☁️|7

36 5 0
                                    

" apa dia cakap ? "

Jaeni menggeleng perlahan.

" Aku tak ingin nak baca , kang terobek usus aku baca ayat dia tu.. "

Dia segera menyerahkan kembali memo itu kepada chaerin.

" Aha' tu lah .. aku pun awalnya tak nak bagi kau memo ni .. takut kau depressed lagi. Tapi , aku takda hak juga nak simpan benda ni— "

" Boleh tak kau buat satu favour ni untuk aku ? "

Chaerin memandang jaeni yang kini tersenyum cam annabelle , bulu tengkuknya meremang 10 cm.

" A-apa? "

" Tolong anggap yang seungmin sunbae tu tak pernah wujud dalam life aku .. kalau dia tanya apape pasal aku ke cakap ja aku tak kenal dia. Berjebon je kerja kacau anak dara orang . "

Lalu jaeni meninggalkan chaerin yang masih berdiri cam tunggul kayu di situ .

                      — ☁️ —

" Weh mini , kitorang takleh rehat ngan kau lah hari ni. Saem mingyu ajak semua pengawas geledah belakang bangunan .. aih. "

Maklumlah wonjin ngan hyeongjun adalah pengawas sekolah. Minhee mengangguk faham.

Alone pulak Aku hari ni...

Gumamnya sebelum melambai wonjin dan hyeongjun yang semakin perlahan menghilang dari pandangan.

.
.
.

" Weh chaerin kau pengawas kan , hati-hati bertugas . "

" Bubye jaeni, kau ok ke rehat sensorang ni ? "

Jaeni tersenyum . Dia sudah ditinggalkan .

Kakinya perlahan menuju ke mesin minuman berdekatan dan membeli sekotak susu strawberry.

Tanpa dia sedar seseorang memerhatikannya .

" Jaeni.. "

Hampir tersedak dia apabila melihat seungmin di hadapannya .

" Ya saya ? "

Dia menjawab tanpa terselit sedikit pun perasaan gementar.

Jaeni yang dulu adalah seorang yang periang,tak pakai makeup , feminin , ikat rambut tanduk kambing , clumsy ..

Jaeni yang sekarang adalah seorang yang cold , ganas , emo , dark clothes , makeup , careless ..

" Pasal yang tahun lepas— "

" Kita pernah kenal ke ? "

Seungmin terkeras di situ . Dia tersenyum perlahan.

" Aku tau kau marah aku tap— "

" Minhee ! "

Belum sempat dia menghabiskan kata-katanya, jaeni berlari mendapatkan minhee yang kebetulannya lalu di situ. Minhee be like dafuq ?

      
                    — ☁️ —

" Bapak terima kasih weh .. huh huh huff ~ "

Jaeni menghela nafas . Minhee yang berada di sebelahnya hanya memandang sambil mengibaskan tangannya ke arah jaeni.

" Dia kacau kau ke ? "

" Yep, dasar jembalang. "

Mereka bertentangan mata sebentar sebelum jaeni notice something.

" Kau pun alone jugak ke ? "

Minhee mengangguk. Situasi awkward berlangsung secara live.

" K-kalau camtu , aku rehat ngan kau tak apape kan ? "

Jaeni memandang minhee dengan mata yang penuh bintang di dalamnya. Minhee terkedu , umpama diorang berada di dunia anime dah sekarang ni.

" Janganlah pandang aku camtu, aku taknak ʲᵃᵗᵘʰ ᶜⁱⁿᵗᵃ .."

Part last tu minhee sebut dengan suara yang kecil nak mati. Jaeni menggaru keningnya.

Adakah telinga aku ni dah pekak sebab dengar miroh hari-hari? Jaeni menggumam sendiri sambil tidak membuang masa menarik tangan minhee ke tempat dia ngan chaerin selalu rehat.

Minhee sakit jantung di situ.

                     — ☁️ —

ada sorang angel ni suruh aku update and i really appreciate her (◍•ᴗ•◍)❤ also pipel yang read this book , i lob ya ~ ☄️

window ; kmh Where stories live. Discover now