Halo??
Apa kabar kalian semua?
Enzoy ya!💜
•••
Dua hari berlalu.
Dan kedua pasangan ini..
Tau apa yang terjadi?
setelah Taehyung bicara siap ngga buat LDR sejauh itu?
Jungkook mana bisa jawab? Kan?
Apa apa kan selalu sama Taehyung, dan mungkin nanti—posisi Taehyung yang selalu nemenin Jungkook bakal hilang gitu aja.
"Dek,"
Jungkooknya diem. Masih fokus sama ponselnya.
Taehyung hela nafasnya, udah dua hari ini—Jungkooknya ga terlalu banyak ngomong apapun ke Taehyung.
Cukup jawab seadanya.
Udah, gitu aja.
Si tampan ambil cola di kulkas, terus jalan kearah sofa dimana si manisnya itu berada.
Berdiri tatap Jungkooknya yang masih diem aja, gak ada respon apapun.
"Sayang,"
Taehyung berceletuk rendah sekali.
"Hm,"
"Sini tatap dulu,"
Jungkook akhirnya hela nafas pelan, ponselnya disimpen di sebelahnya.
"Apa?"
Taehyung tenggak colanya sejenak,
"Jangan diem terus, sini bicara."
"Hm, ini bicara." jawab si manis.
"Ya tapi ngga gini, kamu beda." kata Taehyung sekali lagi.
Jungkook naikin alisnya sebelah, tatap Taehyung dari bawah.
"Beda gimana?"
"Semenjak bilang mau ldr, kamu irit bicara."
Skak.
Jungkook auto diem. Mematung ditempat, palingin wajahnya ke sembarang arah.
"Tuhkan, diem lagi."
"Ya abis aku bingung, harus jawab apa?"
Taehyung berdehem, duduk disebelah Jungkooknya, agak jauh sih, ngga deket amat.
"Kamu gamau kalau kita LDR?"
Jungkook langsung nengok.
"Kamu pikir?"
"Ya kamu diem terus, berarti kamu ga setuju?" kata Taehyung dan dibalas sama Jungkook cuma mematung.
"Bukan ga setuju, tapi aku belum siap ditinggal jauh."
"Jung, ini demi kebaikan aku juga. Buat masa depanku juga. Apa kamu gamau aku sukses?"
Jungkook berdecak.
"Bahkan ucapan aku ga kamu respon lebih. Kalo aku bilang ga siap ditinggal, ya gak siap, Kak."
Ngotot.
Itulah sifat Jungkook.
Taehyung hela nafasnya.
"Ngga lama, sayang. Cuma enam bulan."
Jungkook balik badannya agak brutal,
"Enam bulan? Itu ga lama kata kamu? Huh?"
"Pikir, Kak."
"Kok kamu jadi egois gini?" Taehyungnya bersuara.
"Aku? Egois? Aku tanya, yang egois disini aku atau kamu?"
"Kamu lah, kamu ga mau liat aku sukses?"
Masih belum ada yang mau ngalah nih, sob.
"Aku mau—tapi"
"Oke, aku tangkap kamu gamau tinggal, bener?" pertanyaan Taehyung buat Jungkook bungkam.
Taehyung hela nafasnya.
"Dek, kita ini udah berapa tahun sih pacaran?"
"Dan kamu masih se-egois ini? Aku—kesana pun untuk belajar, untuk mengejar cita-cita aku, supaya aku sukses. Masa depanku cerah,"
"Lalu abis itu, aku bisa nikahin kamu secepatnya kalau akunya udah sukses."
"—Bener?"
Jungkooknya total diam. Gak jawab apapun. Masih ga bergeming sama sekali.
Pikirannya kemana mana, ucapan Taehyunh emang disetujui, dan ada bapernya juga disana.
Aduh, bawa-bawa masa depan segala!
Ngajak nikah pula!
Dasar.
"Toh disini pun, aku ga bakal biarin kamu sendirian selama aku tinggal."
"Ada Kak Jin, ada Jimin, kalau mau—aku panggil Kak Yoongi buat temenin kamu disini, mau?"
"Apasih kok malah mau ajak orang lain!" Jungkooknya mencebik.
"Kan biar kamu ada temennya, sayang."
Jungkook gigit bibir bawahnya gusar.
"Kalau aku boleh jujur, Kak."
"Aku gak perlu mereka, "
"Kak Jin, Kak Jimin, ataupun Kak Yoongi—aku ngga butuh.."
Taehyung kerutin dahinya bingung.
"Lalu maumu gimana? maunya apa?"
"Aku maunya sama kamu, udah. cukup."
Dan disana, Taehyung kembali bungkam atas pernyataan yang dilontarkan si pacar.
"Kamu tau sendiri aku gimana? dari dulu? kan?"
Taehyung hela nafasnya pelan.
"Sayang? kamu harus belajar mandiri dulu untuk saat ini."
"Jangan kamu biarin hidup kamu, selalu bergantung sama aku."
"Ditinggal ke London aja kok, selama enam bulan. Yakin ga bisa?"
"Yakin gamau nyoba?"
"Jungkook, kamu ini udah dewasa—masa hal kayak gini harus kamu perpanjang?"
"Aku study disana ya ujungnya buat kebaikan kita juga."
"Jangan egois."
"Jangan posesif dulu."
"Belajar dewasa, ya Jungkook?"
Belajar dewasa, ya Jungkook?
Oh, mana kata 'sayang' ya?
Hilang ya?
Waduh:)
