil aja ribet amat.." ucap Fajri dan dia pun langsung mengetuk pintu ruang latihan dengan sedikit keras.
"Astagfirullah..!" Kaget Fiki.
"Yaamlun ada apaan ini..!" Kaget Zweit.
"Yaamlun apaan, Son?" Tanya Fajri.
"Gua typo nih.." ucap Zweit.
"Lu ga ngetik jer, lu ngomong.. lu melontarkan kata kata nya bukan ngetik, itu bukan typo namanya bapak Soniii..." ucap Fajri dengan mengeluarkan jurus Rap nya.
"Seketika jadi Rapper bagus lu, Ji.. mantep gantiin BangLang... Ahahaha..." ucap Fiki sembari tertawa. Kalian tau lah Fiki kalo ketawa tuh gimana, sambil nutup2 mulut gitu kan? Nah ini gitu juga.
"Apa sebut sebut nama gua?!" Tanya Gilang dengan tidak ada nada santai di setiap kalimat nya.
"Gapapa bang, hayuk latihan aja.." ucap Fiki seketika berhenti tertawa dan raut muka nya menjadi masam.
Setelah semua member berkumpul, mereka pun memutuskan untuk bergegas latihan.
2 jam mereka latihan non stop, akhirnya sore pun tiba dan mereka semua bergegas untuk pergi ke taman.
Sesampai nya di taman, mereka melihat orang yang menduduki kursi paling depan adalah. Rani dan Ara.
Fajri bergegas menghampiri kedua orang itu dan menanyakan sesuatu.
"Kalian berdua aja?" Tanya Fajri sambil memainkan hp nya.
"Gosah sok kul deh 'a, jijik Ara liat nya.." ucap Ara seketika menrampas hp nya dari tangan Fajri.
"Woi, balikin..!" Teriak Fajri.
"Hah? Apani? Sayang? Beb? By? Sama siapa atuh 'a?" Ucap Ara asal nyerocos.
"Itu.. anu.. sama.. anu.. Ummi.." ucap Fajri dan ia pun langsung mengambil hp nya kembali.
"Ummi apa kak Rani?" Rayuan maut Ara untuk Fajri sudah keluar.
"Apasih Ra, bawa bawa nama gua segala.." ucap Rani dengan wajah nya yang datar.
"Ihh kak Rani, jangan ngambek dong.." ucap Ara sambil menggoyang goyang kan lengan Rani.
"Heyy, ini anak siapa ilang?" Tanya Zweit sembari menggandeng seorang perempuan.
"Anak ilang palamu, gua cuma mau nyari Ara sama Rani doang.. " ucap Perempuan itu sambil memukul keras bahu Zweit.
Plak..
"Anjer ngilu.." teriak Zweit sambil memegang bahu nya.
"Vin, kan udah di serlok tadi.." ucap Rani sambil menunjukkan hasil chat an grup ke Vindi.
"Gua males buka grup, male baca juga.." ucap Vindi.
"Wah parah nih anak.." ucap seorang perempuan yang tak tau dari mana asal nya.
"Eh kak Run, sejak kapan di sini?" Tanya Ara.
"Ah, gua pergi aja lah... ga di ladenin juga.." ucap Fajri dengan muka kesal nya.
"Sama, tungguin to Ji.." teriak Zweit dan ia pun ikut menyusul Fajri.
"Pergi sih pergi aja sono.." teriak Ara saat mereka sudah agak jauh.
"Kak, abis dari mana aja? Tumben telat.." tanya Rani.
"Habis ke bank, jalan kaki.. capek.. trus ke sini lagi.. hadeh.." jawab Kak Runny panjang lebar.
"Lah? Ga naik motor aja?" Tanya Vindi.
"Ga ah, mager.." jawab kak Runny.
"Gais, dah mulai.. aduh cogan banget sih si Pikiw.." teriak Ara dari depan podium.
"Gaiss, gua mau kasih tau kalau.. sebenernya gua suka sama cewe.." ucap Fiki dengan segala tingkah ke absurd an nya.
"Yaiyalah cewe, masa cowo.. sama Aji kali.." ucap Shandy lalu dia pun tertawa terbahak bahak.
"Gila ni anak" ucap Fajri dengan memasang wajah datarnya.
"Siapa Pik? Kasih tau kita dong..." ucap salah satu fans nya.
"Dia... yang... ada di sekitar sini.." jawab Fiki.
"Siapa? Tunjuk dong.." suruh salah satu fans lagi.
"Dia yang... rahasia.." jawab Fiki.
"Uasem.." batin Ara.
_____________
Gais segini dulu..
Maaf kalo ada typo..
Saranghae..
YOU ARE READING
WHY? |Fajri (UN1TY)
Fiksi Remaja"Tapi.. aku gabisa ninggalin kamu, ****" ucap Aji dengan raut muka yang murung. "Ji, ini sudah keputusan keluarga kamu.. aku gabisa ngelak lagi.." balas **** sambil berusaha tetap tegar di depan Aji, padahal di dalam lubuk hatinya ia ingin menangis...