IV

88 22 2
                                    

Seoul 2019

Ternyata setelah sampai di rumah, Ji Woo langsung tertidur dan tidak sempat untuk membersihkan diri. Kemarin, sebetulnya pekerjaannya di kantor tidak begitu padat. Hanya saja saat ia pulang ke apartemennya, perjalanan begitu lama karena macet. Sesampainya di apartemen, Ji Woo langsung masuk ke dalam kamar dan tertidur. Dan sekarang, Ji Woo terbangun sangat pagi karena mimpinya tadi malam.

Lagi-lagi, karena mimpinya. Pria bernama Chungmyung itu semakin hari, semakin membuat Ji Woo kepikiran. Mungkin karena wajahnya yang sekarang sudah terlihat dengan jelas, membuat dirinya semakin sulit untuk melupakannya. Ji Woo terbangun dengan perasaan aneh. Dadanya begitu sesak memimpikan Chungmyung dan Man Wol semalam. Aneh sekali, padahal yang ia mimpikan semalam menurutnya suatu kejadian yang indah. Mereka berdua duduk di pinggir danau, memandangi kunang- kunang yang menerangi malam itu. Rasanya sekarang Ji Woo ingin tertidur lagi dan mengulang semua yang semalam dirinya mimpikan. Ia ingin bertemu dengan Chungmyung, ia ingin melihat senyuman pria itu lagi.

Tunggu dulu.

Jika dirinya memang Man Wol yang sudah tereinkarnasi, apakah...perasaan yang Ji Woo rasakan sekarang kepada Chungmyung adalah perasaan Man Wol? Atau lebih tepatnya, karena mereka berdua adalah orang yang sama?

Kening Ji Woo penuh dengan keringat. Tanpa ia sadari, air matanya kembali menetes. Mengapa?

Kemarin, ketika ia mengingat-ngingat kembali kenangan Man Wol bersama Yeon Woo, ia juga merasakan hal yang sama seperti sekarang. Akan tetapi, yang sekarang rasanya lebih menyakitkan.

Di tengah kegelisahannya, Ji Woo tiba-tiba teringat akan Haneul. Oh iya, aku harus membaca file yang dia kirimkan kemarin terkait Raja Go. Lebih baik membaca itu dari pada memikirkan Chungmyung.

Cepat-cepat Ji Woo menyalakan laptopnya dan membuka email dari Haneul. Untuk sesaat, Ji Woo dapat menyampingkan pikirannya dengan membaca file yang diberikan oleh Haneul. Catatan yang berikan oleh Haneul cukup panjang dan padat isinya. Tapi, karena caranya menulis dengan tidak berbelit- belit dan sangat rinci membuat Ji Woo asyik sendiri. Seperti membaca sebuah dongeng yang sangat seru.

Haneul mendapatkan sumber darimana ya kira-kira? Mengapa ia bisa menulis se-detail ini? Tidak mungkin dia mengarang cerita. Disini saja dia menyertakan foto saat dia mewawancarai nara sumber.

Sekali lagi, Ji Woo merasa ada sebuah keanehan di dalam catatan-catatan yang Haneul berikan kepadanya. Ia juga tidak bisa mengatakan apa itu, karena...semua yang Haneul tulis terasa seperti pernah Haneul alami. Seperti orang yang pernah mengalami kejadian tersebut. Katakanlah, Ji Woo memang gila karena mimpinya belakangan hari ini. 

Raja Go sesungguhnya bukanlah seorang Putra Mahkota. Dia hanyalah seorang Jenderal Utama yang mengabdi kepada keluarga Raja selama lima tahun. Sang Raja sangat mempercayai dirinya sehingga membuat dia harus menjaga Tuan Putri. Setidaknya, sampai Tuan Putri mendapatkan Pangeran yang dapat dia nikahi untuk memerintah Balhae. 

Dreams, Titled You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang