8

6.4K 376 19
                                    

Cuplikan

"Tidak mauuu! Kau... kau menyebalkan, Maaax! Jhon, tolong akuuu!" Mocha menghindari Max. Berlari mengelilingi kediaman besar Dirgaputra hanya untuk menghindar dari seorang pemuda.

Ya ampuuun! Di mana gengsimu, Mooo?! Teriak Mocha dalam hati.

Max terus mengejarnya sambil tertawa. Begitu juga dengan Jhon yang tak bisa berhenti tertawa sambil mengikuti keduanya. Dia tidak mau melewatkan tontonan yang menarik.

"Kalian menyebalkaaan! Sama- sama menyebalkaaan! Dasar pria-pria mesum menyebalkaaan!" Mocha terus berlari dan mengumpat. Tawa Max dan Jhon semakin menggelegar.

Para pelayan yang melihat keceriaan mereka pun ikut tertawa. Sudah lama sejak rumah ini terasa begitu damai dan penuh keceriaan seperti sekarang. Ah, andai suasana seperti ini bisa berlangsung selamanya....

"Ayolah, Mo! Hanya satu ciuman, apa susahnya?" seru Jhon.

"Dasar... sialan kau, Jhon! Akan kubalas kau suatu saat nan... kyaaa!"

"Tertangkap!" Max berhasil meraih pinggang Mocha. Ditariknya hingga punggung gadis itu menubruk dadanya. Nafas mereka memburu. Lebih dari tiga puluh menit lari-larian sambil teriak dan tertawa ternyata cukup menguras energi. Tapi, tetap saja menyenangkan.

"Max, lepaskan!" Mocha memukul-mukul tangan Max yang kini melingkari perutnya.

Bukannya melepaskannya, Max justru sedikit mengangkat tubuh mungil gadis itu. Disurukkannya kepalanya di lekukan leher Mocha, membuat detak jantung gadis itu semakin menggila.

*****=====*****

3 Januari 2015

My MochaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang