"kak yuk berangkat gue da siap nih" kata Tasya sambil berjalan ke arah kakak kembarnya Devan dan Devin"Ya udah ayo cepetan keburu makin sore," ucap Devan sambil berjalan ke arah mobil Lamborghini Aventador milik Tasya.
Devan melajuka mobilnya dengan kecepatan sedang, jalanan ibu kota sekarang sedang macet karena sekarang hari minggu dan besok para murid sekolah kembali bersekolah setelah libur panjang akhir semester kemarin. Besok adalah hari pertama Tasya akan masuk ke SMA Pandawa.
Satu jam kemudian mereka sampai di mall tujuan mereka, Tasya berjalan keluar dari mobil dan di ikuti oleh Devan dan Devin.
Tasya menggandeng lengan kedua kakak nya sambil berjalan ke dalam mall. Sepanjang perjalanan menemani Tasya berbelanja keperluan MOS dan perlengkapan lainnya, Devan dan Devin mendapatkan tatapan mata dari pengunjung mall karena wajah mereka yang tampan dan tentunya Tasya yang cantik dengan menenteng beberapa paperbag di tangan nya.
"Kak kita makan dulu ya, gue laper banget nih," rengek Tasya kepada kedua kakak laki-lakinya ketika selesai berbelanja.
"Yauda ayuk gue juga laper abis nemenin lo belanja," kata Devan sambil melirik ke arah Tasya
"Kak lo mau makan apa enggak?" Tanya Tasya kepada Devin karena dari tadi dia hanya diam saja tidak seperti Devan yang berisik dari tadi, Devin hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata apapun lalu berjalan mendahului mereka berdua kearah restoran yang berada di dalam mall itu.
"mala ningal tuh bocah," dengus Devan sambil berjalan menyusul Devin, Tasya yang ditinggal oleh kedua kakak nya langsung berlari menghampiri Devan dan Devin.
Mereka masuk ke dalam restoran bersama-sama, banyak pasang mata yang masih melihat ke arah mereka bertiga dari awal masuk restoran.
Mereka duduk di meja paling pojok sendiri, alasan pertama nya adalah karena Devin tidak terlalu suka makan di lihat banyak orang, katanya.
Setelah memesan makanan beberapa menit yang lalu, akhirnya makan itu datang dan di sambut gembira oleh Tasya dan Devan, berbeda dengan Devin yang hanya diam sambil mengamati tingkah kedua saudaranya itu.
Mereka memakan makanannya dengan diam karena perut mereka yang benar-benar merasa sangat lapar. Setelah menyelesaikan makan dan membayar nya mereka memutuskan untuk langsung pulang ke rumah karena badan mereka yang sudah capek berkeliling mall tadi.
********
"Kak gue besok ke sekolah berangkat naik taxi aja," kata Tasya memecah keheningan di ruang keluarga mereka, yah mereka sudah sampai di rumah beberapa menit yang lalu.
Mereka hanya tinggal bertiga di rumah ini, orang tua mereka berada di LA mengurus kantor yang berada di sana, orang tua mereka pulang ke Indonesia ketika ada pekerjaan di sini, jika pekerjaan mereka sudah selesai di Indonesia maka mereka akan kembali ke LA lagi.
Sebenarnya orang tua mereka sudah mengajak mereka untuk tinggal di LA tapi mereka menolak. Dengan alasan mereka tidak ingin pindah sekolah dan pindah ke lingkungan baru.
"Ngapain naik taxi lo bareng gue kalok enggak bareng Devin aja" Devin yang mendengar ucapan Devan barusan menganggukkan kepalanya setuju.
"Empat hari aja, abis itu gue berangkat sekolah bareng lo berdua deh, tapi dengan syarat gue gamau kalok anak SMA tau kalok gue adik lo pada." jelas Tasya panjang lebar Devan dan Devin sama sama mengerutkan keningnya
" Ngapin pakek acara gituan si, emang kenapa kalok anak SMA tau lo adik kita? Lo malu apa gimana?" Bukan-bukan, ini bukan suara Devan tapi suara Devin. Tasya melongo ketika melihat Devin yang bicara panjang lebar seperti itu. Berbeda dengan Devan yang hanya biasa biasa saja.
"Ini beneran kak Devin? Demi apa dia bicara panjang lebar? Omg keren banget!!" kata Tasya heboh sendiri, sedangkan Devin mendengus kesal dengan tingkah Tasya barusan
"Lo aja yang gatau kalok sebenernya gue banyak omong kayak Devan, ya gak Van" celetuk Devin yang membuat Tasya makin heboh, Devan dan Devin yang melihat tingkah Tasya hanya geleng-geleng kepala.
"Iya kah? Tapi lo biasanya kayak es batu and lo irit banget buat ngomong biasanya," tanya Tasya lagi
"Gini ya Tas, gue itu bakal cerewet ke orang yang deket ama gue aja ples gue bakal nyaut panjang kalok itu penting menurut gue." jelas Devin
"Berarti gue penting dong," celetuk Tasya sambil cengengesan, Devin hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Tasya barusan.
" Ya jelas penting lah, lo kan adik kita berdua cantik" kata Devan sambil menekan setiap kalimatnya sedangkan Tasya hanya manggut-manggut saja.
"Oke back to topik awal, jadi gue itu pingin ngerasain hidup mandiri yang bener- bener mandiri tanpa ada kalian berdua yang selalu bantuin gue," Tasya menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya sebelum melanjutkan kalimatnya "dan gue mau lo berdua bersikap seolah-olah lo itu bukan sodara gue, dan lo baru boleh bantuin gue kalau keadaan nya emang gue perlu bantuan kalian aja" jelas Tasya
"Oke kalok itu mau lo, tapi kalok ada yang nyakitin lo jangan harap gue bakal diem aja" tegas Devan
" Oh ia lo tetep pulang pergi ama kita, kalok sekarang lo sama gue berti besoknya lo sama Devan, kecuali selama MOS lo berangkat naik taxi seperti permintaan lo tadi, dan lo harus izin ke kita kalo mau pulang atau pergi ama temen lo." kata Devin lalu berjalan meninggalkan ruang keluarga dan berjalan ke arah kamarnya. Tasya hanya manggut-manggut untuk menjawab pertanyaan Devin barusan
" Barang yang buat besok udah lo siapin semua?" Tanya Devan mengalihkan topik pembicaraan.
" Kayaknya udah semua sih, ntar deh gue cek lagi,"
"Jangan sampe di hari pertama lo masuk SMA, lo dapet hukuman gara-gara perlengkapan buat MOS nya ada yang ga kebawa,"
" Iya, bawel lo."
" Ya udah lo mending istirahat aja, mandi abis itu langsung tidur. Besok biar bisa bangun pagi dek" kata Devan sambil mencium dahi Tasya kemudian langsung berjalan ke arah kamar nya.
Jadi di rumah ini itu kamar nya ada 5, kamar paling depan buat kamar tamu, sebelah nya kamar tamu itu kamar orang tua Tasya, kamar Devan di deket ruang keluarga sedangkan kamar Tasya dan Devin berada di lantai dua.
Kamar pembantu, tukang kebun sama satpam ada di rumah belakang di deketnya taman sama kolam renang.
"Iy lo juga" setelah mengucapkan itu Tasya juga berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai dua, sebelahan ama kamar Devin.
Ketika sampai di dalam kamarnya Tasya langsung berjalan ke arah kamar mandi, karena badannya yang sudah terasa lengket.
Setengah jam kemudian Tasya keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah almari pakaian. Setelah berganti baju dan menyisir rambut Tasya langsung merebahkan tubuh nya di atas kasur.
Tak butuh waktu lama Tasya sudah bisa terlelap dalam tidurnya, karena badan Tasya yang capek memudahkan nya untuk cepat tertidur.
Assalamualaikum sobat bucin gimana cerita ini? Btw ini cerita pertama aku, jadi monmaap kalau ga seperti harapan kalian.
Jangan lupa buat follow,komen and vote ya!!❤️
Moga kalian suka ya!!Typo berterbaran!
See you next part💋
KAMU SEDANG MEMBACA
ANASTASYA
Teen FictionSeorang anak SMA yang memiliki paras cantik dan memiliki semua yang ia butuhkan termasuk pacar yang sangat tampan. Dia rela menutupi identitas dia yang sebenarnya demi bisa hidup normal tanpa ada gangguan dari orang lain, tapi prediksi nya salah den...