Terbiasa

209 16 2
                                    

Hubungan ‘kontrak’ Arkana dan Aletta kini sudah berjalan sekitar dua minggu.
Aletta kini sudah sedikit terbiasa dengan perlakuan manis Arkana dan juga ke playboy an nya yang tidak pernh hilang.

Terkadang Aletta merasa dibawa terbang ke awan awan, dan terkadang pula ia merasa jatuh ke laut yang paling dalam.

Namun semua yang Aletta rasakan kini bukan sepenuhnya salah Arkana.
Toh Aletta tidak pernah mengetuhui sampai saat ini perasaan apa yang ia simpan ke pacar kontrak nya itu.

                                🍃🍃🍃

“Mau kemana sih?”
Tanya Aletta, pasalnya kini ia sedang berada di mobil Arkana setelah pria itu menjemputnya, tanpa memberitahu kemana tujuan mereka.

“Kepo”
Jawab Arkana yang fokus pada jalanan depan nya yang ramai dengan penghuni jalanan, karna ini malam minggu, jadi jalanan lebih ramai dari biasanya.

“Nyebelin!”

“Emang, tapi ngangenin kan?”

“pede”
Seperti biasa pula, Arkana sudah terbiasa dengan kata kata cuek bebek yang dilontarkan Aletta untuknya.

Perjalanan yang ditempuh malam ini untuk ke tujuan Arkana menghabiskan sekitar tiga puluh menitan, namun gadis disampingnya?gadis itu kini malah terlelap dalam tidurnya.

“Ay, bangun dong, udah sampe”
Arkana menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantik Aletta, terlihat gaids itu sedang tertidur dengan sangat tenang. Kalau sekarang Aletta tersadar, mungkin saat ini Arkana sudah dijambak karna berani menyentuh wajah nya.

Arkana memutuskan untuk keluar lalu membangunkan Aletta lewat pintu samping.
Lalu berjongkok untuk melihat wajah Aletta lebih jelas.

“Ay bangunnn”
Arkana menepuk nepuk pipi Aletta.
Aletta pun tersadar, dan menyingkirkan tangan Arkana yang sedang memainkan pipi Aletta.

“Kita dimana?”
Aletta mengucek ngucek matanya.
Membuat Arkana gemas melihatnya.

“Kumpulin dulu nyawa nya, baru banyak tanya kayak biasa lagi”

---

“Ar, naik itu ya?”
Pinta Aletta, menunjuk salah satu wahana kincir angin yang paling terlihat mencolok di alun alun malam ini.

Yap, Arkana mengajak nya ke sebuah alun alun yang hanya dibuka setahun sekali.
Arkana yakin, bahwa Aletta akan menyukai tempat ini, lihat saja sekarang, gadis itu berjalan mendahului Arkana seakan Arkana adalah bodyguard nya.

“Lo ga cape?gue aja yang liatnya capek”
Arkana menggeleng pelan melihat tingkah laku Aletta yang jauh berbeda 180°.
Kini Aletta jadi lebih kekanakan dari sebelum nya, apa Arkana salah tempat?.

“Ishhh kalo main nya segitu doang ngapain coba jauh jauh kesini” Aletta memutar bola matanya, padahal sekarang Aletta sedang semangat empat lima jalan bersama Arkana, tidak seperti bisanya.

“Iya iya”
Arkana kini berjalan kearah konter tiket, membuat Aletta kini tersenyum senang.

“Hm, ay”
Kata Arkana saat mereka tengah berada di kincir angin, sebelumnya mereka hanya terlarut dalam pemandangan di bawah, nmun kini Arkana membua obrolan.

“Apa?”

“Kontrak nya boleh di perpanjang lagi ga?”
Tanya Arkana ragu. Sebenarnya ada rasa penyesalan di dalam benaknya karna ia hanya meminta jangka waktu dua bulan, karn menurutnya kini ia sudah sangat nyaman berada di samping Aletta.

Entahlah, rasa nya yang ini berbeda dengan rasa kepada perempuan lain yang bisa dibilang hanya sebuah rasa ‘penasaran’.

“Kontrak apa?”
Tampaknya gadis itu belum menyadari ke mana arah pembicaraan Arkana.
Ia masih asyik memakan permen kapas nya sambil melihat kearah luar.

“Masa lupa sih?” Arkana menggaruk tengkuknya yng tidak gatal.

Tak ada balasan dari Aletta ia hanya mengangkat bahunya seolah berkata 'gatau' dengan caRa singkat padat dan jelas.

‘Gue takut jatuh cinta sama lo, Ar’

----

GAIS
BENTAR LAGI CERITANYA SELESAI DENGAN CARA NGEGANTUNG NIH,
HMM MAAF YA:(

ALETTARKA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang