03

6 3 0
                                    

Pagi ini pukul 06.25 SMAN 0008 Bandung menjalani aktivitas seperti biasanya, siswa-siswi berjalan menuju kelasnya masing-masing sembari bercengkrama dengan teman sebayanya, satpam sekolah yang sedang asik menyeruput kopi hangatnya, petugas kebersihan yang fokus pada pekerjaannya, guru-guru pun mulai berdatangan.

Pagi ini sungguh cerah sekali, matahari mulai naik keluar dari persembunyiannya. Tampak dua orang gadis remaja berjalan dengan sangat berhati-hati, mereka berdua cekikikan ingin mengejutkan gadis yang berjalan di depan mereka.

"Akhirnya masuk juga lo."

Nindy menjepit leher Kila sedangkan Rena hanya tertawa saja, karena tangannya penuh dengan keranjang jualannya. Tetapi respon Kila sungguh berbeda kali ini bukannya membalas jepitan Nindy, Ia malah meringis kesakitan memegangi perutnya.

"Aw."

Nindy segera melepas jepitannya setelah mendengar rintihan dari bibir sahabatnya.

"Eh maaf sakit ya, perasaan gue jepit leher lo deh." Ucap Nindy sedikit panik

"Perut lo gak papa?" Tanya Rena khawatir.

"Nggak papa kok, kayanya maag gue sakit."

"Hah? sejak kapan lo punya maag?" Seingat Nindy, Kila pernah bilang ia tidak punya riwayat penyakit maag sama sekali.

Wajah Kila sedikit gugup

"Ahaha, itu anu kemarin gue periksa ke dokter katanya gue punya maag, makanya kemarin gue gak masuk."

"Oh pantes, kenapa gak bilang sih kalo lo gak masuk karena sakit. Masih sakit? Bawa obatnya gak? Belakangan ini lo sering pake jaket ya? Beneran cuma sakit maag?"

"Hehe maaf gue lagi gak megang hp. Gue cuma sakit maag. Enggak Ren gue lupa. Gue pake jaket memang lagi suka aja."

"Ya udah, mau sarapan dulu gak?" Tawar Rena kepada Kila.

"Gue titip aja bisa gak?"

"Bisa. Sekalian mau anterin jualan."

"Gue juga ya Ren?" ucap Nindy dengan wajah memelas

"Iya-iya. Ya udah anterin Kila sampai kelas. Nanti gue ke uks bentar minta obat."

***

Mata Rena menjelajah isi kantin.

Rame bener, batinnya.

Siswa-siswi memenuhi kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar, ada yang hanya mampir sebentar membeli roti, snack, air mineral, dan beberapa aneka jajanan yang tersedia di kantin serta ada yang menetap lama dikantin sembari ngerumpi.

Rena pun akhirnya memesan dua nasi bungkus dan tak lupa membeli dua air mineral untuk kedua sahabatnya. Sekalian ia juga menitipkan keranjang jualannya kepada Pak Le kantin.

Setelah pesanan selesai, ia segera membayar kemudian keluar dari kantin. Baru satu langkah keluar dari pintu kantin, ia dikejutkan dengan suara yang tak asing ditelinganya.

"Rena."

Merasa terpanggil Rena membalikkan badannya ke arah sumber suara.

"Bang Doni?"

Rena mengerutkan keningnya melihat kakak kelasnya bersender disebelah pintu kantin, sedikit bingung karena tumben Doni memanggilnya.

"Kenapa?"

"Ini."

Doni memberikan satu susu kotak rasa strawberry kepada Rena.

"Buat gue Bang?" tatapnya heran.

Become the ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang