Ruang BK

948 55 3
                                    

“ARKANA MAU KEMANA KAMU HAH?!”

Seruan bu Endang atau guru bk itu kini menggema di koridor, mengejar seorang murid laki laki yang kini terus menghindari nya, murid murid lain pun kini menjadikan nya tontonan gratis lewat jendela kelas masing masing layaknya menonton tom and jerry yang sedang kejar kejaran.

Arkana Dewantara.
Ya, siswa itu kini sedang dalam masalah besar, ia baru saja ke gep terlambat dan masuk lewat pintu belakang oleh guru bk.
Padahal hari hari sebelum nya, Arkana tidak pernah terciduk seperti ini, namun mungkin takdir baik kini tidak datang kepadanya.

Aksi kejar kejaran itu berlangsung cukup lama, hingga akhirnya Arkana pun membungkuk lalu sesekali mengatur nafasnya yang memburu, lalu mengelap keringatnya yang sedari tadi bercucuran.
Persetan dengan hukuman dari bu Endang, toh selama apa pun Arkana lari ujung ujung ia akan dihukum juga, bodohnya kini Arkana baru kepikiran.

“MAU LARI KEMANA LAGI KAMU?!”
Tanpa ba bi bu, jari jempol dan telunjuk bu Endang kini sudah mengait di telinga Arkana, lalu ia memelototkan matanya, melihat Arkana yang kini sudah kesakitan bukan main.

“Eh ampun bu, saya gak lari lagi”
Arkana meringis kesakitan, lalu berusaha melepaskan jeweran itu dari telinganya, namun hasilnya gagal, bu Endang kini malah menyeret nya menuju ruang bk dengan tangan yang masih setia menjewer Arkana.
Nasib...nasib.

“Aw aw aduh bu, bisa copot kuping saya nih” Kata Arkana saat bu Endang melepas jeweran nya, sambil mengelus telinga nya itu.

“Sekalian aja copot dua dua nya, punya kuping kok ga bisa ngedenger guru ngomong, mau kamu apa sih Arkana?ga bosen kamu ke ruang bk mulu?!”

“Mau saya bu?emm..saya sih mau nya-”

“JANGAN MENGALIHKAN PEMBICARAAN!”
Ebusyet, ngegas lagi aja ni bu Endang.

“Saya bosen liat kamuuu terus yang masuk ruang bk, gada kapok kapok nya kamu itu?!”
Lanjut bu Endang, lalu setelah itu ia memijat pelipisnya sendiri dengan tangan nya.

“Saya nggak bosen lah bu, kan ada bu Endang cantik disini, lagian kan saya mau silaturahmi ama ibu, kan kemarin sekolah libur nih, jadi kan ibu gak ketemu saya ya siapa tau bu Endang kangen gitu” tutur Arkana dengan senyuman manisnya.

Kalau saja bu Endang ini anak muda, sudah dipastikan ia klepek klepek saat itu juga, perempuan mana coba yang tidak suka melihat senyum disertai lesung milik Arkana? Hanya perempuan aneh yang akan menolak ia untuk menjadi pacarnya, mungkin.

“Mau hukuman apa lagi kamu?”
Kini suara bu endang tidak se kencang tadi, mungkin ia lelah saudara saudara.

“Terserah ibu sih, ga dikasih juga gapapa, saya ikhlas dunia akhirat.”

---

“Eh Aletta, bisa tolong bawain ini ke ruang Bk ga? gue tiba tiba dipanggil Ka Fathur ke ruang osis, tolong banget ya?” pinta Vannesa saat berada di lab IPA. Saat ini kelas 11 IPA2 sedang melaksanakan penelitian di lab.

“Oh yaudah, sini kertasnya”
Aletta kini mengambil alih setumpuk kertas yang tadinya berada di tangan Vannesa.
Ia pun dengan senang hati memberinya, lalu keluar untuk menemui Fathur seperti yang ia tadi katakan kepada Aletta.

“Meta, temenin ke ruang bk dong”
Kata Aletta kepada meta yang kini sibuk dengan botol botol kimia nya, lalu sesekali mencatat sesuatu pada buku tulis.

“Aduh maap Al, gue belum selese nih, lo sendiri aja deh” Tolak Meta tidak enak.

“Ya, yaudah deh” dengan terpaksa, Aletta pun harus ke ruang bk sendirian, bukan tanpa alasan ia meminta Meta menemaninya, ia hanya risih saja jika berjalan sendirian di koridor, apalagi jika ada anak laki laki nongkrong di pinggiran tangga dan menggodai siswi yang sedang lewat, rasanya ingin sekali Aleta menggorok nya.
Namun nyatanya yang berani meladeni siswa itu hanyalah Meta, gadis yang penuh dengan ke bacotan nya.

Benar saja, baru saja diomongin, kini para lelaki itu sudah berada di hadapan Aletta.
Mampus deh gue- batin Aletta

“Eh Aletta, mau bang Arka bantuin ga?” Tawar salah satu diantaranya, sambil maju menghadap Aletta.

Yap, itu Arkana Dewantara.
Selesai membersihkan wc tadi, pria itu kini malah membolos pelajaran.
Benar kata bu Endang ‘ga ada kapoknya’.

Aletta masih terdiam, bingung harus menjawab apa. Mungkin jika Meta ada disini mereka sudah habis di ocehi olehnya.
Sayangnya Meta tidak ada.

“Kok diem sih?sini ab-”

“JANGAN DEKET DEKET!”
Jedyar, sambar Aletta ketika Arkana ingin mengembil tumpukan kertas dari tangan nya. Entahlah, Aletta hanya spontan saja berteriak seperti itu.

“Buju bustrak, biasa aja kali neng”
Kata Gavin sambil terkekeh pelan, melihat wajah Aletta yang menampakan ekspresi tak bersahabat untuk mereka semua.

“Wah Ar, baru kali ini ada yang nolak lo” Ucap salah satu diantara mereka, Aletta tidak tahu betul siapa namanya karna yang biasa ia lihat hanya Arkana, Gavin dan Stevan.

“Dia cuman lagi malu malu kucing aja, ya kan sayang?” Kini Arkana mengeluarkan jurus andalan nya, senyuman manis beserta kedipan di sebelah matanya yang membuat Aletta ingin muntah saat ini juga.

“Minggir!”
Aletta berusaha menyingkir kan mahluk aneh itu, namun nyatanya mereka malah terkekeh pelan, apanya yang lucu?.

“Eh temen lo yang satu lagi kemana tuh?” Tanya Stevan sambil celingak celinguk, mungkin orang yang dimaksudnya adalah Meta.

“Gue bilang minggir! Lo pada budek berjamaah ya?!” Hancur sudah benteng kesabaran Aletta, ingin rasanya ia bisa terbng agar bisa pergi dari empat playboy sejoli di depan nya ini.

“Iya deh minggir, apasi yang nggak buat kamu ” Satu kata untuk Arkana, EWH. Setelah Arkana mengatakan itu, Aletta pun berhasil melewati ia dan teman teman nya, lalu mempercepat langkah kakinya.

“HATI HATI CANTIK!AWAS NTAR KLEPEK KLEPEK SAMA BANG ARKA”
Teriak Arkana dari kejauhan.

“STRES!” Balas Aletta tak kalah kencang.

🍃🍃🍃

Vote dan coment kalian sangat berharga gais, jangan lupa pencet tombol bintang dibawah wkwk:)
Next ga ni?
-Author

ALETTARKA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang