Fajar baru saja memperlihatkan wujud nya, udara dingin khas Bandung menyeruak di jalan kompleks perumahan Bunga Rawa itu. Seorang gadis yang akrab di sapa Micha, sedang melakukan aktifitas rutin nya. Iya, Micha sedang lari pagi sendirian.
Pakaian kaos oblong putih yang dilapisi hodiee biru dan celana training hitam menjadi ciri khas Micha saat olah raga. Tak lupa handuk kecil yang menggelantung di leher nya.
Mungkin duapuluh lima menit lebih Micha di ruangan terbuka itu. Tak ada yang menemani nya selain alunan musik dari headphone hitam yang menyumpal kedua telinga nya. Jalanan Bandung sangat sepi pagi ini. Namun ada beberapa orang yang terlihat melakukan hal yang sama seperti Micha, tapi mereka tidak sendiri. Mereka berpasangan.
05.43 WIB. Sudah setengah lengkungan kompleks ini yang Micha tempuh. Saat sedang dalam aktifitas nya sebuah tangan dengan lancang menompang bada bahu Micha. Dengan sigap Micha langsung menarik tangan itu dan memelintir namun nihil, malah tangan nya yang terpelintir oleh seorang cowok yang sama sekali tidak di kenal Micha. Keadaan mereka sekarang berbalik.
Cowok itu kemudian membekap mulut Micha dengan tangan kanan nya, sedangkan tangan yang satu lagi sedang menahan pergerakan Micha. "Kalo ngak jago bela diri, ngak usah sok-sok an." suara itu seperti pernah Micha dengar sebelum nya. Suara serak yang merdu di telinga Micha. Bahkan nafas nya membuat kuduk Micha merinding. Nafas berbau mint harum menerpa ke telinga Micha, takut terjadi hal tak dinginkan Micha langsung menjauh dari sana.
Saat berbalik dan menatap siapa pelaku nafas berbau mint itu, Micha langsung membuka lebar mulut nya dan berkata, "Lo?!" Micha mengerutu tak jelas di tempat.
"Hai. Hehehe." cowok itu, dia cowok yang pernah Micha lihat kemarin di taman. Bahkan Micha tidak tahu siapa nama nya. Dan Micha benci cengiran khas milik cowok itu. Seperti... Ah sudah lah.
"Ngapain lo? Ngikutin gue ya?!" tanya Micha curiga. Dia mempelototi cowok aneh itu. "Dih, pede banget lo." cowok itu seakan menatap jijik ke arah Micha. "Trus, ngapain bisa di sini? Hmm?" Micha meninggikan dagu nya pongah, dia yakin cowok itu adalah orang kurang kerjaan.
"Rumah gue juga disini kali. Ngak cuman lo yang tinggal disini ya." cowok itu menoyor kepala Micha, dan lagi Micha memberikan tatapan tajam nya kearah cowok itu. "Lo berani banget ya, nyentuh-nyentuh kepala gue! Sok akrab banget lo!" bentak Micha mengelus jidat nya.
"Ya maaf. Hehehe." Micha hanya mendengkus kasar mendapati permintaan maaf yang layak nya sama-sekali tak ikhlas. Micha melanjutkan aktifitas nya yang sempat tertunda karna orang tak jelas itu.
Tanpa Micha sadari ternyata cowok itu mengikuti nya dari belakang. Dia seperti seorang penguntit. "Lo ngapainsih ngikutin gue!" Micha memelototi cowok itu. "Kan rumah gue disana, goblok." cowok itu menunjuk ke sebuah rumah di sebalah kiri jalanan kompleks itu. Ada sebuah rumah sederhana tingkat dua bercat biru langit perpaduan hitam. Rumah simple dan tidak terlalu banyak antek-antek nya.
"Oo, ooh." jawab Micha kikuk, "Lo tu siapa sih, kalo muncul tu jangan ngagetin napa! Pake permisi kek." Micha menatap intens ke arah bola mata hitam pekat itu, cowok itu terlihat sedang memikirkan sesuatu. "Lo panggil gue Hari aja, karna gue bakal ngisi hari-hari lo nanti." jawab Hari dengan tenang dan diakhiri dengan senyuman.
"Dih pede banget lu."
"Hmm. Percaya atau nggak nya lo," Hari memberi jeda pada ucapan nya dan melanjutkan langkah nya. "Tapi gue yakin, suatu saat nanti kita bakal ketemu." Micha mengikuti langkah Hari hingga sampai di sebuah pohon Mangga di depan rumah yang di tunjuk Hari tadi.
"Sampe jumpa lagi, di lain waktu." Hari melambaikan tangan nya singkat kemudian pergi dari sana menuju rumah nya. Micha yang mendengar itu hanya memicingkan mata nya dan berusaha berfikir. "Jangan-jangan dia orang suruhan papa buat ngejagain gue? Gawat, gue nggak mau!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Step By Step[On Going]
Teen FictionSalam sayang pembaca tercinta. Sebuah kisah romansa hadir menemani kegabutan kalian, ekspresi yang akan berubah ubah saat membaca nya tentu jadi hal utama. Amora Michlla. Dia cantik, tapi sayang tidak secantik sikap nya, dan tenang dia itu pintar...