Chapter 3

1.6K 230 44
                                    

Discalimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Selamat membaca (≧▽≦)





Wajah cantik alami Hinata tanpa olesan make up terus menunduk menatap takut serta gugup lantai koridor kampus yang terbuat dari marmer kualitas terbaik berwarna cokelat, mencoba mencari perlindungan dari tatapan para gadis yang membuat punggung dingin.

Tangan mungil Hinata terus mendekap erat buku tebal yang di pinjam beberapa hari lalu dari perpustakaan kampus guna mencari informasi untuk tugas kuliahnya sekaligus melindungi dari tatapan dingin menusuk para gadis di kampus yang di temui selama berjalan di koridor menuju kelasnya di lantai lima.

Bukan tanpa alasan para gadis bersikap dingin, sinis dan tidak bersahabat pada Hinata.

Pemicu alasan utama dari sikap mereka adalah pemuda tampan bersurai raven yang sedang berjalan di sebelah Hinata kini.

Dimana sosoknya sangat begitu menawan dan memikat hati siapa saja yang melihatnya. Pemuda tampan tersebut adalah mahasiswa baru, pindahan dari luar negeri yang sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan para gadis kampus. Selain memiliki paras tampan rupawan, pemuda bernama lengkap Sasuke Uchiha itu juga kaya raya terbukti dengan mengendarai sebuah mobil sport keluaran terbaru ke kampus. Dan tentu saja hal itu menjadi nilai plus bagi Sasuke di mata para gadis materialistis.

Mata seindah bulan Hinata diam-diam melirik takut pada pemuda tampan di sebelahnya, sosok Sasuke benar-benar menawan sekaligus penuh misteri karena aura Sasuke tidak terlihat seperti manusia pada umumnya atau itu hanya perasaannya saja yang terlalu berlebihan.

"A..."

"Kau sudah sarapan?" Tanya Sasuke menyela perkataan Hinata.

"Hah?!" Hinata terbengong mendengar pertanyaan Sasuke padahal ada hal yang ingin disampaikan.

Seulas senyuman menghias wajah tampan Sasuke, tanpa mendengar jawaban dan meminta ijin Sasuke sudah menarik tangan Hinata, membawanya ke arah kantin kampus tidak memperdulikan tatapan iri sekaligus penuh cemburu para gadis ingin di ajak juga.

Teriakan penuh kecewa terdengar setelah Sasuke dan Hinata pergi menjauh meninggalkan area koridor kampus.

Jujur saja sebenarnya Hinata belum sarapan, tadi malam menu makan malamnya hanya semangkuk ramen instan jadi ajakan Sasuke untuk sarapan di kantin apalagi di traktir seharusnya membuat Hinata senang karena makan gratis tapi rasa laparnya menguap entah kemana, teriakkan cacing di perutnya sudah tidak terdengar lagi, Hinata tiba-tiba mendadak merasa kenyang tidak berselera makan padahal Sasuke membelikan nasi dengan toping daging untuknya.

"Kenapa hanya melihatnya saja, makanlah," Sasuke memberikan sumpit pada Hinata menyuruhnya untuk makan.

Hinata menerima sumpit pemberian Sasuke dengan perasaan tak enak. "Terima kasih," ucapnya gugup.

Tangan kanannya menopang dagu, sambil mengamati ekspresi wajah Hinata yang begitu menggemaskan juga manis ketika makan.

Wajah Hinata tertunduk dalam menyembunyikan wajahnya dari tatapan tajam para gadis di sekitar kantin yang malam diam-diam memperhatikan sambil melemparkan pandangan tajam menusuk dipenuhi rasa iri. Hal hasil nafsu makan Hinata hilang menguap entah kemana hanya memandangi makanannya.

My Boyfriend a VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang