"Fatin!"
Aku mendesah lelah. Dengan malas, Aku mengangkat wajahku lalu menatap Gishel, Temanku. Dia membulatkan matanya saat melihat kondisiku sekarang. Ya... Aku mewajarkannya.
Wajah pucat, akhir-akhir ini banyak tugas, begadang, dan Aku juga sampai lupa makan.
Dan satu lagi. Dia menghilang entah kemana.
Kek di PHP-in gak sih?
Sebelum Gishel mengeluarkan suaranya yang kayak toa, Aku kembali menjatuhkan wajah pada tumpukan buku.
"Astaga, Tin!! Lo kek mayat idup tau!"
Aku malas meladeni anak satu ini.
"Tin, Lo gak tidur berapa hari?"
"Tiga."
"Buset! demi apa!? Seorang Fatin yang dulunya kang nyontek, sekarang rajin kek gini?" Ini kalau aku gak lagi lemes, udah ku tabok dari tadi mulut lemesnya Gishel. "kesambet apaan lo?"
"Bodo amat, Shel."
"Eh, Kafka? tumben lo dateng pagi?" Aku semakin menenggelamkan wajahku pada buku juga menutupnya dengan lipatan tangan.
"Si Fatin sakit?"
"Tau. Dia begadang sampe tiga hari tau gak!"
"AAAAA!! Kafka!! Lo apa-apaan sih!!" ya gimana aku gak teriak kayak gitu coba? orang Kafka gendong aku ala-ala novel yang aku baca!
"Diem! muka lo pucet, Fa."
"Tapi jangan gini juga!!"
Aku tetap menggerak-gerakan kakiku tidak nyaman. Tetapi Kafka tetap menggendongku sampai di UKS.
Dia mendudukanku di brangkar UKS. "Lo kenapa?"
"Gak papa."
"Lo pucet, Fa."
Aku memandanginya malas. "Gue gak papa, Kafkaaaaaa."
"Serius?" Aku mengangguk malas. "Iya. Cuman butuh istirahat bentaran aja."
"Iya udah. Gue keluar dulu. Lo hari ini gak masuk kelas aja." Aku mengangguk malas lalu mulai membaringkan badanku setelah Kafka pergi.
Aku menghela napas lelah. Jam tanganku sudah menunjukan pukul 08:05. Tetapi belum ada satupun pesan darinya.
Setidaknya, kasih kabar kek!
Jangan di gantung kek gini!!
oOo
Cieeee, Fatin digantung kek jemurann.
KAMU SEDANG MEMBACA
08:00 am ✓
Historia CortaFatin selalu mendapatkan chat dari nomor yang tidak dikenal setiap jam 08:00 pagi.