SL 3

47 35 9
                                    

Happy reading guys 😇
Jangan lupa Vote and comment ya

🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊





Waktu menunjukkan pukul 21.35 seorang pria dengan celana robek-robek  di bagian lutut dipadukan dengan jaket levis sedang menuruni tangga dengan langkah cepat. Pria tersebut menghentikan langkahnya ketika suara bass menginterupsi pergerakannya.

"Mau kemana lagi kamu malam-malam begini? Papa udah bilang jangan ikut-ikut pergaulan bebas diluar sana, berhenti balapan" ujar pria paruh baya yang dikenal sebagai Jovano Castello ayah dari Avniel.

"Kemana pun aku pergi itu bukan urusan papa" ucap Avniel lalu melangkah meninggalkan rumah tersebut.

"Papa cuma nggak mau sampai terjadi sesuatu sama kamu, jadi anak motor itu berbahaya El"

"Pah aku bukan anak kecil yang bisa diatur atur terus"

"Terserah kamu, dan ingat jangan sampai mama kamu tau kalau kamu nggak ada dirumah"

Avniel mengendarai motornya membelah jalanan dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia baru menghentikan motornya saat sampai disebuah rumah kecil yang bisa disebut sebagai markas geng Black Devil. Black devil sendiri adalah sebuah club motor yang sangat ditakuti di daerah Yogyakarta karena anggota-anggotanya dikenal sadis. Apalagi ketuanya yang dikenal mematikan, hampir semua lawannya kalah telak bila berhadapan dengan sang leader.

Saat memasuki markas Avniel bisa melihat anak-anak sedang bermain kartu ada pula yang bermain game sambil merokok.

"Boss kita udah dateng, gimana nih agenda kita. Kita bakal ngapain malam ini?" Celetuk salah seorang diantara mereka.

"Duduk dulu El" ajak Bryan.

Black devil memang diketuai oleh Avniel, para anggotanya biasa memanggilnya dengan El. Black devil didirikan oleh Avniel dan Bryan saat mereka lulus SMP dan terus berkembang menjadi club' motor terkenal dengan jumlah anggota yang banyak.

"Malam ini kita nggak usah balapan, dan nggak boleh ada satu pun yang melanggar keputusan gue" ujar Avniel.

"Terus kalau nggak balapan kita ngapain El?"

"Kita diem aja dulu malam ini"

"Ya udahlah kita anggep aja malam ini kita libur" sorak cowok bernama Doni.

Avniel mengeluarkan handphonenya mengecek siapa tau saja ada yang penting. Beberapa kali ia memainkan alat pintar tersebut ia menyimpannya kembali pada saku celananya. Lalu bangkit setelah melihat jam yang melingkar pada pergelangan tangannya menunjukkan pukul 22.30.

"Gue balik duluan"

"Hati-hati boss"

🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊


Rosa berjalan kearah kamar kakaknya Zio yang berada tepat disamping kamarnya, ia membuka handle pintu lalu masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu. Terlihat sang kakak sedang berhadapan dengan laptop.

"Kak, temenin gue keluar bentar dong" saat tak ada sahutan dari Zio Rosa kembali memanggilnya.

"Kak Zioooooo" rengeknya. "Mau nggak nemenin?

"Aduuhhhh, kakak lagi sibuk lagi banyak tugas dan lagi dedline banget"

"Yaudah gue perginya sendiri aja"

"Besok aja perginya, ini udah malem"

"Nggak bisa soalnya aku ada yang genting banget, harus dibeli sekarang. Lagian ini juga baru pukul setengah sebelas"

Rosa kemudian berlalu dari kamar sang kakak, kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil sekalian memakai sweater karena malam ini sangat dingin. Ia lalu menuju garasi dan menjalankan mobilnya menuju supermarket yang berada tak jauh dari komplek perumahannya yang memang terbuka 24 jam.

Saat sampai di supermarket ia memarkirkan mobil kemudian bergegas masuk membeli barang-barang yang ia butuhkan, sekalian ia juga membeli beberapa cemilan karena stok dirumahnya sisa sedikit. Setelah dirasa cukup ia membayar belanjaannya dan memasukkan ke dalam mobil.

Diperjalanan Rosa merasa ada yang tak beres seperti ada yang membuntuti dan benar saja ketika melihat pada spion ia melihat sebuah motor mengikutinya dan dari stylenya bisa ia tebak bahwa itu adalah preman. Ia mengerem mendadak ketika preman tersebut menyalipnya lalu berhenti tepat didepannya. Sungguh Rosa sangat ketakutan saat ini dan jalanan sudah sangat sepi.

Ia meraba dashboard sambil melihat kearah preman yang telah turun dari motornya dan berjalan kearahnya. Ia segera mengunci mobil sambil terus mencari handphonenya.

"Mati gue, gimana nih gue lupa lagi bawa hp" ucapnya dengan panik.

"BUKA PINTU MOBIL LO SEKARANG, KALAU NGGAK KITA BAKAL BUKA PAKSA" ujar preman tersebut sambil menggedor-gedor jendela mobil Rosa.

"Aduuhhhh, gue takut banget. Ya Allah bantu hambamu ini"

"BUKA" Teriak preman tersebut.

Rosa sudah sangat ketakutan saat ini, ia hanya pasrah dengan apa yang akan terjadi karena ia tak tau lagi harus bagaimana. Kondisi jalan yang sepi serta lupa membawa handphone melengkapi penderitanya. Tak lama terdengar suara motor berhenti, Rosa mengalihkan pandangannya melihat kearah cowok yang sedang membuka helmnya.

"Mau apa kalian?kalau mau duit jangan ngerampok" ujar cowok tersebut.

"Terserah gue dan bukan urusan Lo, gue mau ngerampok kek mau bunuh orang itu urusan gue" perkataan preman tersebut membuat cowok itu langsung menonjok muka sang preman dan terjadilah perkelahian diantara mereka.

Aksi perkelahian terus berlanjut hingga kedua preman tadi terkapar di aspal, cowok tersebut membersihkan pakaiannya yang kotor akibat pergulatannya lalu menghampiri gadis yang masih berada di dalam mobil.

Tok tok tok
"Lo nggak papa kan?" Tanyanya setelah Rosa membuka kaca mobilnya.

"Iii..iya" jawab Rosa gugup, pasalnya ia tak menyangka bila yang telah menolongnya adalah Avniel cowok ternyebelin di sekolah.

"Lo bawa mobil lo, biar gue ikutin Lo dari belakang" ucapannya lalu berjalan menuju motornya.

Rosa menjalankan mobilnya dengan pelan sambil melirik kearah spion melihat apakah Avniel masih mengikutinya atau tidak dan ternyata Avniel masih mengikutinya. Setelah sampai di depan rumahnya ia langsung memarkirkan mobilnya di garasi dan berlari ke arah gerbang untuk mengucapkan terima kasih pada Avniel namun sayangnya cowok itu sudah pergi.

"Belum juga gue bilang makasih udah ngilang aja tuh orang" ucapnya sambil memasuki rumah dengan membawa belanjaannya.

"Kok lama banget sih?" Tanya Zio yang muncul dari arah dapur.

"Gue tadi dihadang sama preman" jawabnya singkat, ia masih kesal karena gara-gara Zio tak menemaninya ia jadi mengalami kejadian tadi.

"Preman? Tapi Lo nggak kenapa-napa kan?"

"Nih gue masih hidup, masih utuh juga raga gue"

"Ya maksud gue nggak gitu"

Rosa melenggang ke kamarnya, ia masih syok dengan kejadian tadi. Tapi yang lebih membuatnya syok karena yang menolongnya adalah seorang Avniel.

"Tuh orang baik juga ternyata, gue pikir nggak ada rasa kemanusiaannya"

"Tapi gue belum bilang makasih sama dia, besok aja deh" Rosa terus saja bermonolog sendiri hingga tak sadar tertidur.


🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊


Thanks udah baca...
Jangan lupa Vote and comment
See you again
@nungk11

AVNIEL {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang