Disclaimer:
AkaKuro dan segala karakter kurobas yang lain adalah milik Tadatoshi Fujimaki sensei.
- Fated Mate -
Entah perasaannya saja atau memang benar nyatanya bahwa Tetsuya merasa selalu melihat sosok Akashi Seijuurou kemana pun dirinya berada. Baik di kampus maupun di tempat ia bekerja. Meskipun membenci seorang alpha, tetapi Tetsuya tau siapa Akashi Seijuurou. Seorang alpha yang digandrung-gandrungi sejuta umat. Bahkan eksistensinya melebihi para artis atau Kise Ryouta.
Seperti saat ini, Tetsuya tengah menikmati buku bacaannya di bawah pohon Sakura yang tengah bermekaran ketika suara teriakan histeris perempuan mengusik konsentrasinya.Tak jauh dari tempatnya duduk, Akashi Seijuurou bersama dengan kembarannya yang tidak kembar—begitulah mereka menjuluki dua sejoli tersebut, Midorima Shintaro—tengah berjalan dan berhenti tepat di kursi taman.
Seperti tak mengindahkan teriakan histeris sekelilingnya atau panggilan menjijikan seperti "Akashi-sama!", laki-laki bersurai merah dan hijau tersebut memilih untuk membuka buku yang tengah mereka bawa dan tenggelam dalam bacaannya.
Sepengetahuan Tetsuya, laki-laki tersebut terkenal dengan kekayaannya yang melimpah bahkan banyak rumor beredar bahwa kekayaannya tidak akan habis sampai puluhan generasi sekalipun. Pewaris tunggal Akashi corp. Perusahaan yang mendominasi pasar seantero Jepang dan mancanegara. Mulai dari department store, property, rumah sakit, otomotif, teknologi, supermarket, entertainment, dan masih banyak lainnya. Maka tak heran jika seluruh masyarakat Jepang mengetahui Akashi corp. Karena pada nyatanya Akashi corp memang sebesar dan sejaya itu.
Selain kaya raya, Akashi Seijuurou juga terkenal dengan ketampanan dan kemaskulinan-nya. Laki-laki tersebut selalu terlihat dingin dan jarang tersenyum, yang entah mengapa mampu membuat sejuta umat—kecuali Tetsuya—tergila-gila padanya. Tidak hanya fisik, kejeniusannya juga sudah tidak diragukan lagi. Diumur semuda itu sudah diposisikan sebagai Direktur Utama perusahaan keluarganya dan juga tengah bersiap untuk melanjutkan studi magisternya. Padahal sidang skripsi saja masih ada beberapa bulan lagi. Akashi adalah salah dua orang yang menyelesaikan studinya dengan sangat cepat dibandingkan yang lain. Satu orang yang lainnya adalah teman masa kecil Akashi Seijuurou, Midorima Shintaro.
"Kuroko~" Ogiwara merangkul tubuh Tetsuya. Membuat sang korban mem-blushing ria. Meskipun mengenal Ogiwara cukup lama, tetapi Tetsuya masih belum terbiasa dengan sentuhan fisik dari laki-laki tersebut. Mungkin penyebabnya karena Tetsuya memiliki rasa pada laki-laki bersurai chestnut tersebut.
"O-ogiwara-kun."
"Maaf aku telat. Sudah lama?"
"Be-belum." Jawab Tetsuya. Buku bacaannya diangkat tinggi-tinggi, guna menutupi wajahnya yang memerah. Bisa bahaya urusannya jika Ogiwara mengetahui wajahnya yang memblushing ria.
"Syukurlah, aku tidak membuat Kuroko menunggu." Jawab Ogiwara lega. Senyumnya mengembang. Melipat gandakan ketampanan Ogiwara di mata Kuroko Tetsuya. Sedangkan Tetsuya hanya mengangguk. Sebenarnya ia cukup lama menunggu Ogiwara, tetapi itu bukan masalah. Selama itu Ogiwara, ia akan dengan sabar menunggu.
"Ah~ Aku lapar~" rintih Ogiwara. Kepalanya diletakkan di bahu sempit Tetsuya. Dari jarak sedekat ini Tetsuya dapat mencium wangi shampoo Ogiwara. Beberapa helai rambut chestnut Ogiwara mengenai leher Tetsuya, rambut yang jauh lebih halus dari bayangan Tetsuya. Mati-matian Tetsuya menahan degub jantungnya agar tidak terlalu kencang berdetak. Ia tidak ingin Ogiwara mendengar debaran jantungnya.
"Ma-mau makan bento buatanku?" tawar Tetsuya. Seketika Ogiwara menjauhkan kepalanya dari bahu Tetsuya, membuat Tetsuya tanpa sadar menghela nafas kecewa.
"Eh!? Kuroko mambawa bento? Tentu saja aku mau!" manik chestnut Ogiwara berbinar-binar antusias. Laki-laki ini, jika perihal makanan tingkat semangatnya langsung meningkat berkali-kali lipat.
Ditutupnya buku bacaan Tetsuya, kemudian mengambil kotak makan yang tertutup kain. Wangi makanan langsung tercium ketika Tetsuya membuka kotak makan tersebut. Menyajikan varian makanan sederhana tetapi mampu menggugah selera.
"Dozo Ogiwara-kun." Tetsuya menjulurkan bento di tangannya. Namun bukannya menerima kotak bento tersebut Ogiwara hanya bergeming di tempatnya. Senyum di bibirnya masih belum tergulung sesenti pun.
"Kuroko, aaa~" Ogiwara membuka mulutnya, memberi isyarat agar Tetsuya menyuapi makanan tersebut ke dalam mulutnya. Sedangkan Tetsuya dibuat salah tingkah. Wajah memerahnya lagi-lagi kembali. Ogiwara Shigehiro memang selalu membuat jantungnya bekerja sangat keras.
"O-ogiwara-kun, a-ano..."
"Ayo cepatlah, Kuroko. Aku sudah lapar. Lagi pula, anggap saja bahwa ini semacam pre-kencan kita." Ogiwara mengacak surai baby blue Tetsuya lembut. Kemudian kembali membuka mulutnya, meminta Tetsuya untuk segera menyuapinya. Ragu-ragu Tetsuya mengambil tamago kemudian membawanya ke mulut Ogiwara.
"Oishii~" Ogiwara tersenyum dengan mulut yang sambil mengunyah. Telapak tangannya sudah kembali mengelus surai baby blue Tetsuya. Sedangkan sang pemilik hanya bisa pasrah dibuat tak berdaya oleh alpha seperti Ogiwara.
"Su-sungguh?"
Ogiwara mengangguk antusias. Dua ibu jarinya sudah mengacung ke depan. Tanda bahwa ia sungguh-sungguh memuji masakan Tetsuya.
"Ka-kalau Ogiwara-kun mau, aku bisa membuatkan bento setiap hari."
"Eh?! Sungguh?!" Manik chestnut Ogiwara semakin berbinar antusias. Tentu saja ia tidak akan menolak tawaran emas tersebut. Dibuatkan makanan oleh seorang omega adalah impian semua alpha, termasuk dirinya.
Sedangkan Tetsuya hanya mengangguk pelan. Kepalanya menunduk menyembunyikan semburat merah muda yang masih betah menghiasi kulit pipinya. Ia tidak mengerti mengapa tiba-tiba mulutnya mengusulkan hal seperti itu. Padahal hubungan mereka hanya sekedar teman dekat, belum sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Yaa meskipun secara terang-terangan Ogiwara sudah mengajaknya berkencan hari sabtu nanti.
"Aku akan dengan senang hati menerima tawaran emas tersebut. Hitung-hitung, persiapan jika Kuroko menjadi istri-ku kelak." Timpal Ogiwara dengan tawa riangnya diakhir. Sedangkan Tetsuya semakin dibuat tidak berdaya. Meskipun terdengar seperti bercanda, tetapi harapan tersebut muncul di dalam diri Tetsuya. Bahwa, masih ada kemungkinan Ogiwara memiliki perasaan yang sama dengannya. Tidak ada yang tau seperti apa takdir mempermainkan hidup seseorang. Siapa tau memang Ogiwara Shigehiro adalah fated mate yang selama ini Tetsuya nanti-nantikan.
Selagi kedua orang tersebut tengah menikmati dunia yang mereka ciptakan sendiri. Manik heterokrom ruby-gold tersebut menatap nyalang adegan suap menyuap tersebut. Ujung-ujung jarinya berubah menjadi putih akibat cengkeraman pada buku bacaannya terlalu kencang. Apa-apaan itu? Ia sengaja mengajak Midorima untuk membaca buku disini agar bisa menikmati pemandangan Tetsuya, tapi yang terjadi malah pemandangan sialan yang membuat darahnya mendidih seperti ini.
"Na, Shintaro." Midorima hanya berdeham ketika namanya terpanggil. "Apa maksud dari dua orang yang saling suap menyuap?"
"Simple. Mereka saling suka." Jawab Midorima asal. Kali ini heterokrom Akashi menatap nyalang Midorima yang sepertinya masih tidak peduli dengan apapun. Wajar saja, buku yang tengah dibaca Midorima sedang berada pada bagian terseru.
"Shintaro, sekali lagi kau berani mengatakan hal seperti itu akan ku buat kau tidak bisa berbicara lagi." Midorima mengernyit tak mengerti. Kemudian menatap bahu Akashi yang pergi meninggalkannya.
Apa yang membuat temannya tiba-tiba jadi badmood seperti itu?
- Fated Mate -
-To Be Continued-
HAI SEMUA~ pertama-tama aku minta maaf karena minggu lalu Lacuna ga aku UP, tapi aku usahain minggu ini aku akan UP chapter selanjutnya dari Lacuna. Hountoni gomenasai >< *bow* dan yang kedua adalah ucapan terimakasih aku untuk kalian yang selalu support FF aku yang makin ke sini makin tidak jelas alur ceritanya tetapi kalian tetep ngikutin dan selalu ninggalin jejak setelah membaca, aku terharu :") thank you so much mina-san~~ *bow* *poof*
-Matokinite76
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Mate
RomancePermainan takdir menghantarkan Kuroko Tetsuya kepada fated mate-nya. Menghapuskan segala bencinya pada kaum alpha. Membuatnya mengerti makna mengapa ia terlahir menjadi seorang omega.