05

89 25 3
                                    

Dewa terjungkal sementara sosok hantu cantik itu tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Dewa. Untuk sesaat, Dewa kembali dibuat bingung. Disaat semua hantu tidak terlihat semenjak kemunculan hantu Ona, kenapa ia bisa muncul?

Seolah dapat membaca pikiran Dewa, sosok hantu cantik itu menoleh perlahan ke arah pintu ruang bersalin yang masih tertutup rapat. "Malam ini, energi Kak Ona sangat kuat. Dia pasti telah mendapatkan mangsanya. Aku tidak bisa membantu wanita itu..." lirih wanita itu, suaranya terdengar menggema.

Dewa bangkit, ia mengerutkan alisnya pertanda ia bingung. "Kak?" Dewa mempertanyakan sebutan yang ditujukan hantu cantik itu pada Hantu Ona.

"Ona itu... kakak ku.. Tapi, dia terlalu tenggelam dalam dendamnya, aku tidak bisa mengontrolnya... Kamu pasti bisa menolong wanita itu." ia tersenyum, kini ia telah mengalihkan pandangannya kembali pada Dewa.

"Bagaimana kamu bisa tau kalau aku mampu menolongnya? Kan belum tentu."

"Kamu spesial, kan?" ia tersenyum lagi. "Lihat, bahkan arwah-arwah manusia itu tak memiliki energi yang cukup, maka dari itu arwah mereka tak terbentuk dan tak terlihat. Tapi energimu berbeda, kamu kuat dan sempurna. Dari semua arwah manusia hidup, hanya arwahmu yang berbentuk dan dapat di lihat. Aku benar, kan?"

Hantu cantik itu mengangkat tangannya, membuat Dewa reflek melangkah mundur menjauhi jangkauannya.

"Aku merasakan detak jantungmu meskipun lambat. Kamu masih hidup. Ini yang dilakukan Kak Ona untuk memanipulasi dunia manusia, agar ia bisa mendapatkan mangsanya. Kak Ona menginginkan bayi malang itu..." hantu cantik itu melirik ke arah ruang bersalin dengan ekspresi wajah sedih.

Setelah mengucapkan hal itu, sosok hantu cantik itu menghilang begitu cepat. Dewa kembali terkejut dibuatnya. Cepat-cepat ia kembali menghampiri ruangan bersalin itu. Kini Hantu Ona tampak mengganggu si Wanita hamil itu, sementara sang wanita menatapnya dengan ketakutan dan berusaha berteriak namun mulutnya di bungkam oleh Hantu Ona.

"Aku lebih kuat. Aku masih hidup, derajatku lebih tinggi..." gumam Dewa, ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Perlahan, ia mengangkat kakinya kemudian menendang pintu ruangan itu kuat-kuat.

Ketika pintunya terbuka, hantu Ona menoleh ke arahnya. Matanya yang semulanya tampak normal, berubah menjadi merah menandakan bahwa ia sangat marah karena kedatangan Dewa.

"KELUUUAAARRRRR!!!"

Teriakan hantu Ona membuat barang-barang diruangan itu berterbangan tak berarah. Dewa mengepalkan tangannya kuat-kuat sambil memejamkan mata, ia memperkuat pijakan kakinya agar arwahnya tak lagi terpental. Dan hal itu berhasil.

Dewa membuka matanya kembali, ia menatap hantu Ona yang menatapnya dengan tatapan penuh amarah.

"Hai, iblis. Kamu tidak seharusnya berada disini." lirihnya, ia melangkah perlahan menghampiri sosok Hantu Ona.

"PERRGGGIIIIII!!!"

"KAMU YANG SEHARUSNYA PERGI! BIARKAN WANITA ITU PERGI, MAKHLUK SIALAN! PERGI DARI DUNIA MANUSIA!"

Hantu Ona terdiam, ia menatap sesuatu dibelakang Dewa, "ODYY! BANTU AKUU, HABISI DIA!"

Dewa berbalik dan mendapati sosok hantu cantik yang tadi kini tengah berdiri dibelakangnya. "Ayo pulang, Kak Ona. Balas dendam mu sudah cukup. Lepaskan manusia itu."

"ODY, KAU ADIK SIALAN, TIDAK BERGUNA! KAMU DAN MANUSIA ITU SAMA SAJA!" pekiknya lagi. "Mereka membuatku kehilangan bayiku, mereka membuang tubuhku seolah aku tak berharga. Begitukah yang seharusnya manusia lakukan ketika manusia lainnya meninggal?" suaranya memelan seketika, untuk sesaat nadanya terdengar sedih. "Mereka hanya manusia-manusia sialan, tidak bermoral, egois dan hanya mementingkan diri sendiri. MEREKA PANTAS MATI DAN MENDERITA!"

"Ona, cukup! Manusia tidak semuanya jahat! Mereka tidak sama, lepaskan manusia itu!"

Perlahan-lahan, Ona mengangkat tangan yang ia gunakan untuk menutup mulut wanita itu. Ketika tangannya terangkat, jeritan wanita itu kembali terdengar namun langsung memelan dengan begitu cepat, hingga akhirnya wanita itu terjatuh tak sadarkan diri.

Ona tertawa sangat kencang, memekakkan telinga Dewa saat itu. Dewa menutup kedua kupingnya dengan tangan, dan ketika Ona menghentikan tawanya, wanita hamil itu tampak kembali tersadar namun dengan keadaan sangat mengerikan.

Dengan cepat, Ona menggerakkan tangannya ke arah perut wanita itu. Ia membuat perut wanita itu tersayat sangat lebar kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam sana dan menarik bayi di dalamnya dengan kasar. Wanita itu tampak menjerit namun suaranya tak terdengar seolah dikunci oleh Ona.

Melihat hal itu, bibir Dewa memucat. Ia berniat menolong, namun ia justru tidak berguna. Tubuhnya membatu, ia seolah mati saat itu.

Ia bahkan tak bergeming sedikitpun ketika Ona tertawa dengan sangat kencang sambil membawa bayi berlumuran darah itu di tangannya. Sementara Ibu dari sang bayi itu telah kembali jatuh pingsan.

Bayinya menangis dengan sangat kencang, membuat Dewa perlahan melirik ke arah bayi itu. 

Ona berhenti tertawa. Ia memegang leher bayi itu dengan tangannya dan seketika, suara tangisan bayi itu tak terdengar. Ia mengunci suara bayi itu, membuat suaranya menjadi tak terdengar oleh siapapun.

Dan ketika Dewa hampir saja kehilangan kesadarannya karena syok, Ona menghilang begitu saja bersama bayi itu.

"Jika kamu pingsan, kamu akan kembali ke tubuhmu. Tapi Ona masih menggunakan kekuatannya untuk membuat arwah-arwah manusia itu tak bisa kembali ke tubuhnya. Jika kamu kembali sekarang, kamu akan mati. Jaga kesadaranmu!"

Mendengar suara hantu cantik bernama Ody itu menggema di telinganya, Dewa kembali tersadar. Ini bukan saatnya jatuh pingsan. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali dan melihat Ody tengah berusaha menolong wanita dengan perut yang sobek itu.

"Apa dia masih hidup?"

"Ya, tapi dia sekarat." Ody mengangkat wajahnya, ia menatap Dewa. "Aku bisa menolongnya, tapi aku tak bisa menolong bayinya. Bawa bayi-bayi itu kembali, Dewa!"

Suara Ody terdengar menggema diseluruh tubuhnya. Mata Dewa terpejam, ia merasakan sensasi yang terasa asing tengah terjadi pada dirinya.

Ia merasa seperti diangkat ke dimensi yang berbeda, namun ketika ia membuka matanya, ia justru berpindah tempat, namun dirinya masih berbentuk arwah.

"Ah, sialan. Dimana lagi diriku sekarang?"

ODYONA - Dewa VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang