BAB 1 : AMARAH DIORA

2.2K 154 0
                                    

Pagi hari yang cerah dan damai, bisa memasak itu lah yang di inginkan oleh wanita berparas cantik Diora kim, tapi pada nyatanya itu tak mungkin bisa terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari yang cerah dan damai, bisa memasak itu lah yang di inginkan oleh wanita berparas cantik Diora kim, tapi pada nyatanya itu tak mungkin bisa terjadi. karena selalu ada saja masalah yang diakibatkan oleh dua orang lelaki, yang tinggal satu atap dengannya. Seperti saat ini, teriakan keduanya membuat diora jengah, dan ingin sekali menyumpalkan kain lap kotor yang sedang ia pegang, kepada dua orang itu.

"Sayang dasi aku dimana?" Teriak sang suami kainan kim dari kamar utama mereka.

"Ami kaos kaki aku yang putih mana ya?" Kini giliran anak semata wayangnya gustav alvaro kim yang berteriak.

Diora menarik nafas dalam-dalam, guna menetralkan amarahnya, sungguh ia paling tidak suka jika acara memasaknya diganggu!
setelah merasa sedikit lega, ia pun bergegas menuju kamar gustav.

"Apa sih aa', teriak-teriak terus, sakit telinga Ami dengernya." Ucap diora sembari berkacak pinggang.

Sedangkan yang dimarahi hanya tersenyum lebar, "Hehe maaf ami, aku tadi cari kaos kaki putihku, tapi nggak ketemu-ketemu mi."

"Udah kamu cari di lemari?" Tanya diora sembari berjalan menuju lemari gustav

"Udah mi tapi nggak ada di lemari."

Diora dengan segera membuka lemari sang anak, dan terkejut melihat isi dari lemari itu yang sangat berantakan, ia hanya bisa menghela nafas, lalu segera mencari keberadaan kaos kaki gustav.

"Ini apa?" Tanya diora sambil mengangkat dua pasang kaos kaki putih.

Gustav kembali tersenyum lebar, sembari mengambil kaos kaki miliknya.

"A' nanti pulang jangan main dulu beresin lemari kamu." Ucap diora dengan tegas.

"Yah tap...", gustav yang hendak protes tiba-tiba terdiam, melihat tatapan sang ibu yang menusuk.

"Ii..iya iya, gustav langsung pulang nanti."

Setelah selesai dengan sang anak, kini diora beralih menuju kamar pribadinya beserta sang suami, tapi baru saja membuka pintu diora di kejutkan dengan penampakan baju yang berserakan di atas tempat tidur.

"Astaga kainan!! kamu ini apa-apan sih??!" Sentak diora penuh emosi.

Kainan hanya tersenyum mendengar teriakan dari istrinya, jujur saja ia sangat ketakutan sekarang melihat istrinya mengomel, tapi mau bagaimana lagi, ia butuh diora untuk mencari dasi yang hendak ia pakai, "Hehe aku cari dasi yang, tapi nggak ada."

"Iya aku tau tapi nggak usah ngacak-ngacakin lemari juga, kamu tau nggak aku capek-capek nyetrika ini semua, terus dengan entengnya kamu acak-acakin gitu aja? cuma karena cari dasi loh kai, astaga." Diora memijat pelipisnya pelan, tiba-tiba ia merasa pening melihat tingkah suaminya ini.

"Maaf yang aku nggak tau, nanti aku setrikain balik deh." Ujar kainan mencoba merayu sang istri agar tidak marah padanya.

"Harus!! Memang harus kamu setrika ulang semua baju, dan celana yang kamu acak-acak ini, dan ini dasi kamu, mangakanya cari dari itu pakek mata." sarkas diora, langsung saja wanita paruhbaya itu keluar dari kamar, meninggalkan kai yang hanya bisa menunduk, istrinya itu memang sangat menakutkan jika sedang marah.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sarapan di kediaman Kim kini terasa menegangkan, karena sang nyonya besar sedang dalam mood yang benar-benar tidak baik, salahkan saja suami beserta anak semata wayang mereka, yang membuat diora harus berteriak, dan mengeluarkan emosi di pagi hari.

"Kalau sudah selesai letakan di washtafel saja." Ucap diora singkat, sembari, membereskan piring sisa ia makan.

Kedua pria yang berada di sana hanya bisa mengangguk paham, tak ada yang berani membantah.

"Ini semua gara-gara abi pokoknya!" Ucap gustav sambil menatap sengit abinya.

"Loh kok Abi sih a', kamu tuh nyari kaos kaki aja nggak bisa." Ucap kainan yang tak mau kalah.

"Ya Abi tuh, masak nyari dasi aja semua baju di keluarin dari lemari."

"Kalian mau berantem terus, apa berangkat??!" Ujar diora yang tiba-tiba sudah berada di depan pasangan ayah dan anak itu.

Membuat keduanya dengan segera memberesakn peralatan makan, dan berangkat menuju tempat tujuan masing-masing.

"Hah... lelah sekali mengurus dua kim dalam satu rumah." Ujar kyungsoo, tangannya mengibas wajahnya yang sudah memerah akibat menahan amarah.

By : dingi

By : dingi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang