9. Terror

96 10 0
                                    

🌸Jangan lupa vote ya🌸







Manusia itu rapuh, termasuk dia.






Flashback on

"Lo cuman anak gak guna, lo bisanya cuman bikin mama papa stress!" Raka mengamuk, wajahnya dipenuhi lebam.

"Bacot lo dah selesai?" Tanya alex dengan tenang, bajunya sudah acak-acakan namun tidak ada luka sedikitpun.

"Mama cuman mau yang terbaik buat lo, tapi apa? Lo cuman bisa berontak tanpa tau maksud mama!"

Alex mengabaikan ucapan raka, ia pergi dari sana.

"Pantesan dia ninggalin lo." Suara raka berubah menjadi dingin, alex menghentikan langkahnya lalu menatap tajam raka, napasnya mulai tidak teratur.

"Gue gak salah kan? Karena sikap lo yang seenaknya makanya dia ninggalin lo!" Raka berjalan maju ke arah alex lalu mencengkram baju alex.

"Sadar! semua yang ada disekitar lo pasti akan pergi dan semuanya karena diri lo sendiri, akibat dari semua ini cuman lo, kak!" Raka menunjuk dada alex.

Alex hanya diam, raka benar, semua yang pergi bukan salah mereka namun alex sendirilah penyebabnya. Alex mendorong pelan raka lalu pergi keluar dari rumahnya dengan tatapan kosong. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi menuju club.

Flashback off

***



Bunyi pianika terdengar memenuhi seluruh sudut ruangan, meira yang sedari tadi meniup akhirnya kelelahan.

"Meira udah latihan dari tadi gak capek?" Tanya bella yang sedang memotong wortel di dapur.

"Besok bu guru suruh kita maju ke depan kak.." meira meletakkan pianikanya lalu tidur terlentang. Buku-buku berserakan di sampingnya.

"Nanti kalau supnya udah matang, meira harus makan dulu ya, biar makin semangat latihannya."

"Siap bos!!" Bella tertawa mendengar meira.

Setelah makan malam bersama meira, mereka pun kembali ke kamar masing-masing, bella sudah menidurkan meira sejak tadi.

Bella berbaring di kamarnya, menatap langit-langit kamarnya, seketika pikirannya memutarkan kembali kejadian kemarin saat ia melihat alex yang sedang bercumbu dengan perempuan lain. Bella sendiri sangat bingung mengapa hal itu bisa menganggunya. Bella menutup matanya dengan kedua tangannya kemudian mengacak rambutnya. Ia tidak suka melihat alex bersama perempuan lain.

"AAAAA!!!!" Bella menjerit didalam bantal agar suaranya tidak mengganggu meira yang sedang tidur.

"Alex bodoh!!"

—-

Paginya bella pergi berangkat ke sekolah setelah mengantar meira terlebih dahulu, adiknya itu sungguh rempong sejak pagi. Meira membangunkan bella jam 4 pagi hanya untuk menyuruhnya mengikat rambut adiknya, meira juga sibuk membongkar lemarinya sendiri untuk mencari dress yang cocok untuk tampil hari ini. Meira kelelahan tapi ia bersyukur masih mempunya meira.

Bad boy & Fake bad girl✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang