Kampret!

3 0 0
                                    





Kalian tau apa yang paling di benci Naya? Selain di marahi sang ibu dan tidak di beri jatah jajan ialah rumus dan hitungan. Lebih baik belajar sejarah perang dunia dua dan satu dibanding Matematika dan Akuntansi. Naya selalu lupa tentang min dan plus, selalu mudeng tentang rumus-rumus bangun ruang, selalu stress dalam pembuatan Work Sheet, pusing dalam menentukan labarugi dan pembuatan segala macam jurnal.

Gret

Kriuk

Gret

Kriuk

Tangan Naya dengan terampil menggarisi sana sini, walaupun fokusnya harus rela terpecah dengan suara 'kriuk-kriuk' mulut Adel yang sedang santai mengunyah kripik hasil buatan Naya kemarin.

Sejenak menatap jengah pada buku besar setebal 2cm yang sama dengan miliknya, hanya berbeda di warna saja. Kosong melompong. Lihat, Rencana memang selalu jauh dari realita. Adel mengajaknya mengerjakan beberapa tugas di rumah Naya. Tapi, yang mengajak malah asik dengan sekeler besar Kripik.  KAMPRET! Sudah lah, yang penting tugasnya harus selesai hari ini juga.

"Buku lo masih kosong, Marijah!" Tidak, tidak bisa.

"Hmmm..." Gumamnya tak jelas sibuk dengan remote tivi dan keler besar di pelukannya. "Nanti dulu, Nay... Gue habisin kripik ini dulu." Lanjutnya.

"Eh kucing! Tu keler segede ember! Masa lo mau habisin sekaligus, itu juga keripik punya gue!" Sembari melempar Adel dengan bantal sofa di dekatnya.

"Iya-iya." Dengan wajah cemberut Adel beranjak dari zona nyamannya dan terduduk lesehan di sebelah Naya. "Nyontek dong"

Cape deh!
Naya menepuk jidatnya keras

Keringat sebesar biji jagung keluar dari dahi kedua gadis tersebut. Terhitung ber-jam-jam sudah mereka mengerjakan soal-soal akuntansi. Bukan hanya gerah dan sesak otak yang di dapat, tapi kaki juga terasa kebas kesemutan.

Peregangan otot di butuhkan. Naya melentingkan kedua tangannya kebelakan sedangkan Adel menyelonjorkan kedua kakinya di sertai pijatan-pijatan ringan di paha.

"Ahhh beres juga." Tangan Naya sibuk membereskan peralatan perangnya.

"Nay, ngemoooool yuk."

Naya mengkerutkan dahi.

"Gue gak punya uang, tumbenan lo ngajak gue Ngemol." Naya beranjak berdiri berjalan pergi ke kamar.

"YA, KALI-KALI GITU NGEMOL, GUE TRAKTIR DEH!" Teriaknya agar suaranya terdengar ke kamar.

Druduk

Druduk

Suara hentakan kaki Naya terdengar gaduh tak sabaran. Membuat Adel sedikit terkekeh geli.

"Seriusan lo?... Emang punya duit?"

Adel menggoyang-goyangkan sebuah kartu berwarna hitam di depan wajah Naya. Senyum Smirk tak lepas dari bibirnya. Seakan menegaskan 'Jangan panggil gue Ijah lagi kalau gue gak punya duit'

                     

                       -------------------

Slurp

Slurp

Tenggorokannya terasa basah kembali, Jus jeruk memang asoy apalagi saat tenaganya terasa terkuras habis sperti ini. Duduk di sebuah meja salah satu kafe dalam mall. Naya dan Adel beristirahat setelah sebelumnya berbelanja banyak barang. Sebenarnya Naya hanya berbelanja 2 jenis barang saja. Yang banyak itu Adel. Sepuluh Paperbag besar dikiri kanannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Heart and SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang