Bab.3

330 31 31
                                    

Part.1

"Rina bangun"  teriak ibu Rina dari luar kamar.

Tak ada sahutan dari Sabrina, ibunya sudah lelah membangunkan putri bungsunya tersebut.
Astrid memilih untuk turun kebawah

"Ma mau kemana ?"

"Mau cari kunci cadangan pa, Rina kebo banget udah di gedor-gedor nggak bangun juga"

Mendengar jawaban istrinya, Rizal hanya ber-oh-ria, Astrid kembali ke atas membuka kamar Rina dan langsung mengambil gayung untuk menyiram wajah Rina.

"Hujan, banjir-banjir" teriak Rina

"Apanya yang banjir Rina?" Tanya Astrid

"Mama apaan sih, ganggu tidur Rina aja"

"Ganggu kamu bilang, noh liat jam udah jam berapa ?"

"What!!!, mama kenapa nggak bangunin Rina sih ma" kesal Rina

"Apa, coba ulangi lagi" pinta Astrid mamanya Rina

"Mama kenapa nggak bangunin Rina, mama nggak denger ya waktu Rina ngomong tadi"

"Nggak bangunin kamu bilang, mama udah gedor-gedor pintu kamar kamu. Tapi kamunya nggak bangun-bangun juga dasar kebo" geram Astrid

"Ma, marahnya di pending dulu ya. Rina mau mandi dulu dah macan"

Rina langsung berlari ke Kamar Mandi setelah berbicara dengan mamanya.

"Apa kamu bilang macan, mau jadi anak durhaka kamu rina ?" Teriak Astrid

"Mama MACAN itu artinya (mama cantik) mama nggak ngerti bahasa gaul sih" teriak Rina dari kamar mandi

"Terserah kamu, capek mama liat tingkah kamu yang nggak ada habis-habisnya"

Brakk

Suara pintu di tutup oleh Astrid, Astrid lebih memilih untuk pergi. Berdebat dengan putrinya terlalu lama bisa membuat Astrid hipertensi.

Setelah selesai Sabrina langsung turun kebawah menemui kedua orang tuanya di ruang makan.

"Pagi Pagar, Macan" ucap Rina

"Pagar, Macan maksudnya ?" tanya Rizal

"PAGAR itu artinya (papa gantengnya Rina), kalau MACAN itu artinya (mama cantik) papa gimana sih itu aja nggak tahu"

"Kamu yang gimana, bahasa di singkat-singkat gunakan bahasa yang baik dan benar Rina"

"Iya pa"

Setelah selesai makan Rina pamit dengan kedua orangtuanya untuk berangkat ke sekolah.

"Pa, ma Rina pamit ya"

"Iya, belajar yang bener di sekolah" peringat Rizal

"Iya pa, kalau nilai Rina tinggi uang bulanannya tambahin yak"

"Nggak, mama nggak bolehin uang jajan kamu itu bisa buat beli kulkas 2 pintu Rina"

"Mama nyebelin, Rina berangkat sekolah aja lah.
Assalamu'alaikum "

"Wa'alaikumussalam'

Kedua orang tua Rina hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya itu, yang selalu mau di turuti permintaanya. Tetapi bagaiamanapun sikap Rina orangtuanya tetap menyanyi Rina, karena anak adalah harta paling berharga bagi setiap orang tua.

Banyak orang-orang di luar sana yang tidak bisa memiliki keturunan, dan selalu mendamba seorang anak. Lalu kenapa kita sebagai orangtua harus membenci sikap anak kita. Itu adalah tugas kita untuk mendidiknya supaya menjadi insan yang baik, dan berguna bagi nusa dan bangsa.

IJAZAH atau IJABSAH [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang