7. Photoshoot

98 31 33
                                    

Seorang pemuda yang baru saja tiba, memarkirkan motor sport yang dikendarainya di garasi lalu segera memasuki rumah.

"Aku pulang."

Jisung sedikit meninggikan suara, takut mamanya tidak mengetahui bahwa dia sudah pulang.

Setelah melepas sepatu dan menyimpannya di rak sepatu, Jisung berniat langsung naik ke kamarnya. Namun, bau wangi masakan mengurungkan niatnya untuk langsung ke kamar dan malah pergi ke dapur.

"Baru pulang, kemana dulu? mandi gih," Irene berujar sembari menghampiri anak semata wayangnya lalu mengecup pipinya pelan.

"Masak apa mah?"

"Ditanya kok malah nanya balik sih."

Jisung menggaruk kepalanya pelan "biasa maen dulu, soalnya ada yang lagi galau ma."

Irene mengernyit "siapa yang galau? Apa si Chenle yang galau duitnya gatau mau dikemanain?"

"Bukan ma, itu si Haechan."

"Oh yaudah, salam dari mama. Baik-baik ya!"

"Iya nanti aku salamin."

"Yaudah mandi dulu sana, udah itu langsung makan."

Jisung mengangguk, bukannya langsung pergi dari dapur. Jisung malah mengarahkan tangannya pada makanan yang sudah tersedia di meja.

Plak

Irene memukul tangan Jisung yang berniat mencomot makanan di meja "Cepet mandi! udah itu baru makan. Jorok banget sih kamutuh."

"Iya maaa."

Tidak ingin mendapatkan teguran lagi dari mamanya, Jisung segera beranjak untuk menuju kamarnya lalu mandi.

Setelah ritual mandi yang kurang lebih memakan waktu lima belas menit, Jisung keluar kamar dengan keadaan segar.

"Nah gini, wangi," ucap Irene sembari mengacak rambut anaknya yang masih basah

Jisung merentangkan tangannya "Ma."

Irene terkekeh lalu menghampiri Jisung dan memeluknya erat "Kebiasaan kamu gak bisa diubah ya?"

"Enggak, mending gabisa aja." Jisung mengeratkan pelukannya sembari menghirup aroma tubuh Irene yang membuatnya nyaman.

"Kamu udah gede loh."

"Dari kecil kan aku dibiasain buat peluk mama kalo udah mandi, jadi yaudah keterusan." Jisung melepas pelukannya lalu memilih untuk duduk.

"Iya-iya, gemes banget sih ini anak." Irene mencubit lalu menarik pipi Jisung pelan.

"Sakit ma, sa-kit!" Jisung menyipitkan matanya lalu meringis seolah benar-benar merasakan sakit.

Melihat anaknya yang berlebihan, Irene lalu mencubit pipi Jisung lebih keras dari sebelumnya.

"Aa-aw ini seriusan sakit!" Irene terkekeh lalu beranjak untuk membawa makanan dari dapur ke meja makan.

Setelah meletakkan semua makanan yang telah Irene masak ke meja makan, tentu saja dengan bantuan Jisung. Irene dan Jisung lalu segera menyantap makan malam mereka dengan diselingi obrolan di dalamnya.

Selesai dengan makan malam mereka, Irene memilih untuk menonton tv. Sedangkan Jisung naik ke kamar untuk main game.

Baru saja men-tap game yang dipilihnya, yaitu subway surf. Notifikasi chat beruntun datang, membuat ia terpaksa menghentikan aktivitas bermain gamenya. Padahal ia bertekad menjadi pro player dan berharap dapat berduet dengan Jess No Limit. In ur dream cung :(

Mama, Wuf You - Park Jisung [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang