SL 9

5 3 0
                                    

Jam pulang sekolah telah tiba Rosa, Sisca dan Lisa berkumpul di parkiran. Awalnya Sisca dan Rosa ingin pulang duluan karena Lisa akan pulang bersama Bryan namun Lisa melarang mereka pulang sebelum Bryan datang, katanya sih nggak mau nunggu sendiri.

“masih lama nggak sih? Lemes nih gue mana ngantuk lagi” tanya Rosa.

“gue juga nggak tau, katanya sih Bryan kumpul bentar sama anak anak Black Devil” ujar Lisa lesu.

“biasanya lo ikut kalau dia ngumpul” celetuk Sisca.

“iya emang biasanya gitu, cuman lo bayangin aja gue cewek sendiri disana. Nggak enak dong gue sama mereka dan apalagi tadi gue liat si Audrey sama dayangnya ada di sana tambah males gue ikut”

“Audrey? anak IPS yang berantem sama kita di kantin belakang kan?” pertanyaan Rosa dibalas anggukan oleh Rosa.

“emang ngapain dia ikut? Pacaran juga sama anak Black Devil?” tanya sisca penasaran.

“iya, dan lo tau nggak siapa pacarnya Audrey?”

“siapa?”

“Avniel, leader Black Devil. Kalau kata Bryan sih, katanya El itu nggak suka sama Audrey cuman karena udah beberapa kali di tembak sama Audrey makanya dia terima karna capek di gangguin mulu” jawab Lisa panjang lebar.

“pantes aja pas kita berantem waktu itu, El nggak ada belain dia sama sekali” ucap Sisca kala mengingat saat mereka berantem di belakang sekolah.

“gue penasaran sama tipe cewek El, karena belum ada satupun cewek yang berhasil dapetin cinta El kata Bryan”

“feeling gue sih dia suka sama Rosa” celetuk Sisca yang membuat pemilik nama melotot tajam.

“lah kok gue sih? Nggak mungkin ya kali dia suka sama gue, baru juga ditolongin sekali mana mungkin langsung suka. Ngaco” ujar Rosa.

“ya siapa tau aja, cinta nggak ada yang tau kali” ucap Sisca.

“udah nggak usah dibahas lagi, tu Bryan udah dateng” perkataan Rosa membuat Sisca dan Lisa berbalik dan melihat kedatangan Bryan dan beberapa anggota Black devil yang lain menuju kearah mereka atau lebih tepatnya berjalan menuju parkiran motor yang tepat berada dibelakang mereka.

“lama banget sih kamu” ujar Lisa ketika sang pacar Bryan berada dihadapannya.

Baru saja akan bersuara, lisa sudah memotong omongan Bryan dan menariknya menuju motor cowok itu.

“kita pulang sekarang” ujar Lisa dengan nada jutek.

Sedangkan Rosa dan Sisca yang melihat kepergian Lisa dan Bryan dibuat cengo, pergi nggak pamitan lagi sama mereka.

“Lo ngerasa nggak sih kita nggak dianggap sama dia?” tanya Sisca sambil menatap kepergian Lisa.

“kok kita kayak orang bego ya disini, sumpah gue kesel banget. Emang ya Lisa nggak pernah ngeliaat gue bertanduk” ujar Rosa.

“ahhhhhhhhh, gue kesel kesel kesel kesel” umpat Rosa sambil mencak mencak tak jelas.

Tanpa Rosa sadari, kelakuan aneh bin ajaib serta gerutuannya di dengar oleh pria tampan yang sedari tadi memperhatikannya dari kejauhan. Cowok itu adalah Avniel, tingkah laku rosa terlihat menggemaskan di matanya.

“terus kita pulangnya gimana? Hari ini Zio kan nggak bisa jemput kita” tanya Sisca.

“naik taksi ajalah, nggak ada pilihan lain. Lo di rumah gue aja ya, ntar kak Zio nganter lo balik atau nggak nginap aja”

“yaudah, yuk” mereka berjalan menuju halte dan kebetulan banget ada taksi yang lewat.

.........................................................................................................................................

“MAMA... MAMAAAAAA”

“YOUR PRINCESS UDAH PULANG”

“nggak usah teriak juga kali Roseanne” tegur Sisca.

“Rosa jangan teriak teriak, ini rumah bukan hutan” ucap Clarissa mama Rosa yang berjalan dari arah dapur.

“Assalamualaikum mah” ujar Sisca sembari menyalami tangan Clarissa, hubungan Zio dan Clarissa memang sudah diketahui oleh keluarga mereka sehingga Sisca sudah terbiasa dengan untuk memanggil Clarissa dengan sebutan mama.

“loh ada Sisca, mama kangen banget sama kamu sayang” ucapan Clarissa membuat Rosa memutar bola matanya.

“seandainya Rosa kayak kamu, masuk rumah ngucapin salam nggak teriak-teriak kayak tarzan. Buat mama pusing aja”

“perasaan yang putri rumah ini gue, kenapa berasa angin yang tak terlihat ya” Sisca dan Clarissa hanya menggelengkan kepalanya mendengar omelan Rosa.

“udah nggak usah dengerin, sekarang kita masuk kebetulan mama baru aja selesai masak. Jadi kita makan siang bareng” Clarissa merangkul Sisca dan membawanya menuju dapur sedangkan Rosa ia tinggalkan.

“MAMAAAA, tau ah aku sebel” ucap Rosa lalu melangkahkan kakinya menuju kamar dengan kaki dihentak hentakkan.

“perasaan semua orang yang gue temuain hari ini nyebelin banget, kak Zio, Lisa dan sekarang Sisca sama mama”

Setelah membuka pintu kamarnya Rosa segera merebahkan dirinya diatas ranjang queen sizenya. Tubuhny sangat lelah menemani Lisa menunggu Bryan dan sialnya tuh anak nggak pamit lagi. Baru saja ingin memejamkan matanya, ibunya menariknya sehingga membuatnya mau tak mau terduduk.

“apalagi sih mah? Aku capek nih”

“makan siang dulu baru istrahat, pasti kamu laparkan? Nanti maag kamu kambuh lo sayang” nasehat Clarissa pada putrinya itu.

“aku tidur dulu aja ya, soalnya aku capek butuh rebahan” lah malah nego.

“nggak bisa, pokoknya mama bilang kamu harus makan SE...KA...RANG” Clarissa menekan kata sekarang yang menandakan ini perintah.

“mager mama” rengek Rosa.

“nggak usah banyak alasan, sekarang cuci muka mama tungguin”

“yaudah aku ganti baju dulu” Rosa beranjak ke kamar mandi setelah mengambil pakaian gantinya.

“cepetan kasian loh Sisca udah nungguin kamu” ujar Clarissa pelan namun masih bisa di dengar oleh Rosa.

Tak lama Rosa keluar dengan wajah lebih segar dan turun menuju ruang makan bersama sang mama. Ia duduk dihadapan Sisca yang telah menunggunya dan mereka pun makan siang dengan tenang.

 Ia duduk dihadapan Sisca yang telah menunggunya dan mereka pun makan siang dengan tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BERSAMBUNG...........

Sorry kalau ada typo
Jangan lupa VOTE and COMMENT
See you....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AVNIEL {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang