8. Rumah sakit

67 25 4
                                    

"Dok gimana keadaan adik saya?" tanya Devin ketika dokter yang memeriksa ke adaan Tasya sudah keluar dari dalam ruangan

"Keadaan nya sudah membaik, tetapi tubuhnya masih sangat lemah dan mungkin akan mengalami trauma dengan apa yang sudah ia alami tadi" jelas doketer itu " kalau ada apa-apa langsung beri tau saya, kalok gitu saya permisi dulu" setelah itu dokter pergi meninggalkan ruangan Tasya.

"Yauda yuk masuk kita lihat keadaan Tasya dulu"

Setelah itu mereka semua masuk ke dalam kamar tempat Tasya di rawat. Keadaan nya sudah lumayan membaik di bandingkan tadi sebelum berada di rumah sakit ini.

Rezza, Devan, Devin, Nandan dan Keinan duduk di sofa yang berada di kamar inap Tasya sekarang, you know lah Tasya kan holkay makanya berada di ruang VIP. Sedangkan Tiara tak henti-hentinya menangis di sebelah Tasya.

"Tas maafin gue ya hikss..karena udah ninggalin hikss... lo tadi, hikks... lo cepet sadar jangan buat gue sama yang lain kawatir" gumam Tiara
di sela isak tangis nya, Nandan yang melihat pacarnya menangis jadi tidak tega lalu dia menghampiri Tiara yang masih menangis

"Uda jangan nangis lagi, Tasya bakal baik-baik aja dia kan atlet karate" ucap Nandan mencoba meredahkan isak tangis Tiara.

"Gue cabut dulu kalok gitu, salam buat Tasya kalok uda sadar" setalah itu Keinan keluar dari kamar inap Tasya

" Gue sama Tiara juga cabut dulu ya, salam buat Tasya" setelah itu mereka berdua juga keluar menghampiri Keinan

"Zaa lo tunggu Tasya dulu ya, gue mau kerumah ngambil baju ganti, Devin juga mau ke sekolah buat ngambil tas Tasya sama mau izin ke guru piket. Nanti tas lo biar Devin yang sekalian ambilin, gue cabut dulu titip adek gue ya"setelah itu tinggal lah Rezza sendiri yang menemani Tasya karena Devan dan Devin sudah keluar barusan.

"Enghh" erang Tasya sambil membuka matanya Rezza yang melihat Tasya sudah sadar langsung memanggil kan dokter untuk segera memeriksa keadaan Tasya sekarang.

Lima menit kemudian dokter dan satu suster memasuki kamar inap Tasya dan langsung memeriksanya.

"Gimana keadaan nya dok?"tanya Rezza ketika dokter sudah selesai memeriksa ke adaan Tasya

"Alhamdulillah keadaan nya sudah membaik, tetapi seperti yang saya bilang tadi kalau dia akan mengalami trauma, meskipun sementara" dokter itu menjeda ucapan nya "mas silahkan tebus obat yang saya berikan di apotik, kalau begitu saya permisi" setelah itu dokter dan suster itu keluar dari kamar Tasya dan menyisahkan dua manusia di dalam nya.

"Kak Rezza" Rezza yang mendengar panggilan dari Tasya langsung berbalik dan menghadapnya

"apa?"

"Kak Devan sama kak Devin mana?" tanya nya dengan suara yang sangat pelan

"Oh mereka balik ngambil baju ganti, nanti juga kesini kok" jelas Rezza

"Oh gitu ya"

"Siapa yang udah nge bully lo?" tanya Rezza penasaran

"Emm itu anu kak" gugup Tasya

"Uda bilang aja gue gabakal kasi tau kakak lo sama yang lain kok, percaya sama gue"bujuk Rezza

"Mantan kak Rezza sama temen-temen nya"

"What? Gila tuh cewek"

"Kak Rezza janji jangan kasi tau siapa-siapa yah" mohon Tasya

"Tapi dia udah kelewatan sama lo Tasya"

"Uda biarin aja lah, pusing gue mikirin cewek itu"

"Emang kenapa dia kok bisa bully lo, lo kan atlet karate kenapa gak lo hajar aja tuh cewek sialan" sinis Rezza

ANASTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang