Kilatan petir masuk dari celah tirai yang berterbangan tertiup angin membuat ruang gelap gulita itu menjadi terang. Lantai marmer berwarna cerah itu digenangi darah dan beberapa pecahan beling dari segala perabot rumah yang jatuh berserakan mengelilingi dua mayat sepasang suami istri yang telah meregang nyawa.
Di depannya, seorang gadis muda duduk bersandar di dinding dengan keadaan perut robek yang terus mengeluarkan cairan pekat berbau anyir yang mengotori gaun tidurnya malam itu. Nafasnya terengah, ia telah duduk di sana sejak tengah malam hingga langit kini nyaris menampakkan matahari terbit di ujung sana beberapa jam lagi.
Di luar sedang hujan badai, teriakannya yang tak seberapa itu tak akan mampu terdengar hingga keluar dari rumahnya yang terlalu luas. Rumah-rumah yang berada di sekitarnya tak akan pernah tahu jika baru saja terjadi pembantaian di rumah gadis muda yang sedang sekarat.
Tubuh gadis itu menggigil kedinginan di atas lantai marmer. Rasa sakit dari luka robek di perutnya telah berlalu sejak beberapa saat. Digantikan tubuhnya yang kini mati rasa seiring darahnya yang menggenang di sekelilingnya.
Matanya setengah terpejam terus menangis menatap dua mayat orang tuanya yang tepat berada di depan mata. Saling melotot seolah menunjukkan ketakutan dan kesakitan yang keduanya alami sebelum ajal menjemput mereka berdua. Menyisakan si putri bungsu kesayangan keluarga sendirian di rumah besar yang seluruh penghuninya tewas terbunuh.
Bahkan untuk mati di tengah-tengah mayat ayah ibunya itu tidak mampu di lakukan oleh si gadis muda yang kini sekarat. Tubuhnya tak dapat bergerak karena hilang tenaga. Deru nafas yang semula terengah kini menjadi lebih tenang. Seiring kedua manik madu miliknya yang perlahan menutup dengan pelan.
Ia akan mati. Kesadarannya telah berada di ujung batas.
Dan hal terakhir yang dapat ia dengar di tengah-tengah gemuruh badai di luar sana adalah suara seorang pria yang seperti berbisik tepat di telinganya. Mengatakan sesuatu sebelum akhirnya ia pergi menuju kematian.
"Bertahanlah, sayang. Kau telah berjanji padaku untuk kembali"
TBC
Kes, 040720
![](https://img.wattpad.com/cover/231796194-288-k833115.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forest of Destiny | Nomin ✔
FanfictionDi malam pembantaian berdarah itu, seharusnya ia mati bersama seluruh penghuni rumah. nomin-jaeyong-jaejae-2jae