3. ALEX

153 15 4
                                    

🐄JANGAN LUPA VOTE YA🐄





Silence doesn't mean that person quits, it simply means that one doesn't want to argue with people who just don't want to understand.

-AK




Langit malam menemani alex seorang diri yang sedang berdiri di balkon kamar, tak lupa sebatang rokok di tangannya. Alex bosan, ia harus keluar dari rumahnya secepat mungkin. Alex mematikan rokoknya lalu memakai jaket hitam miliknya dan pergi keluar dari kamar, saat alex sampai di lantai bawah, ia melihat ayah dan ibunya sedang mengobrol dan terkadang diiringi tawa, sudah pasti raka ada disana. Alex berjalan melewati mereka tanpa pamit bahkan melirik mereka pun alex tak mau.

"Alex!" Panggil Simon, ayah alex. Suara laki-laki itu terdengar berat dan berwibawa. Langkah alex terhenti, ia menghadap ayahnya dengan tatapan datar namun tidak mengucapkan sepatah kata.

"Mau kemana kamu?" Tanga simon dengan mata tajamnya yang persis seperti milik alex.

"Club." Jawab alex jujur.

"Mama sudah bilang jangan pergi ke tempat seperti itu, alex." Ucap Rina selaku ibu alex dengan lembut, wanita itu menghampiri alex lalu mengelus pundak anaknya namun dengan cepat alex menghindar.

"Papa gak izinin kamu, lebih baik kamu belajar lebih banyak tentang bisnis daripada pergi ke tempat semacam itu!" Bentak simon dengan wajahnya yang mulai murka.

"Terserah mau ngomong panjang lebar, alex tetap akan pergi." Ucap alex dengan dingin dan langsung beranjak dari tempatnya.

"ALEX! KEMBALI KESINI ATAU PAPA HAJAR KAMU!" Teriak simon yang sudah berniat mengejar alex namun di tahan raka dan rina.

"Udah pa, biar raka aja yang bilang ke kak alex." Ucap raka dengan tenang, ia pun berlari mengejar alex yang sudah keluar dari rumah.

"Udah, sayang.." rina menuntun simon untuk kembali duduk.

"Benar-benar anak tidak tau diri!" Emosi simon.

"Kak!!" Panggil raka yang melihat alex hendak masuk ke dalam mobil. Alex berhenti namun tidak membalikkan badannya.

"Kak, bisa gak sih lo dengerin kata papa sekali aja?" Tanya raka dengan kesal namun ia berusaha
menyembunyikannya.

"Gak usah ikut campur." Jawab alex kemudian ia membuka pintu mobilnya.

"Lo sadar gak sih kalau lo itu egois banget? Papa dan mama udah lakuin yang terbaik tapi gak dihargai sama sekali!" Raka sudah tidak bisa menyembunyikan kekesalannya, alex menghadap raka lalu dengan dingin ia berkata

"Gue egois? Lo itu anak emas jadi gak akan pernah tau gimana di posisi gue. Gak usah sok jadi anak baik, gue tau lo mau jadi pewaris kan? Silahkan." Ucap alex dengan dingin namun matanya yang semakin menajam membuat raka sampai gugup ditatap alex seperti itu, nyalinya seakan hilang menguap diudara.

Melihat raka yang tidak bisa berkata, alex pun masuk ke dalam mobilnya lalu pergi dari rumahnya dengan kecepatan tinggi.

"Sialan." Raka menatap kepergian alex dengan amarahnya.




***

Alex memasuki club yang sudah biasa ia datangi bersama sahabatnya, namun kali ini ia pergi sendiri. Langkah kaki membawanya masuk ke dalam, suara bising langsung menyambutnya, begitu juga dengan para wanita.

"Hai ganteng.." sapa perempuan dengan pakaian seksinya.

"Kok mukanya kusut banget sih, kamu kenapa sayang?" Tanya perempuan lainnya.

Bad boy & Fake bad girl✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang