PRAKATA

124 10 0
                                    

Belakangan ini berita tentang kekerasan seksual selalu menghantui setiap remaja di Indonesia. Terlebih lagi bagi mereka yang pernah mengalami kekerasan seksual namun malah bungkam dan tidak berani berbicara kepada publik karena beberapa aparat keamanan pun cenderung menyalahkan sang korban.

Bagaimana pendapat kalian? Kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa saja, dan tidak melihat dari segi jenis kelamin atau pangkat dalam kesetaraan hidup.

Tentang anak kecil yang diperkosa oleh bapaknya sendiri, tentang kekerasan seks yang terjadi di kendaraan umum, atau kekerasan seks yang terjadi pada tingkat lembaga perguruan tinggi atau pun lembaga-lembaga lain.

Sebenarnya masih banyak orang yang merasakan beban trauma karena tidak berani berbicara kepada publik. Apalagi kekerasan seksual selalu dianggap hal yang lumrah oleh masyarakat.

Siapa yang tidak geram? Generasi di atas terancam dibungkam seribu bahasa. Pancasila akan diganti menjadi Trisila.

Pedofil merajarela, predator kekerasan seks semakin senang melihat ini semua.

Berbicara dan mempertahankan hak adalah kewajiban setiap orang. Jangan menjadi generasi individu apatis yang bersikap bodo amat saat situasi genting melanda. Saling bantu membantu adalah sikap peduli yang tercantum dalam urutan sila ke-3 Persatuan Indonesia. Bersatu melawan kekerasan seksual dan berbagai ketidaknormalan yang sedang melanda negara ini.

NB: Cerita ini murni terinspirasi dari lingkungan yang ada. Mungkin salah satu dari teman-teman ada yang pernah mengalami cerita seperti ini, bisa bicarakan dengan kami, ya.

Kolaborasi Project by tetesabu & Inggidatyas

Instagram: @tetesabu@inggridatyas

PARADOKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang