Bab 5 : Masalah

185 71 15
                                    

Apa kabar kalian semua semoga  baik-baik saja ya☺️,dan jagan bosan untuk baca ceritanya❤️

               Selamat membaca...

Setelah membuka pintu dan mengucapkan salam, Nurul melihat seorang wanita paru baya, sedang berdiri menunggunya. Tak lain wanita itu adalah Mamahnya yaitu Safira, Nurul pun segera menghampirinya.

"Assalamualaikum, Mah." ucap Nurul sambil mencium tangan Safira

"Waalaikumsalam, Nur kamu dah pulang, mana Papah kamu?" ucap Safira sesudah Nurul mencium tangan nya

"Tadi Papah nelpon aku, katanya Papah gak bisa jemput, karena Papah hari ini lembur Mah." ucap Nurul sambil melihat Safira 

"Oh gitu ya, Nur pasti kamu lapar kan? tuh Mamah udah masakin sop kesukaan kamu." ucap Safira sambil menunjuk meja makan

"Mamah tau aja, kalau aku lagi lapar." ucap Nurul sambil berjalan menuju meja makan

"iya, tadi Mamah ke pasar tidak sengaja Mamah liat bahan-bahan untuk membuat sop kesukaan kamu, jadi deh Mamah beli." ucap Safira sambil duduk di sofa 

Setelah makan Nurul pergi ke kamarnya, didalam kamar Nurul membawa sebuah buku diary. Dia ingin menulis, semua kejadian yang membahagiakan itu. Saat menulis dibuku diary, ada yang mengetuk pintu kamarnya, Nurul panik dan langsung menyembunyikan buku diary nya dibawah buku mata pelajaran. ternyata yang masuk ke kamarnya itu, Bela kakak nya yang sekarang menjadi mahasiswi disalah satu universitas yang ada di Garut. 

"Kok lo, belum ganti baju?" ucap Bela sambil mengerut kan kening nya

Sikap, perkataan, maupun tingkah laku Bela, memang beda jauh dengan Nurul. Bela orangnya suka blak-blak kan kalau bicara, tidak memikirkan orang yang diajak bicaranya, banyak maunya, tapi walaupun begitu dia sangat sayang dengan adiknya. walaupun, adiknya itu menjengkel kan. sebaliknya dengan Nurul, dia orangnya pendiam, tidak banyak mau, suka membantu satu sama lain dan hanya saja Nurul orangnya manja.

"Oh iya gue lupa, kalau gitu gue ganti baju dulu ya sebentar." ucap Nurul sambil mengambil baju dan pergi ke kamar mandi 

saking bahagianya, Nurul lupa buat ganti baju. Dan jangan kaget kalau dia tadi nyebut gue, karena itu udah biasa saat berbicara dengan kakanya. tapi kalau bicara sama orang tua  dan teman nya dia gak berani.

Sambil menunggu Nurul menganti baju, Bela memainkan ponsel nya, dan tidak lama Nurul pun keluar dari kamar mandi.

"Nur, gue mau cerita nih." ucap Bela serius

Bela selalu cerita semua tentang masalah, maupun kisah cintanya, pada Nurul dan Safira. Karena Bela tidak berani cerita tentang masalahnya dan kisah cintanya ke orang lain, kecuali sama Safira dan Adiknya itu.

"Mau cerita apa? " ucap Nurul sambil duduk disampingnya

"Tadi di kampus, gue liat Leo sama cewek lain." ucap Bela degan rasa takut 

"Jagan su'udzon dulu, siapa tau cewek itu temanya." timpal Nurul membenarkan, agar Bela tidak khawatir pada Leo pacarnya 

"Gue takut kalau Leo, mau cari yang baru." ucap Bela masih dengan rasa takut

"Gak lah, masa iya kak Leo kaya gitu? positif tingking aja." ucap Nurul sambil melihat Bela

"Tapi rasa takut kehilangan Leo, semakin menjadi di pikiran gue." ucap Bela menatap balik Nurul

"Gak bakalan terjadi, kalau emang kak Leo itu adalah jodoh lo, pasti dia akan bersama lo selamanya." ucap Nurul memegang tangan Bela

"Terimakasih ya, lo udah mau dengar semua cerita gue." ucap Bela sambil memeluk tubuh Nurul

Mencitaimu Dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang