Happy reading guys 😇
Jangan lupa Vote and comment ya🕊 🕊 🕊 🕊 🕊 🕊 🕊 🕊
Suasana kelas diliputi keheningan setelah kedatangan seorang guru perempuan di dalam kelas itu, semua siswa sedang merangkum materi untuk pembelajaran hari ini kemudian dikumpulkan diakhir jam pelajaran.
Setelah hampir dua jam berkutat dengan buku dihadapannya, Rosa dan Lisa mengumpulkan tugas rangkuman mereka disusul oleh murid lain lalu kembali ketempat duduk masing-masing. Tak lama terdengar suara bel yang menandakan jam belajar telah usai. Guru yang mengajar pun merapikan barang-barangnya lalu menutup pertemuan hari ini.
Para murid merapikan buku-buku mereka untuk dimasukkan ke dalam tas dan berjalan menuju parkiran untuk pulang kecuali bagi murid yang mengikuti latihan ekstra kurikuler. Seperti halnya Rosa dan Sisca yang bergegas ke ruang ganti untuk berganti pakaian lalu mengikuti latihan musik hari ini.
Keduanya berjalan menuju aula tempat mereka biasanya berlatih, terlihat beberapa murid lain yang telah berada disana juga beberapa coach yang akan melatih mereka. International high school memang menyediakan pelatih terbaik untuk setiap ekstra kurikuler yang ada sehingga tak heran bila biaya untuk bersekolah disini pun tak main-main.
Rata-rata orang-orang yang berasal dari kalangan sosialita saja yang bersekolah disini dikarenakan biaya yang mahal, dan beberapa murid berprestasi yang ikut pada program beasiswa.
Ditengah proses latihan Rosa merasa ingin buang air kecil, ia kemudian menghampiri coach yang khusus melatih timnya untuk meminta izin ke toilet. Sisca yang melihatnya berjalan kearah pintu keluar aula menghampiri.
"Mau kemana Ros?"
"Gue kebelet, ketoilet bentar ya gue" belum juga ia mendapat balasan dari Sisca ia segera berlari karena ia sudah tak tahan.
Untung saja letak toilet letaknya tak jauh dari aula tempatnya latihan sehingga ia tidak perlu Manahan sakit karena lama menahan pipis. Setelah dari toilet ia berjalan dengan setengah berlari agar cepat kembali di aula namun akibat tak memperhatikan jalan ia menabrak seorang cowok yang datang dari arah berlawanan.
Rosa yang tak siap pun terjatuh "awww, bokong gue sakit banget" ucapnya.
"Makanya kalau jalan pake mata, liat jalan bukan nunduk kayak nyari koin aja" ujarnya tanpa berniat membantu Rosa yang terduduk di lantai koridor.
"Ehh, dimana-mana kalau jalan pake kaki bukan pake mata" ujarnya sambil berdiri dan merapikan pakaiannya.
"Dasar nyebelin, nggak nolongin gue lagi kan bokong gue sakit" tambah Rosa namun cowok dihadapannya tak bergeming.
Rosa lalu berjalan meninggalkan cowok yang menurutnya nyebelin pake banget itu, ganteng ganteng kok oon sejak kapan jalan pake mata pikirnya. Sedangkan Avniel menatapnya heran dasar cewek aneh.dia yang nabrak dia juga yang ngomel-ngomel.
Sesampainya di aula ia dibuat heran dengan suasana yang udah sepi, hanya tersisa beberapa murid yang masih merapikan perlengkapan mereka. Ia menghampiri Sisca yang juga tengah menenteng dua tas ransel yang pasti salah satunya adalah milik Rosa.
"Lama banget sih di toiletnya, sampai-sampai latihan udah selesai untung aja masih ada beberapa anak anak yang lagi rapiin ruang latihan'" ujar Sisca ketika Rosa telah berada dihadapannya.
"Udah selesai ya? Kok bentar banget sih latihannya? Biasanya kan sampel sore" sambil mencari handphone yang entah dimana ia letakkan. Tapi seingatnya di dalam tasnya.
"Ini nih kebiasaan Lo, lupa waktu. Ini udah pukul 17.15 Rosa cantik" memperlihatkan jam yang tertera pada layar HP-nya.
Rosa hanya nyengir nggak jelas, ya gimana lagi dia dari tadi nggak memperhatikan jam. Mereka bergegas menuju parkiran karena kata Sisca, Zio sudah menunggu mereka. Memang sudah bukan hal baru lagi bila Sisca diantar pulang oleh Zio karena sejak mereka menjalin hubungan bila sempat Zio akan selalu menjemput adiknya sekalian mengantarkan Sisca pulang.
"Tumben banget lama, gue lumutan nih nungguin Lo" ujar Zio pada adiknya.
"Biasanya juga jam segini kan baliknya, Lo nya aja yang cepet banget jemputnya" sanggah Rosa, enak aja dia yang disalahin.
"Mending kita pulang, ini udah mau malam lo. Yuk sayang" ajak Sisca pada Zio.
Rosa masuk kedalam mobil bagian belakang karena Sisca duduk di samping kakaknya, lagian ia tak masalah asalkan ia pulang dengan cepat. Duduk dimana aja nggak masalah karena ujung ujungnya sampai juga.
Ia menikmati perjalanan sambil memasang earphone di telinganya, karena bila tidak ia akan bosan menjadi obat nyamuk kedua sejoli yang duduk didepannya. Kan malas banget dengerin orang lain mesra-mesraan meski itu kakak dengan sahabatnya sendiri. Tak lama Zio menghentikan mobilnya tepat didepan rumah Sisca. Zio keluar dari mobil lalu membukakan pintu untuk Sisca.
"Makasih sayang" ujar Sisca pada Zio.
"Udah nggak usah lama-lama adegan romantisnya, gerah ni gue. Udah Sis mending Lo masuk sana" Rosa mulai gerah melihat Zio dan Sisca romantis romantisan di depannya. Sisca hanya geleng-geleng kepala mendengar aksi protes sahabat sekaligus calon adik iparnya itu.
"Eh bocah nggak usah protes aelah kagak ada pengertiannya banget jadi adek, makanya cari pacar biar bisa romantis romantisan juga"
"Gue bukan bocah" sebalnya, karena Zio selalu menganggap ia sebagai anak kecil. Begitu pula kedua orangtuanya selalu menganggap ia anak kecil. Padahal kan usianya sudah 17 tahun, ia juga nggak boncel bahkan tubuhnya bisa dibilang body goals banget.
"Udah Yang, kamu balik gih kasian tuh tuan putri udah cemberut entar ngamuk lagi" ejek Sisca pada Rosa yang sudah teramat kesal.
"Lo temen gue bukan sih, nyebelin banget perasaan"
Zio mengacak rambut Sisca kemudian berlalu masuk ke dalam mobil sebelum princess Roseanne ngamuk kan bisa berabe. Zio melajukan mobilnya menuju rumah mereka, Rosa pindah tempat duduk ke depan sebelum Zio menyuruhnya. Karena dulu saat Zio yang mengantar atau menjemputnya bila ia duduk di belakang maka Zio akan marah-marah padanya, Zio merasa seperti supir bila Rosa duduknya dibelakang.
Zio memarkirkan mobilnya setelah mang Ujang membuka pagar kemudian Rosa segera turun dari mobil dan masuk kedalam rumah. Ia melihat kedua orang tuanya sedang menikmati film yang sedang mereka tonton.
Gini nih punya nyokap bokap yang romantisnya tiada tara, sampai anaknya pulang aja nggak nyadar. Segitu fokusnya sama dunia mereka sendiri, pikir Rosa. Tak ingin mengganggu orang tuanya Rosa melangkah menuju kamar karena badannya udah lengket banget dari pagi sampai sore banyak kegiatan.
Sedangkan Zio yang baru memasuki rumah langsung duduk di sofa tepat disamping orang tuanya sambil menyandarkan badannya. Clarissa yang melihat kedatangan Zio mengalihkan perhatiannya pada putranya
"Loh kamu udah pulang, Rosa mana kok nggak keliatan?" Tanyanya melihat yang datang hanya putranya sedangkan putrinya tak kelihatan.
"Dia udah masuk duluan tadi, mama aja kali yang nggak liat"
"Dia langsung ke kamar kali mah, hari ini kan dia latihan jadi Rosa pasti capek banget" tambah William.
(Kak Zio)
🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊
Thanks udah baca...
Jangan lupa Vote and comment
See you again
@nungk11
KAMU SEDANG MEMBACA
AVNIEL {On Going}
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA "gue baru sadar ternyata Lo juga ada sisi baiknya ya, gue pikir Lo cuman tau bikin onar doang" "Makanya don't judge the book by this cover" . . . . 🕊 🕊 🕊 🕊 🕊 🕊 🕊 🕊 "Cinta itu nggak tau situasi dan datangnya tiba-tiba, ta...