16

351 33 2
                                    

Hari yang di tunggu tunggu akhirnya tiba dengan sangat percaya diri sehun memasang kedua telingannya untuk mendengar namanya di sebut sebagai peringkat pertama. Namun seolah semesta tidak berpihak padanya yang terdengar di telinganya adalah peringkat kedua, ya benar.. sehun gagal mendapat peringkat pertama. Sehun merasa usahanya selama ini sia sia. Dengan perasaan kesal sehun meninggalkan ruang kelasnya.

Liburan kenaikan kelas dimulai sudah 3 hari sejak hari dimana sehun menerima hasil akhir kenaikan kelas itu namun raut wajah sehun masih tetap murung. Bahkan june yg seharusnya sudah berangkat untuk pindah ke tempat tinggal barunya menundannya karna dia ingin menghibur sehun. Orang tua sehun maupum orang tua sooyoung benar benar kehabisan akal untuk membujuk sehun.

"Aiishh dasar anak nakal itu,apa dia benar benar serius dengan ucapannya? Menikah dengan sooyoung??"-kesal ibu sehun

Ayah sehun seketika terkekeh " aku tidak menyangka kalau dia bisa seyakin dan seteguh itu dengan keinginannya"

Merasa bahwa menikahkan sehun dengan sooyoung adalah jalan satu satunya untuk membujuk putranya. Orang tua sehun kemudian bergegas menuju rumah sooyoung untuk membicarakannya kepada orang tua sooyoung.

Kedua orang tua sooyoung tidak merasa keberatan dengan usulan dari orang tua sehun. Karna walau bagaimanapun juga saat sehun dan sooyoung dewasa mereka memang sudah berencana untuk menjodohkannya. Disaat semua orang tua sudah sepakat untuk menyiapkan pernikahan tiba tiba muncul seseorang yg menolak keputusan itu. Dia adalah park sooyoung

"Kenapa ayah dan ibu memutuskan semuanya tanpa persetujuanku"-ucap sooyoung dengan kesal

Kedua orang tua sooyoung dan sehun membeku mendengar ucapan sooyoung. Mereka berusah menjelaskan semuanya dengan baik namun tetap saja sooyoung tidak mau menerimanya. Tanpa permisi sooyoung pergi meninggalkan mereka menuju suatu tempat.

Tempat yang sooyoung tuju adalah rumah sehun. Sooyoung juga merasa bersalah dengan sehun karna sejak saat itu sehun selalu menghindarinya bahkan sehun tidak mau keluar dari kamarnya. Sooyoung melangkahkan kakinya menuju kamar sehun. Saat ini sooyoung sudah berada tepat di depan pintu kamar sehun.

"Ya! Oh sehun buka pintunya"-teriak sooyoung

"Aku tidak mau"-teriak sehun dari balik pintu

Sooyoung terus menggedor pintu kamar sehun dan terus meneriakan namanya " ya! Oh sehun cepat buka pintunya... aku hitung sampai 3 kalau kamu tidak membuka pintu aku tidak mau lagi bertemu denganmu"-teriak sooyoung

Belum sampai hitungan kegita sehun sudah membuka pintu kamarnya. Sehun tidak bisa memungkiri bahwa dia tidak bisa jika tidak bertemu sooyoung dan saat ini dia sangat rindu dengan gadis cantik yang selalu tersenyum padanya.

"Akhirnya keluar juga.. ayo ikut aku"-tarik sooyoung dengan paksa namun sehun dengan pasrah mengikutinya

◇◇◇◇◇◇

"Bi bagaimana keadaan sehun"-tanya june

Ibu sehun menatap pilu kondisi anaknya yg terbujur lemah di depannya " aku tidak tau.. june-yaa haruskah aku kehilangan keduanya"-sesak ibu sehun dalam tangisnya

"Bibi tidai boleh berkata begitu bi, aku yakin keduanya akan kembali pada bibi"-june berusaha menenangkan ibu sehun meskipun hatinya juga merasa sangat sakit melihat sahabatnya terbaring lemah dengan penuh alat medis di tubuhnya.

"Aku benar benar merasa bersalah karna aku tidak bisa menjaga sooyoung dengan baik dan sekarang sooyoung telah di ambil dari sisiku"-sesal ibu sehun

Sudah hampir 1 bulan setelah kejadian dimana sehun tahu siapa sooyoung sebenernyanya. Sehun terbaring lemah dan kondisinya entah bagaimana. Seolah tubuhnya menyerah untuk bertahan. Rasa bersalah yang menyelimuti sehun membuat jiwa nya seolah menolak untuk kembali.

Saat ini mungkin hanya sooyoung yg mampu membangkitkan semangat sehun namun saat ini sosok wanita istimewa itu telah pergi dari sisinya.

Semua keluarnya yg ada begitu terpuruk melihat kondisi sehun. Mereka hanya berharap semoga ada keajaiban yg terjadi di kehidupan sehun agar sehun mampu melanjutkan hidupnya

YOU ARE MY DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang