[s2] 6.2 pandora box

1.5K 220 103
                                    

"Halo Bundaaa! Jira juga kangen banget sama Bunda.." Ucapnya sambil memeluk balik Bunda.

Setelah melepaskan pelukannya, Jira beralih menyalami Ayah.

"Ayah apa kabar?"

Ayah tersenyum. "Alhamdulillah, baik banget"

Setelah itu, Ayah dan Bunda beserta Mark duduk di kursi kosong meja mereka. Entah sengaja atau hanya kebetulan, Jira berhadapan dengan Mark. Itu membuat Jira harus mati-matian menghindari tatapan Mark yang terus menatapnya.

"Jira selamat ya cum laude-nya! Bangga pisan ih anak Bunda cum laude" Ucap Bunda.

Jira menyengir. "Hehehe makasih banyak, Bun"

"Jadi sekarang mah pindah ke sini lagi, Teh?" Tanya Mama ke Bunda.

Bunda mengangguk. "Iya ah, meni teu betah di sana mah, jauh dari si Aa"

Papa ikut mengangguk setuju. "Ga enak ya jauh sama anak teh, kita juga kalo bisa mah pengennya balik lagi ke sini, kasian Jaehyun harus ngurusin Jira sendirian"

"Apaan?! Yang ada juga aku yang ngurusin Kak Jaehyun tau, Pa" Saut Jira tak terima, membuat seisi meja itu tertawa ketika mendengarnya.

"Nanti mah udah bukan ngurusin Jaehyun lagi ya Ra, tapi ngurusin si Aa, hahaha" Ucap Ayah.

Jira memasang wajah bingung, tidak paham dengan ucapan Ayah itu.

"Ah si Ayah mah malah ngasih spoiler. Itu liat Jira-nya jadi bingung" Balas Bunda.

Ekor mata Jira melirik ke arah Mark, pria itu terlihat tersenyum.

Mama terkekeh, kemudian mengelus rambut putrinya. "Jadi, alesan kita dinner bareng itu mau bahas wedding-nya Jira sama Mark"

"Hah?!"

Jira terkejut, sangat. Berbeda dengan Mark, kelihatannya ia memang sudah mengetahui semua ini.

"Sebenernya dari kalian kecil itu Bunda, Ayah, Mama, sama almarhum Papa pengen banget nikahin kalian kalo kalian udah cukup umur" Jelas Bunda.

"Nah sekarang kan Jira udah lulus, Mark juga udah mapan ya" Ucap Mama sambil menatap Mark.

Mark hanya menjawabnya dengan kekehan pelan, sedikit mengiyakan perkataan Mama.

Jira terdiam mendengarkan penjelasan keempat orang tua itu mengenai perjodohan dirinya dengan Mark.

"Ayah seneng banget Jira sama Aa pacaran pas SMA dulu. Eh malah ada tragedi Yeri, ada-ada aja emang si Aa mah" Ucap Ayah sambil menepuk lengan Mark pada akhir kalimatnya.

Mama menyadari sesuatu ketika melihat Jira dan Mark yang terdiam pada satu sama lain. "Aa sama Jira mau ngobrol berdua dulu aja?" Tanyanya.

Keduanya saling tatap sebelum akhirnya Mark bersuara.

"Boleh, Ma?"

"Ya boleh atuh! Gih, obrolin dulu yang harus diobrolin"

Setelah pamit, Jira berjalan di belakang Mark menuju basement dalam diam. Bahkan ketika mereka berdua sudah berada di dalam mobil Mark pun keduanya masih terdiam.

you, you, youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang