S4, Chapter 1 : Kehidupan Setelah Menikah

1.7K 90 12
                                    

Keesokan harinya

Sinar mentari akhirnya datang kembali di bumi, menyinari seluruh penjuru dunia, termasuk kamar pengantin yang menjadi saksi bisu penyatuan dua manusia berjenis kelamin berbeda. Setelah penyatuan itu, mereka tertidur dengan sangat nyenyak, sampai-sampai cahaya matahari dihiraukan.

Tetapi lama kelamaan Hinata terganggu dengan cahaya itu dan membuka matanya. Orang pertama yang dilihatnya adalah Naruto, suaminya sendiri. Ia tersenyum saat melihat muka polos suaminya saat tidur. Menurutnya, ia begitu tampan saat tidur.

Hinata tak kuasa menahan tangannya untuk tak membelai rambut Naruto. Hinata membelai rambut Naruto dengan lembut dan hati-hati agar tak membangunkan empunya. Sayangnya Naruto sudah terusik gara-gara itu, ia pun bangun dan langsung tersenyum sambil melihat wajah Hinata yang menunjukkan raut terkejut.

"Istriku yang cantik sudah bangun, gimana tidurnya? Nyenyak?" tanya Naruto sambil tersenyum.

"Tentu, kan bersama suamiku tercinta. Jadinya sangat nyenyak," jawab Hinata juga tersenyum kepada Naruto.

Naruto mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Hinata tanpa aba-aba apapun. Sontak Hinata terkejut dan tersipu malu. Meskipun sudah menjadi istrinya, masih ada rasa malu yang muncul ketika berciuman dengan Naruto.

"Morning kiss. Aku juga mau seperti ini setiap hari yah, Tsuma," pinta Naruto sambil menjauhkan wajahnya.

"Tentu, Anata."

"Nah, itu baru istri idaman. Ayo kita mandi," ajak Naruto.

Naruto pun bangun dari tempat tidur, tapi Hinata masih tidak bangun juga. Ia masih tiduran dengan enak sambil melihat Naruto. Naruto yang melihat itu langsung mengerutkan keningnya, Hinata tidak ingin bangun, apakah ia ingin terus di tempat tidur seharian.

"Tsuma, ayo bangun. Apakah kau ingin tiduran seharian?" tanya Naruto.

"Aku tidak bisa, Anata," jawabnya dengan cemberut.

"Kenapa? Apa yang terjadi? Ayo ceritakan," pinta Naruto.

"Sini mendekat," Hinata tidak bisa mengucapkannya keras-keras, ia sangat malu mengucapkan keadaannya dengan nada keras.

Naruto pun mendekati Hinata, telinganya sudah ada di depan mulut Naruto.

"Anata, aku tidak bisa berjalan. Kemaluanku perih gara-gara kau memasukannya terus menerus. Gendong aku," gumam Hinata dengan pelan dan agak menggoda.

"Ooh, jadi begitu. Ayo sini aku gendong." Naruto langsung mengangkat Hinata dan membawanya ke kamar mandi.

Hari pertama pernikahan yang romantis dan penuh dengan kebahagiaan.

Negeri Samurai

Tidak seperti biasanya, negeri ini sedang dikunjungi oleh para Kage desa besar. Tidak hanya satu, lima sekaligus. Tujuan mereka datang berkunjung ialah mendiskusikan tentang pasukan misterius dan cara mengatasinya. Tetapi sekarang yang terlihat hanya perdebatan konyol tanpa menemukan titik terang.

"Apa kalian sudah menemukan asal pasukan misterius itu?" tanya Mei Terumi dengan raut muka serius.

"Kurasa belum ada yang menemukan secuil informasi mengenai pasukan misterius itu. Pasukan itu sangat licin untuk dicari," gumam Gara.

"Kita harus bisa menemukannya. Aku tidak terima desa tercintaku dihancurkan begitu saja oleh pasukan tak jelas itu," gerutu Danzo dengan emosi yang sudah membara.

"Tenang, Danzo. Aku tau kau marah dengan pasukan itu, tapi kita harus tetap tenang. Mereka sangat licik dan tidak mungkin bisa dilawan menggunakan otot saja. Kita harus menggunakan otak untuk melawan mereka," gumam Mei.

The Adventure of Jinchuriki KyubiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang