Attitude Penulis, Penunjang Cerita Diterbitkan
Ada sebuah rahasia yang baru aja saya ketahui tentang penerbitan. Ternyata, penerbit nggak sembarangan memilih penulis untuk diajak kerja sama. Meskipun ceritanya bagus dan ramai, tapi kalau si penulis antikritik, bakal di-skip sama tim. Kenapa? Dikoreksi pembaca aja dia nggak terima, gimana mau kerja sama dengan editor nanti?
Masih banyak sebenarnya faktor penunjang suatu cerita diterbitkan, salah satunya jejak digital. Mungkin ini sebabnya banyak penulis memilih membuat akun fake, karena aku real-nya buat postingan absurd dan bebas.
1. Penulis yang Haus Ilmu
Yap, ini kesukaan tim penerbit. Mereka yang rajin ubek informasi dan pengetahuan. Tak jarang, bertanya ke editor atau pimpinan penerbit juga. Intinya dia tidak sungkan dan ragu demi sebuah ilmu. Kalau ketemu penulis yang malas dan manja, penerbit juga males jadinya. Hehe.
2. Penulis Haus Kritikan
Seperti yang kita tau, nggak ada karya yang bener-bener sempurna. Akan tetapi, setidaknya kita meminimalisir kekurangan tersebut, salah satunya dengan meminta dan menerima kritik saran-entah dari pembaca atau dari senior. Berterima kasihlah usai diberi kritik, tanya jika belum paham.
Jika penerbit mendapati penulis antikritik, semena-mena terhadap pembacanya, apalagi sampai menjatuhkan penerbit, siap-siap di-blacklist.
3. Jejak Digital
Sebelum meminang naskah, terlebih dahulu si penerbit men-stalking akun penulis. Baik tidak kelakuannya di media sosial, pandai atau tidak si penulis menjaga jari dan ketikannya agar tidak berkata kasar, bullying, atau body shamming. Semua itu dinilai, dijadikan acuan. Oh, penulis ini baik, penulis ini buruk.
Saya setuju jangan melihat sesuatu dari luar, tapi yang namanya 'pandangan pertama' yang dilihat luarnya, bukan? Tim akan merasa bahwa luarnya saja sudah toxic begini ke pembaca, apalagi ke tim nanti? Bisa-bisa banyak bacotnya.
4. Tulisan Rapi
Setidaknya penulis harus paham PUEBI, menguasai KBBI. Kalau belum bisa, minimal kuasai huruf kapital, tanda baca, kata sapaan, konjungsi, dan sudut pandang. Itu saja sudah cukup membantu editor naskah kalian nanti. Jujur aja, kalau saya nemu naskah berantakan, males ngeditnya. Terpaksa saya beri catatan di bawah, suruh penulisnya revisi besar-besaran lagi.
"Kan itu tugasnya editor."
Lambemu, editor tugasnya lebih dari sekadar ngoreksi tanda baca. Jangan lupa, buku cetak yang beredar cantik di pasaran itu kadang sebagian besar bantuan editor.
5. Ramah ke Pembaca
Rajin balesin komen pembacanya, ramah, gak judes kayak saya, bisa jadi faktor penunjang juga, lho! Hihi.
Lanjut ke attitude author Wattpad.
___Zylan Agatha
![](https://img.wattpad.com/cover/231810449-288-k843870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengarang, Oh Pengarang!
Non-FictionMasuk ke lapak ini, jangan baper! Ini hanya cuitan opini dari gadis 18 tahun yang suka donat cokelat.