10. Apartemen alex

171 14 3
                                    

🌸Jangan lupa vote ya🌸






Gembel









Langkahnya yang cepat menelusuri aspal yang panas akibat teriknya matahari, bella tidak tau harus kemana dirinya berlindung. Sedari tadi ia hanya berjalan mengikuti kakinya yang tanpa alas itu, banyaknya goresan di kaki bella membuat langkahnya setengah pincang. Akhirnya bella memutuskan untuk pergi ke supermarket untuk membeli sarapan dan obat untuk lukanya, sesampainya disana, bella pun masuk dan mulai memilih obat dan plester. Pengunjung disana menatapnya tanpa henti yang membuat bella merasa malu. Dengan cepat bella pergi ke kasir untuk membayarnya.

"Ini saja, kak?" Tanya ibu kasir tersebut dengan sangat ramah.

"Iya.." bella tersenyum tak kalah ramah.

"Totalnya 47.500, kak." Bella pun berniat mengeluarkan dompetnya dari kantong celananya namun ia tidak menemukannya, hingga ia sadar kalau pakaian ini adalah pakaiannya semalam setelah mandi, jadi tidak ada uang ataupun ponsel di sakunya.

"Ma-maaf, bu.. saya lupa bawa uangnya. Tapi nanti setelah saya obati luka, saya akan ambil duit dirumah dan membayar anda secepatnya."

"Aduh, kalau gak punya duit tuh gak usah sok-sokan ke supermarket. Kamu kira ini warung yang bisa ngutang?!" Ibu kasir itu melotot sembari tangannya yang dengan sibuk mengeluarkan barang yang bella beli tadi dari kantong plastik. Respon tak terduga dari ibu kasir yang awalnya ramah tadi membuat bella terkesiap.

"Ma-maaf, bu."

"Pergi sana, masih ada antrean ini!" Tangannya mengibas agar bella segera keluar, mau tak mau bella pun keluar dari sana dengan keadaan kaki yang masih terluka dan perut yang belum diisi. Bella ingin segera pulang namun ia takut jika orang tersebut masih ada disana, ia bingung mengapa orang itu tidak terlihat sama sekali ketika bella berada diluar tadi. Melihat ada bangku di depan supermarket, bellapun duduk disana untuk sekedar istirahat dari teriknya matahari dan kaki telanjangnya yang perih.


***



Tak terasa hari sudah malam, bella masih duduk ditempat semulanya. Perutnya yang belum teriisi sama sekali membuatnya tampak pucat, darah di lukanya sudah mengering sejak tadi, wajahnya yang sudah kotor akibat debu membuatnya tampak berantakkan.

"Ngapain disini?" Suara berat yang sangat dikenalnya itu membuat bella dengan cepat mengangkat kepalanya, disaat itu juga matanya dengan alex bertemu. Alex masih menggunakan baju putih abu-abu, rambutnya yang berantakan akibat tertiup angin dan matanya bersinar dibawah gelapnya langit membuat bella terdiam sejenak, hati yang tadinya gusar dan takut kian lenyap.

Alex masih berdiri menunggu jawaban gadis didepannya yang tampak seperti gembel.

"Gak apa-apa." Bella tersenyum simpul.

"Oh, ok. Duluan." Pamit alex membalikkan badannya.

"Ken!" Bella berdiri dengan terburu-buru lalu menarik ujung baju alex hingga laki-laki itu menghadapnya.

"Apa?" Tanya alex dengan datar.

"B-boleh temenin aku gak?" Tubuh bella bergetar, kini hanya alex yang bisa ia mintai bantuan. Mengingat kemungkinan seseorang masih menunggu dirinya dirumah itu membuatnya mulai ketakutan lagi. Kemarin hanya fotonya, bagaimana jika orang itu mulai berani masuk ke dalam rumahnya? Bella takut, setidaknya ia harus tetap hidup sampai meira cukup dewasa untuk hidup sendiri. Melihat perubahan bella membuat alex bingung, namun setelah melihat penampilan bella sekarang membuat alex sadar kalau gadis didepannya ini sedang mengalami sesuatu.

Bad boy & Fake bad girl✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang