8. Siapa?

93 22 45
                                    

Pagi-pagi sekali, seorang ibu muda sedang sibuk membereskan rumah sembari mempersiapkan bahan masak untuk menu sarapan.

"Sekarang masak dikit aja gitu ya?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Hari ini kan gabakal sarapan di rumah, berarti buat Icung aja." Lanjutnya sembari bersiap memasak.

Gerakan tangan Irene terhenti, ia memutuskan untuk bertanya pada anaknya terlebih dahulu.

Irene beranjak dari dapur menuju kamar Jisung yang berada di lantai dua. Setelah sampai di depan pintu, Irene mengetuk pintu yang bertuliskan 'nax cakeup tea' sembari memanggil Jisung.

"Cung, mau bangun sekarang apa nanti siang?"

"Kalo nanti siang mama gabakal bikinin sarapan."

Irene mengetuk pintu beberapa kali dan mengatakan hal yang sama berulang kali. Sadar tidak ada jawaban, Irene memutuskan untuk masuk.

"Cung."

Irene melihat Jisung yang sedang tertidur pulas dengan pajama kusut dan rambut acak-acakan yang sialnya terlihat begitu tampan.

"Heran gue, dia kok bisa ganteng gini ya? Gimana mama nya sih, pasti."

Setelah bertanya pada diri sendiri dan tentunya dijawab oleh dirinya sendiri pula, Irene cepat menuju ranjang Jisung lalu mengusap rambutnya pelan.

"Cung..."

Irene mengguncang tubuh Jisung pelan, tuan yang merasa tidurnya terganggu itu mengerjapkan maniknya perlahan.

"Jam berapa ma?" Suara parau khas bangun tidur terlontar dari bibir berwarna pink alami itu.

"Masih jam 5 Cung."

"Yaudah, aku mau lanjut tidur nanti mau photoshoot sama yang lain. Gausah bikin sarapan ma."

Jisung mengubah posisi tidurnya lalu menutup netranya dan kembali tidur.

Irene hanya tersenyum tipis. Sebelum beranjak, ia memutuskan untuk mencium kening anaknya pelan lalu segera bersiap untuk pemotretan.

---

Manager Irene mengatakan bahwa ia harus berangkat pagi ke tempat pemotretan sendiri. Karena managernya yang notabene merupakan sahabatnya itu ada keperluan mendesak yang sama sekali tidak bisa di ganggu gugat.

Irene menelepon Yeri beberapa kali, usahanya nihil karena manager yang sialnya adalah sahabatnya sendiri itu tidak mengangkat telpon dan membiarkan tulisan 'berdering' terus muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene menelepon Yeri beberapa kali, usahanya nihil karena manager yang sialnya adalah sahabatnya sendiri itu tidak mengangkat telpon dan membiarkan tulisan 'berdering' terus muncul.

"Dia kalo orang lain udah aing pecat."

Irene memasukan tasnya ke dalam mobil sembari segera menancap gas menuju lokasi pemotretan.

Mama, Wuf You - Park Jisung [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang