My Boyfriend a Vampire

Chapter 1

Disclaimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Happy Reading 😉

•
•
•
•
•

Vampir adalah sebuah tokoh mitologi dan legenda yang hidup dengan memakan intisari kehidupan yang biasanya dalam bentuk darah dari mahkluk hidup lain. Dan mahkluk yang bernama Vampir itu hanya ada di dalam cerita-cerita jaman dulu yang merupakan sebuah dongeng semata, atau cerita dalam novel juga film.

Banyak orang di jaman sekarang tidak mempercayai mahkluk supranatural atau hal-hal berbau mistis karena mengandalkan logika, bukan kepercayaan dimana orang-orang yang hidup pada masa ribuan tahun lalu sangat memiliki kepercayaan tinggi terhadap hal-hal berbau mistis bahkan sangat percaya adanya mahkluk bernama Vampir dan semacamnya.

Biasanya sosok Vampir digambarkan menyeramkan dengan tubuh terlihat pucat pasi seperti mayat hidup, tubuhnya dingin sedingin es, bayangan tubuhnya tidak nampak di cermin, takut dengan sinar matahari karena bisa membakar tubuh mereka hingga menjadi debu, tak tahan dengan bawang putih dan benda-benda yang terbuat dari perak karena bisa membunuh mereka.

Makanan utama bangsa Vampir adalah darah manusia, dan setiap manusia yang di gigit Vampir akan mati atau menjadi Vampir juga dan kala itu sosok Vampir begitu menjadi momok menakutkan bagi masyarakat bahkan orang-orang di jaman dulu takut keluar rumah di malam hari terlebih jika di malam bulan purnama.

Waktu dimana puncak kekuatan spiritual bagi bangsa iblis termasuk dengan bangsa Vampir.

Namun sepertinya yang di jelaskan orang-orang selama ini mengenai sosok Vampir yang menyeramkan, seperti monster tidak semuanya benar terlebih bagi pemuda bersurai hitam sekelam malam, bermata sekelam malam, berkulit putih seputih salju, sosoknya digambarkan begitu rupawan serta mempesona siapa saja yang melihatnya khususnya kaum hawa.

Berdiri di atas sebuah gedung bertingkat bermandikan cahaya bulan purnama, kedua mata kelam miliknya menatap bingung sekaligus heran pemandangan yang tersaji di depannya yaitu suasana kota di malam hari dimana menurutnya begitu berbeda, kota terlihat sangat terang dan gemerlap di penuhi banyak cahaya lampu serta di hiasi suara bising dari benda-benda beroda itu entah apa namanya karena baru pertama kali melihat.

Baru beberapa jam dirinya terbebas dari kurungan yang membelenggu namun saat ke luar melihat dunia luar, semuanya sudah berubah dan berbeda jauh.

Dunianya kini sudah tidak sama lagi seperti dulu dimana pada waktu itu begitu indah, tenang, masih banyak kunang-kunang terlihat, tidak ramai dan sebising seperti sekarang.

Mungkin dia sudah terlalu lama tertidur tidak menyadari kalau dunia sudah berubah, dan berkembang sangat pesat, tidak sama seperti dulu lagi namun ada satu hal yang tak akan pernah berubah sampai kapan pun yaitu rasa cintanya pada wanita cantik bersurai kuning panjang.

"Shion." Lirihnya penuh rindu.

Matanya terpejam membayangkan wajah gadis cantik bersurai kuning panjang tersebut, dimana sosoknya begitu dia rindukan dan paling ingin ditemui saat pertama kali terbebas dari belenggu yang mengikatnya selama ribuan tahun.

Bagaimana pun caranya akan dia temukan kembali belahan jiwanya yang hilang dan kali ini akan dia pastikan kalau mereka berdua tak akan pernah terpisah lagi seperti waktu itu.

Namun selain menemukan kembali belahan jiwanya dia juga harus membalaskan dendam pada Pendeta itu karena sudah mengurungnya bahkan membunuh satu-satunya wanita yang dicintainya, Shion.

Akan dia pastikan kalau setiap keturunan Pendeta itu akan menerima balasan darinya berkali-kali lipat bahkan lebih menyakitkan dari kematian.

Kedua sayap hitam sepekat malam muncul di punggungnya menandakan kalau kekuatan spiritual miliknya perlahan kembali walau belum sepenuhnya namun bukan masalah besar karena hanya dengan menghisap darah beberapa orang maka kekuatannya akan kembali seperti semula.

Tubuhnya melayang terbang ke atas langit dengan kedua sayap hitam di punggung, tujuannya adalah pergi mencari gadis yang sudah membangunkan dirinya dari tidur panjang.

Memastikan gadis itu Shion atau bukan.

"Aku datang, manis."

Bersambung