BAB 9

15.5K 2.4K 185
                                    

Dari pukul 9 sampai pukul 2 siang hari ini, kegiatan Nare hanyalah memastikan bahwa perlengkapan dan persiapannya untuk ke Malang sudah benar-benar siap. Sadar diri bahwa dirinya memiliki sifat teledor dan ceroboh, Nare akan menghabiskan waktu banyak jika hendak bepergian ke luar kota.

Biasanya, Nare sering pergi ke luar kota untuk mendatangi seminar atau pun melakukan penelitian. Biasanya juga, Nare akan dibantu beres-beres oleh Dian. Namun selain belum bilang bahwa Nare hendak ke Malang, laki-laki itu juga sedang dalam masa mencoba untuk tidak bergantung dengan keluarga Freya. Sudah pernah Nare singgung sebelumnya bukan, bagaimana Nare yang selalu bergantung pada keluarga tetangganya itu?

Sejak kedua orang tuanya meninggal, Nare hidup mandiri dan benar-benar sendiri. Ketika di Meksiko pun Nare sudah tidak bisa menghitung berapa kali dia kehilangan dompet, ponsel serta tasnya akibat kecerobohannya. Entah itu tertinggal di stasiun, atau pun di restoran tempatnya makan. Bukan hanya itu, Nare juga sering kali melupakan berbagai perlengkapan yang hendak dibawanya jika akan bepergian. Entah itu dompet, ponsel ataupun lainnya.

Maka saat perempuan teliti seperti Nath mendekatinya dan sering membantu Nare dalam hal kecerobohannya itu, Nare tidak berpikir dua kali untuk mempertimbangkan Nath sebagai kekasihnya. Selain karena Nare benar-benar sudah jatuh cinta, Nath juga mengingatkan Nare pada ibunya yang teliti dan juga ... mantan pacarnya. Entahlah, Nare hanya berpikir bahwa dia butuh perempuan seperti ibunya dan Nath, juga mantan pacarnya yang malas Nare sebutkan namanya itu di dalam hidupnya. Sayang, hubungannya dan Nath tidak bertahan lama.

Berbeda pandangan terkait hubungan menjadi salah satu alasan mereka putus. Nath yang tidak bisa berhubungan jarak jauh dan tidak mau mengalah untuk ikut Nare ke Indonesia dan Nare juga yang tidak bisa untuk tinggal lebih lama di Meksiko. Nare memaksa untuk mencoba dan Nath menerimanya. Mereka LDR selama 2 bulan sebelum akhirnya Nath memutuskan hubungan mereka karena sudah jatuh cinta dengan laki-laki lain. Nath semudah itu mengakhiri hubungan keduanya.

Tapi, akhir dari hubungannya dengan Nath tidak semenyedihkan ketimbang akhir hubungannya dengan adik Bara. Sampai saat ini, hubungan Nare dan Nath masih baik. Tidak jarang mereka bertukar kabar dan melakukan panggilan video. Nath bahkan sering mengenalkan pacarnya pada Nare setiap wanita itu memiliki kekasih baru. Nare tidak heran. Nath memang terkenal playgirl di lingkungannya. Hanya dengan Nare lah Nath memiliki rekor paling lama berpacaran, yaitu sekitar 1 tahun.

Ponsel laki-laki itu berdering, membuat Nare yang sedang memeriksa check-list barang-barangnya menghentikan sejenak kegiatannya itu dan meraih ponsel yang tergeletak di atas ranjang dan menjawab panggilannya.

"Assalamualaikum, Bude," sapa Nare lebih dulu.

"Waalaikumsalam. Sudah berangkat, Nar?" tanya Bude Dewi di seberang sana.

"Belum, Bude. Nare masih siap-siap. Habis Ashar berangkat."

"Oh begitu. Ya sudah, hati-hati di jalan, ya. Nanti kalau udah berangkat kabari budeh. Oh iya, Akila sudah berangkat katanya tadi naik bus. Kayaknya malam sampai."

"Oh begitu." Nare membalas. "Kila berangkat sendiri Bude?"

"Iya sendiri. Dia habis Ujian Semester langsung berangkat."

"Oh gitu."

"Ya sudah, Bude lanjut di dapur, ya. Kamu hati-hati di jalan. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, Bude."

Kembali meletakan ponsel pada ranjang, netranya lanjut mengitari buku tebal miliknya yang berisi beberapa list tentang barang-barang apa saja yang harus Nare bawa ke Malang. Sebenarnya tidak begitu banyak jika masalah perlengkapannya. Nare hanya membawa beberapa kaos santai saja. Lagi pula dirinya hanya 2 hari di Malang. Hanya saja, Nare cukup banyak membawa oleh-oleh mengingat dia jarang pulang ke sana. Tidak enak rasanya pulang kampung dengan tangan kosong.

Gebetan : Gebet Mantan [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang