05

56 11 0
                                    

Ariel Senata

Hari ini adalah hari yang teramat cerah untuk memulai hari dengan mempelajari fisika. Kalau bisa, Ariel ingin diberi sakit untuk satu hari ini saja. Pasalnya, Fisika dimulai jam 8 pagi dan berakhir jam 11 siang nonstop.

Bisa membayangkan kondisi otak Ariel?

Memang benar Ariel adalah gadis pintar, setidaknya ia selalu mendapat ranking di kelas dan paralel di sekolahnya. Namun untuk bertahan di kelas fisika sama saja uji coba bertahan di neraka.

"Huft harus bisa bertahan, harus." Ujar Ariel pada dirinya sendiri.

Ia menatap pantulan dirinya di standing mirror, tubuhnya tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gendut. Pipinya lumayan chubby dan kulitnya teramat putih. Maklum darah Korea mengalir di tubuhnya.

"Ariel, udah siap belum?" Tanya Jayyan dibalik pintu kamar Ariel.

"Wait, i'll be down there." Jawab Ariel.

Ariel turun dengan menggunakan tas kecil. Bahkan tidak pantas disebut tas. Isi tas itu juga hanya kotak pensil dan 1 buku tulis. Jangan lupa pelembab, Ariel tidak bisa hidup tanpa pelembab kesayangannya.

"Nih sarapan dulu." Ujar Jayyan sambil menyodorkan sepiring sandwhich dan segelas susu putih.

Heran ya kenapa Jayyan selalu ada dirumah Ariel dan merawat Ariel?

Orangtua Ariel ialah sosok pekerja keras. Tuntutan pekerjaan membuat orangtua Ariel harus pergi jauh selama berbulan-bulan lamanya. Ayah Ariel, seorang arkeolog, Ia sedang berekspedisi ke Yunani untuk mencari barang-barang kuno. Biasanya ayah Ariel akan pergi sekitar satu sampai dua tahun. Sedangkan Ibu Ariel ialah seorang pelaut. Kapten lebih tepatnya. Sudah berlayar sekitar 4 bulan menuju Amerika.

Akibatnya terkadang mental Ariel terganggu. Ia merasa tidak disayangi oleh kedua orangtuanya. Yang lebih sering mengambil rapot atau menghadiri rapat sekolah adalah orangtua Jayyan. Dan Jayyan lebih sering menginap dirumah Ariel, bahkan memiliki kamar sendiri.

Dan inilah alasan Jayyan sangat menyayangi Ariel. Bahkan beberapa kali sempat orang mengira Jayyan adalah kekasih Ariel.

"Rel, lo harus makan yang banyak! Badan lo tuh kerempeng banget." Celoteh Jayyan, terkadang Jayyan lebih terlihat seperti Ibunya.

"Kayaknya di matahari lagi ada diskonan kaca, beli gih." balas Ariel sengit membuat Jayyan terkekeh.

"Gue mah mau makan sebanyak apa tetep segini aja badannya." ujar Jayyan.

"Udah makannya kan? Yuk berangkat." Ajak Jayyan dan langsung diangguki oleh Ariel.

Tak butuh waktu lama, mobil Jayyan membelah padatnya kota Jakarta. Setelah 20 menit, mereka sampai di sekolahan dan segera memarkirkan mobilnya.

"Nanti pulang bareng gak?" Tanya Jayyan

"Gak tau, nanti gue kabarin lo." Jawab Ariel dan berlalu menuju kelasnya.

Di jalan menuju kelas, Ia mendapati tatapan tajam pada dirinya. Biasanya memang ia menjadi bahan liatan tapi tatapan mereka lebih tajam.

Masuk kekelasnya pun, keadaan kelas yang tadinya ramai seketika hening ketika ia masuk ke kelas. Tapi, Ariel tidak peduli dan menunu kursinya.

"Ariel, you should explain!" Teriak Lisa sambil melemparkan HPnya kepada Ariel.

Dengan cepat Ariel membaca berita yang ada di HP tersebut.

BYUN BAEKHYUN MEMBER EXO TERLIHAT SEDANG MENONTON BERSAMA SEORANG GADIS ASLI INDONESIA

Ariel membelalakan matanya heran, dan ia melihat dirinya duduk dengan jarak satu bangku dengan Baekhyun. Ia tidak bisa berfikir bagaimana bisa ada paparazi di bioskop.

Dengan perlahan Ariel mendongak dan melihat tatapan tajam Lisa dan Irene.
"Gak gitu kejadiannya, Lis, Ren."

Ariel mulai menceritakan kisah pertemuan yang tidak terduganya dengan Baekhyun. Pertemuan mereka memang tidak disengaja dan seat yang Ariel pilih pun juga ia tidak tau jika akan berakhir dengan seorang Idol bernama Byun Baekhyun. Ariel juga tidak lupa menyebutkan perkataan Baekhyun.

"Gila parah ya lo! Lo cewek terberuntung 2020!!!" Heboh Lisa.

"Gue setuju." Tambah Irene.

"Tapi sumpah deh gue gatau siapa ni cowo. Asal-usulnya."

Dua gadis di hadapan Ariel memukul kepala Ariel secara bersamaan. Bisa dirasakan dua kekuatan gadis bar-bar bernama Lisa dan Irene?

"Lo tau google?" Tanya Irene sinis, seketiKa Ariel tersenyum menyadari hal tersebut.

"Iya iya nanti gue cari. Dah pelajaran nih."

➖➖➖

Byun Baekhyun

Matanya hanya menatap dinding dengan perasaan yang bingung, sementara pria di hadapannya bolak-balik sambil menyumpahi perbuatan lelaki di hadapannya.

Berita yang baru saja tersebar luas membuat Manajer Park harus mendapat omelan keras oleh Mr. Lee Sooman. Bahkan CEO harus turun tangan untuk permasalahan ini. Dan jangan lupakan bagaimana histerisnya fangirl di luar sana.

Sementara itu, pria yang diberitakan justu tertidur santai, melenturkan badannya karna sangat pegal.

"Hyung, bisakah kau diam? Kau sangat brisik." Gumam Baekhyun setengah sadar.

Manajer Park melotot lalu memukul paha Baekhyun dengan lumayan keras.
"YA! Aku bisa memecatmu, Hyung." ancam Baekhyun sambil mengelus pahanya yang memerah.

"Tanpa kau pun yang memecat, jabatanku hampir berakhir Baekhyun bodoh." ujar Manajer Park geram.

Baekhyun tertawa pelan, "Ariel Senata."

Mulut pria itu terhenti dari ucapan serapahnya. "Apa yang kau katakan?"

"Nama gadis itu, Ariel Senata." ujar Baekhyun lagi.

"Bagus, Baek. Aku akan segera menghubunginya untuk menyelesaikan masalah ini." kata Manajer Park lalu berlalu keluar kamar.

Setelah Manajer Park keluar dari kamarnya, Baekhyun menghembuskan nafasnya kasar. Sejak pertemuan di bioskop Baekhyun tidak bisa menghilangkan sosok gadis itu di fikirannya. Bayangannya selalu hadir di otaknya.

Tidak bisa dipungkiri, Ariel sangat cantik. Sangat teramat cantik. Bahkan seketika Baekhyun melupakan segalanya ketika menatap mata gadis itu. Seperti pernah melihat mata itu sebelumnya.

Dejavu ya?

Sebagian perasaannya merasa khawatir dengan berita yang beredar. Berkencan? Yang benar saja, dia itu seorang gadis SMA. Perbedaan umur mereka saja hampir terpaut 10 tahun jauhnya. Bisa-bisa ia dicap sebagai pedofil jika seperti ini terus.

Tapi, cinta tidak memandang umur.

Tidak mungkin. Cinta? Cinta hanyalah bualan semata-mata untuk menyenangkan perasaan hati.

Drttt.....

From : T y n
Apakah itu benar?

To : T y n
Ani ya, aku tidak mengenalnya.

From : T y n
👌

Dengan keras benda pipih itu ia banting ke kasurnya.

Sama saja, tidak pernah berubah.

➖➖➖➖➖➖➖➖

The Lucky One (Byun Baekhyun Stories) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang