2. Biggest sadness

186 14 1
                                    

🐄JANGAN LUPA VOTE YA🐄







Tidak semua orang terlahir hancur, tapi setiap proses hidup yang menyiksa kita menjadi manusia yang hancur berkeping-keping.





"Sekali lagi gue lihat lo disini, jangan kira lo bisa lolos dari gue!" Ucap alex kemudian menarik bella untuk pergi dari sana, bella hanya bisa mengikuti alex, ia tidak berani berbicara karena kini alex tampak menyeramkan.

***

"Le-lepasin." Pinta bella, tangan gadis itu masih setia digenggam oleh alex. Mendengar suara bella membuat alex berhenti dan membalikkan badannya menatap bella.

"Lah?" Heran alex menatap bella dengan bingung. Alex sendiri juga bingung mengapa ia menarik perempuan itu padahal ia tidak berniat membawanya.

"Lo-lo bawa gue ke tempat sepi gini, mau apa lo hah?" Tanya bella dengan kesal namun ada perasaan takut pada dirinya, dengan perlahan bella berjalan mundur beberapa langkah.

"Lo bisa takut sama gue tapi masih berani datang ke tempat kayak gini?" Tanya alex dengan tawa sinisnya.

"Bukan urusan lo!" Ucap bella kemudian ia membalikkan badan hendak pergi dari hadapan alex, namun baru beberapa langkah, bella berhenti dan kembali menatap alex dengan tatapan bingung.

"Lo alexander kan? Lo yang kemarin lempar bola ke perpustakaan kan?" Tanya bella lagi, kini ia mendekati alex dan berdiri di depannya. Bella tau siapa itu alexander kenzo dan bagaimana tampangnya, lagian mustahil jika ada murid SMA Galaxy yang tidak tau siapa itu alex, laki-laki dengan wajah tampan dan sifatnya yang dingin, setiap perkataan yang keluar darinya dapat membuat semua orang menunduk sungkan, jarang berbicara namun dapat membuat semua perempuan terpikat, jago basket dan musik, otaknya yang pintar membuatnya semakin diidamkan, bisa dikatakan alex itu paket komplit. Meskipun bella sangat yakin kalau laki-laki di depannya ini adalah alexander kenzo, ia tetap ingin memastikan.

"Bukan." Jawab alex acuh tak acuh,
Laki-laki itu duduk di salah satu bangku sembari menyalakan rokok lalu menghisapnya.

"Ternyata orang kayak lo demen ke club malam juga ya.." ejek bella sembari menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Lo bisa diem gak sih?" Alex mulai jengkel namun bella hanya tersenyum melihatnya. Bella harus tetap memainkan perannya sebagai perempuan nakal.

Alex sudah tidak tahan, ia berdiri menatap bella, laki-laki itu menundukan kepalanya karena bella jauh lebih pendek darinya.

"Lebih baik tadi gue biarin lo dipukul orang." Ucap alex kemudian pergi dari hadapan bella.

"Tunggu!" Panggil bella membuat alex menghentikan langkahnya.

"Apa lagi?" Tanya alex dengan wajah datarnya.

Bella jalan mendekati alex kemudian berdiri tepat di hadapan alex, gadis itu berjinjit untuk membisikan sesuatu.

"Jangan nyebar kalau gue ada masalah sama orang di club ya.." bisik bella kemudian ia mundur untuk memberi jarak.

Alex menatapnya dengan datar.

"Kalau gue gak mau?" Alex mengangkat sebelah alisnya.

"Jangan bilang kalau lo lupa ada hutang sama gue." Jawab bella.

Alex hanya diam.

"Lo belum ucapin terimakasih setelah gue kembaliin bola lo." Sambung bella dengan wajah kesalnya. Setelah dipikir-pikir akhirnya alex ingat kalau perempuan di depannya ini adalah orang yang sama ia temui di taman. Tapi alex tidak peduli.

Bad boy & Fake bad girl✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang