2 years ago | Part two

28 4 2
                                    

Angin bertaup membuat daun di pohon yang tadinya diam menjadi bergerak seperti mengikuti irama. Seperti mengatakan bahwa ini isyarat Asahi sudah akan benar-benar pergi meninggalkan semuanya begitu saja.

Cara tidak pernah membiarkan Asahi pergi tanpa melihatnya untuk terakhir kali. Dia datang dan ada di sana, melihat Asahi yang berpisah dengan teman-temannya dan perlahan pergi ke area pemberangkatan.

"Cara? kau tidak menemuinya?" Jihoon yang datang terlambat menyadari keberadaan Cara.

"Dia sudah pergi." Cara kemudian berjalan dan mencari taksi untuk pulang ke rumah.

Cara tahu bahwa seharusnya perpisahan ini justru di buat dengan sebaik mungkin karena mereka belum tentu akan bertemu lagi untuk waktu yang tidak diketahui. Tapi keadaan yang membuat semuanya menjadi rumit, bahkan untuk detik-detik terakhir menjelang semuanya harus selesai.

Jihoon. Satu-satunya orang yang mengetahui bahwa Cara datang dan melihat Asahi dari kejauhan. Namun justru Jihoon memilih bungkam, karena dia tahu bahwa hal seperti itu tidak penting untuk semuanya ketahui.

"Kau dari mana saja?" Yoshi menyapa Jihoon yang datang pas setelah Asahi masuk ke pintu keberangkatan.

"Jalanan macet dan aku tidak bisa cepat padahal naik motor. Kalian naik apa kesini?"

"Mobil ibu Yoshi." Junkyu menjawab.

"Asahi baru aja pergi, kau baru datang." Yoshi menyambung.

"Ya sudah tidak apa-apa, kita pulang saja. Kasian ibu Yoshi menunggu kalian berdua di parkiran." Jihoon kemudian mengajak mereka untuk pulang.

Sementara itu Asahi yang menunggu pesawatnya akan segera lepas landas, termenung menatap jendela pesawat dengan perasaan yang benar-benar resah di luar dugaan.

"Kau ini kenapa? Sebelum kesini kau sudah makan kan? Wajahmu pucat." Tanya ibunya yang duduk tepat di sebelahnya.

Asahi hanya mengangguk seadanya. Pikiran dia benar-benar kacau padahal 5 tahun lalu kepergian ini adalah hal yang paling dia nanti-nantikan. Karena apa? Karena dia bisa bertemu ayah dan adik perempuannya, Keiko.

5 tahun lalu, sepertinya yang sekarang kulakukan ini adalah hal yang paling ku tunggu-tunggu. Dulu begitu lulus SMA aku ingin sekali segera menemui ayah dan Keiko.

Dan sekarang sudah kejadian tapi kenapa rasanya berat sekali untuk sekedar duduk saja di atas pesawat?

Selamat tinggal untuk semua yang harus ditinggalkan. Untuk semua yang terpaksa harus di sudahi.
Pikiran, perasaan, dan memori itu semuanya kutinggalkan disini.
Semoga semesta selalu menjaganya dengan baik.

< .. >

Oke, bagian throwback sudah selesai. Tentunya chapter-chapter selanjutnya bakal panjang dari chapter ini.

Note: Cara (di baca Kara) :)
S

o,

Stay tune!
Teubye~

♡♡

MBBY : Memories Bring Back You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang