BAB 1

91.9K 4.2K 341
                                    

"Frey," Poppy menyenggol lengan wanita di sampingnya. "Gimana? Lo setuju, kan, kita adakan konferensi pers?"

Freya Mikaela, aktris cantik yang sedang naik daun, menoleh sekilas pada perempuan di sampingnya masih dengan kacamata hitam yang membingkai wajah mulusnya. Kedua kaki yang disilangkan tidak jauh beda dengan kedua tangannya, Freya tampak angkuh menatap satu-persatu orang yang ada di sana.

"Konferensi pers untuk minta maaf atas masalah yang gak pernah aku lakukan?" Freya tertawa remeh. "Kalau kalian berhasil datangkan Justin Bieber ke hadapanku sekarang, it's okay, akan aku turuti."

"Freya ...," Poppy berbisik kecil di sisinya, mengingatkan Freya bahwa saat ini yang ada di depannya adalah orang-orang penting. Freya tidak mau peduli. Wanita itu masih angkuh seperti biasanya dan nampak tidak terintimidasi sama sekali.

"Mereka mau memboikot filmku? Mau memboikot acara-acaraku di TV? Cih," Freya bedecih sombong. "Kalian pikir aku peduli?"

Keempat pasang mata yang saat ini memiliki satu fokus nampak memiliki jalan pikiran yang berbeda namun satu pandangan yang sama, Freya Mikaela adalah aktris sombong tak terkira.

"Kalau Mbak Freya mau tahu, karir Mbak bisa hancur karena masalah ini." Salah satu orang penting yang Freya malas sebutkan nama dan jabatannya di tempat ini itu membuka suaranya.

"Karir hancur? Kalian pikir aku takut?" Freya kembali menantang. "Maaf, sama beruang pun aku gak takut. Apalagi cuman hal karir."

Bohong! Freya berbohong. Jangankan beruang sungguhan, boneka beruang pun dia takut.

"Kalau kalian masih mau berdiskusi di sini silahkan saja, aku mau pergi duluan. Karena meeting nggak penting ini waktuku untuk memanjakan diri hancur sia-sia." Masih dengan sikap sombongnya, Freya bangkit dari duduknya.

Stiletto merah, warna yang jarang Freya gunakan itu berjalan menghentak memecahkan sunyi dari tempat tertutup berhawa pendingin ruangan. Saat jari-jari ramping wanita itu membuka pintu kemudian menutupnya, kaki Freya yang semula berjalan penuh percaya diri mendadak melemah seperti jeli. Bahkan Freya tidak sanggup berdiri dengan sempurna jika tidak dibantu berpegangan pada besi di sisi tembok.

Astaga! Apa yang baru saja dilakukannya?! Gila! Seorang Freya Mikaela menghancurkan karirnya sendiri!

*__*

Puas merutuk diri sendiri seharian ini di dalam kamarnya, Freya akhirnya menyerah dengan bersedia menyentuh makanan yang disiapkan asistennya di atas nakas. Sejak kepulangannya dari rapat bersama sutradara dan produser film terbarunya, Freya tidak mau makan apa pun. Karirnya benar-benar di ujung tanduk akibat kesombongannya sendiri. Freya hanya dapat mengubur dirinya di bawah selimut sebelum Poppy benar-benar mengubur dirinya di dalam tanah.

Makan dengan pelan dan tidak begitu meresapi rasa dari ayam panggang yang disiapkan asistennya sebagai makan malam, pikiran Freya sudah melalang buana. Jika karirnya benar-benar hancur nanti, Freya harus apa? Freya harus bagaimana? Apa lebih baik Freya pulang kampung saja?

Pulang kampung!

Tercetus ide cemerlang di kepalanya, Freya langsung meletakan piringnya kembali ke atas nakas dan membuka ponselnya. Setelah memesan tiket, Freya tersenyum dengan gembira. Sepertinya mengatasi Bunda yang marah-marah karena memiliki putri pengangguran lebih baik daripada mengatasi kemarahan Poppy karena tingkah sombongnya.

"Din! Dini! Cepat sini, Dinnn ...." Freya memanggil asistennya dari dalam kamar. Tidak lama, dilihatnya Dini yang yang memasuki kamarnya dengan wajah bingung mendapati wajah artisnya yang semula kusut menjadi sumringah seperti itu.

"Kenapa, Kak?" tanya Dini.

"Tolong bantu aku packing pakaianku, ya, Din. Cepat Din, jangan lama. Jangan sampai Poppy datang duluan." Freya turun dari ranjang, menuju walk in closet miliknya kemudian mengambil koper di sana dan memasukan beberapa pakaiannya dengan tergesa.

Gebetan : Gebet Mantan [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang