Gustav hari ini absen dari sekolah, sejak kemarin ia menderita demam, dan hingga saat ini belum turun juga. sebenarnya sedari pagi gustav memakasa pergi ke sekolah, karena tepat hari ini di adakan test dalam mata pelajaran bahasa jepang, tapi diora dengan tegasnya tidak memperbolehkan gustav pergi ke sekolah.
Bukan apa-apa demam gustav terlampau tinggi, diora takut jika nanti gustav memakasa, dan terjadi hal yang tidak di inginkan, seperti pingsan misalnya, malah jadi merepotkan teman-teman dan gurunya nanti saat di sekolah, apalagi hari ini dedang ada ujian seperti yang di katakan gustav tadi pagi."Aa' ayo bangun makan dulu, habis makan minum obat." Diora sedikut menggoncang tubuh sang anak agar terbangun.
"Emhh... ami." Ucap gustav lemas.
"Ayo bangun dulu, makan buburnya ami sudah buatkan bubur abalon buat kamu."
Gustav menggelengkan kepalanya, ia sungguh tak merasa lapar sekarang, yang ia rasakan hanya tenggorokannya kering, dan dingin meski sekujur tubuhnya tertutup rapat oleh selimut.
"Aa' nggak mau makan mi, sakit tenggorokannya." Ujar gustav dengan suara paraunya.
"Iya tau, tapi kamu harus makan a', kalau nggak makan nanti nggak bisa minum obat, terus kamu nggak sembuh-sembuh, nyusahin Ami lagi kamunya." Ujar diora sedikit menggoda sang anak.
Sedangkan gustav wajahnya berubah masam, ibunya ini memang selalu terus terang.
"Iya udah gustav makan,tapi suapin ya?" Mata gustav berbinar memohon agar diora menyuapinya.
"A' kamu punya tangan ngga ?" Tanya diora random.
"Ya punya dong mi, ini tangan gustav." Gustav mengeluarkan kedua tangannya dan menunjukkan kedua tangannya yang masih utuh kepada sang ibu.
"Terus kenapa minta suapin?" Tanya diora dengan wajah tengilnya, membuat gustav kembali memasang wajah masamnya.
"Ckk Ami mah, kan gustav sakit, lemes banget badanya ami."
Diora tersenyum setelah berhasil menggoda sang putra. "Hehehe, iya iya Ami becanda sayang, ayo duduk dulu kamu."
Beberapa menit kemudian gustav berhasil menghabiskan makanannya meskipun harus menahan sakit, setelah meminum obatnya kini ia pun tertidur pulas, sedangkan diora masih setia menemani putranya sembari mengusap pelan rambut gustav.
Diora memang sangat menyayangi anak semata wayangnya itu, meskipun gustav nakal atau berulah diora tak pernah bisa marah.
Lalu jika amarahnya sudah tak dapat di bendung, ia akan melakukan silent treatment kepada sang putra, sampai kapan? Sampai gustav menyadari kesalahannya, dan meminta maaf langsung kepada dirinya dan sang suami.15 menit berlalu, Diora perlahan mendekat melihat apakah anaknya sudah benar-bener terlelap, setelah dirasa gustav sudah nyenyak tertidur karena efek obat diora memutuskan keluar dari kamar sang anak, agar gustav bisa tidur dengan nyaman, tapi sebelum itu diora membenarkan letak selimut gustav, lalu mengecup pelan kening putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim family
RandomKisah kehidupan keluarga kim yang penuh warna-warni,kadang bisa segelap hitam, kadang juga bisa secerah kuning. DALAM TAHAP REVISI! By : dingi