Nikk

394 48 4
                                    

Akhir minggu yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba, Jihoon akan pergi untuk berlibur. Pria yang sudah ditunggu-tunggu Jihoon itu keluar dan membukakan pintu mobil untuknya. Jihoon menatap Daniel dengan sorot mata lembut. Sosok pria yang mengagumkan dari ujung rambut sampai ujung kaki itu membuat Jihoon menarik napas pendek. Daniel menggenggam tangannya.

Daniel dan Jihoon saling berpandangan, pandangan di antara mereka pun semakin dalam. Kini Jihoon tahu apa yang ada dalam pikiran pria itu dengan sorot mata yang begitu tajam. Sorot mata yang selalu ada saat mereka berdua saja.

Daniel memegang erat tangan Jihoon.

"Ayo pergi." Ajak Daniel.

"Hng."

Daniel yang biasanya selalu mengenakan setelan jas itu, kali ini mengenakan celana jins yang memperlihatkan jelas kaki panjangnya. Saat Daniel menyetir, Jihoon tak bisa melepaskan pandangan dari otot-otot Daniel, termasuk otot paha pria itu yang terlihat sangat kokoh.

"Kau bisa kena masalah kalau terus melihatku seperti itu. Kau bisa membuat mobilnya berhenti mendadak." Suara Daniel yang berbicara sambil mengetuk-ngetuk roda kemudi menyadarkan lamunan Jihoon.

"Apa-apaan ini, apa kau tak bisa melihat dengan benar? Aku ini bisa menjadi binatang buas dalam sekejap." Daniel mengancam Jihoon.

Meskipun sebenarnya Jihoon sangat menyukai sikap yang ditunjukkan Daniel, tapi Jihoon bersikap seakan tak memahami maksud perkataan Daniel.

"Hahaha, Park Jihoon. Jihoon-ah, Jihoon-ah"

"Kenapa kau terus menyebut namaku?" Jihoon bingung dengan perilaku Daniel.

"Aku sudah gila karena terlalu senang." Daniel merasakan kebahagiaan yang menyebar di seluruh tubuh karena merasa hubungannya sudah semakin dekat dengan Jihoon. Ia juga takluk dengan ciuman kecil dari pemuda manis itu. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Jihoon menggenggam tangan Daniel yang membuat jantung berdebar.

"Nah, kita sudah sampai. Turunlah."

"Wah, ini bagus." Jihoon mengagumi pemandangan yang begitu indah.

"Kau suka? Lagi pula cuacanya juga sangat bagus."

Langit terlihat biru dan sangat cerah.

Mereka melangkahkan kaki di taman indah dan tenang di pinggir kota tersebut. Dari kejauhan terlihat sebuah ayunan putih yang sepertinya sengaja dibuat untuk pengunjung anak-anak yang haus akan tempat bermain. Di sekitar air mancur taman ini juga banyak terlihat anak-anak berlarian ke sana ke sini.

"Tempat ini banyak dikunjungi oleh keluarga untuk makan bersama. Tentu saja banyak orang yang belum jelas hubungannya juga datang ke sini."

"Hubungan yang belum jelas, maksudmu seperti kita?"

"Kita? Apa kau bercanda?"

"Ckck."

Jihoon dan Daniel berkeliling taman sambil bergandengan tangan. Seperti yang Daniel katakan, tempat ini dikunjungi banyak keluarga dan anak-anak.

Jihoon teringat dirinya saat masih kecil. Ia tersenyum samar karena bisa mengingat masa Kecilnya itu dengan jelas.

Air mancur mengeluarkan air dengan arus kuat. Jihoon ingin mendekati air mancur dan memainkannya, tapi Jihoon masih bisa menahan dirinya untuk tak bermain air. Tak lama kemudian, air mancur yang turun mengeluarkan busa-busa kecil dan menyemburkan air ke sekitarnya. Dibarengi dengan cahaya matahari yang cerah, tempat ini terasa sangat menyegarkan.

Saat Jihoon memasukkan tangan ke kolam air mancur, pancuran airnya berubah arah lebih tinggi sehingga ia terkena cipratan air mancur.

"Aw, dingin!"

Ain't Me (NielWink)Where stories live. Discover now