BAB 5 : PETRUS (PEPET TERUS)

490 65 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah mendapatkan nomer handphone wona dari sahabatnya bonon, hari ini di sekolah gustav berencana melakukan pendekatan pada gadis incarannya itu, bahkan saat ini ia tengah berdiri di depan kelas wona, ia berencana mengajak wona makan bersama di kantin.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya siswa siswi kelas ipa 3 berhamburan keluar, gustav menelisik setiap siswi yang keluar dari ruang kelas, tapi tak kunjung melihat keberadaan wona.

"Wona." Ujar gustav saat melihat wona dan temannya keluar dari dalam kelas.

Wona Yang merasa dipanggil pun menoleh, setelah tau siapa yang memanggil namanya memasang wajah masam.

"Mau apa lagi kamu?" Tanya wona dengan nada dingin, membua gustav sedikit ketakutan.

"Emm .. itu.. aku ingin minta maaf, dan sebagai permintaan maaf dariku, aku ingin membelikamu sesuatu untuk makan siang, bagaimana?" Ujar gustav panjang lebar.

"Aku nggak lapar, makasih." Balas wona dengan begitu singkat padat dan jelas.

"Eh... tunggu..." ujar gustav mencoba menghentikan wona yang hendak pergi.

"Aku mohon, sekali ini saja terima permintaan maafku." Lanjut gustav sembari menyatukan kedua tangannya berharap wona mau menerima ajakannya ke kantin.

"Kamu udah aku maafin, dan aku nggak laper, jadi nggak usah maksa."

"Ya sudah, kalau begitu kamu mau keman? biar aku anter." Gustav masih berusaha membujuk wona.

"aku sudah besar, nggak perlu di Anter." Setelah berkata demikian wona melenggang pergi meninggalkan gustav.

Tapi bukan gustav namanya jika ia menyerah begitu saja, ia terus mengikuti wona kemanapun gadis cantik itu pergi.

Sedangkan Wona, ia merasa risih karena sedari tadi gustav terus mengikutinya. Wona pun berhenti tiba-tiba, kemudian berbalik menghadap gustav.

Gustav yang tidak tau wona akan berhenti sedikit menabrak badan gadis idamannya itu.

"Aduhh maaf aku nggak sengaja, kamu sih berhenti mendadak." Ucap gustav, dengan senyum lebarnya.

Sedangkan wona hanya memasang muka datarnya lalu bertanya, "kamu ngapain sih dari tadi ganggu aku terus?"

"Aku mau nemenin kamu aja kok."

"Ga usah, aku nggak perlu kamu temenin ngerti!"

"Tapi.."

Kim familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang