IX - Terakhir

106 19 13
                                    

Goryeo, 719








Itu bukan Man Wol.




"Chung Myung," panggil Song Hwa yang sedang berjalan menghampirinya.



Ia mengamankan hair pin untuk Man Wol dan ikut menghampiri sang Tuan Putri. "Ayahku sekarang sedang mencarimu."


Chungmyung bingung. "Mengapa ia mencariku?"



"Kami mendapat informasi bahwa kau bersama dengan para pencuri-pencuri itu di Gunung Dongmo. Kami juga melihat kapal yang sudah kau siapkan," Song Hwa menundukkan kepalanya sebentar dan kembali melanjutkan perkataannya, "kau akan mati jika sekarang ayahku menemukanmu disini."


Jantung Chungmyung berdegup kencang, ia panik. Bukan karena ia takut atau apa, ia mengkhawatirkan keberadaan Man Wol, Yeon Woo, dan yang lain.


"Jadi aku mengirimkan para prajurit untuk menangkap mereka semua, dan kau bisa selamat." Song Hwa bersuara lagi.


"Apa maksudmu?" Chungmyung tidak mengerti.



"Orang-orang itu adalah tawanan yang paling diincar. Jika kau menangkap mereka semua, ayahku tidak akan menyerangmu."


"Tapi mereka hanya mencuri bahan makanan dari para pedagang," Chungmyung masih berusaha untuk menyelamatkan.


"Jika kau mati sebagai seorang pengkhianat Raja, ia tidak akan segan-segan membunuh semua orang yang memiliki hubungan denganmu. Ratusan orang yang hidup bersamamu, prajurit-prajurit yang mengabdi kepadamu, semuanya akan mati. Tidak ada cara lain, pergi dan tangkap mereka semua." Ucap Song Hwa dengan tegas.


Chungmyung terdiam. Tidak ada yang ia pikirkan selain Man Wol.



Dia pasti sedang pergi menghampiriku disini.




"Jangan sakiti dia, Yang Mulia." Chungmyung memohon.


Song Hwa tidak menjawab.



"Jangan sentuh dia, jangan pernah menyakiti dia. Lepaskan dia dan aku menikahimu, sesuai dengan permintaanmu dan Raja." Chungmyung kembali memohon, "Aku bersedia memimpin Balhae bersamamu."


Dan Song Hwa setuju.



Dreams, Titled You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang