Disclaimer:
AkaKuro dan segala karakter kurobas yang lain adalah milik Tadatoshi Fujimaki sensei.
- Fated Mate -
"Chihiro, bukankah perintahku tempo hari sudah sangat jelas?"
"Hai, Seijuurou-sama."
"Lalu apa maksud semua ini, Chihiro?! Informasi ini sudah tidak lagi penting sekarang!" Akashi melempar kertas ditangannya, membuat kertas-kertas tersebut berhamburan di meja kerjanya. Sedangkan Mayuzumi membungkuk dalam-dalam, seraya meminta maaf akibat pekerjaannya yang tidak becus.
Sedangkan Akashi menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya. Memijit keningnya yang berdenyut-denyut. Hari ini segalanya seperti menyulut emosi. Akibat kejadian di pelelangan tadi sore, mood Akashi sangat berantakan. Ditambah ia baru mengetahui alasan mengapa Kuroko Tetsuya berada di tempat pelelangan tersebut sebagai "barang dagang".
Sebenarnya apa yang Kuroko Tetsuya pikirkan?! Apakah laki-laki tersebut begitu naif atau begitu bodoh? Apa ia pikir dengan menjual dirinya segala utang keluarganya dapat lunas begitu saja?
"Sudahlah Akashi, tidak ada gunanya kau memarahi Mayuzumi. Sekali pun kau mengetahui beban finance yang diderita keluarga Kuroko, bukan berarti kau juga dapat menjamin hal ini tidak terjadi." Akashi menghela nafas. Yang dikatakan Midorima memang dapat dibenarkan. Hanya saja, entah mengapa Akashi begitu kesal pada dirinya sendiri. Di saat omega tersebut membutuhkan pertolongan orang, Akashi tidak berbuat apa-apa.
"Tonikaku, aku ingin kau mengecek cctv ruangan sialan tersebut. Periksa semua orang yang berani membuka suaranya untuk menawarkan harga rendahan tersebut. Termasuk orang-orang, ah tidak, mereka tidak pantas ku bilang orang. Maksudku adalah bajingan-bajingan rendahan yang berani menjual Tetsuya. Aku ingin kau mengumpulkan semua informasi tersebut dan memberikannya kepadaku secepat yang kau bisa."
"Selain itu, lunasi semua utang keluarga Tetsuya. Berapapun itu aku tidak peduli. Kalau perlu kau berikan uang pada mereka agar tidak lagi terlilit utang sialan ini. Ah, ku dengar departemen penjualan di kantor cabang sedang membuka lowongan, masukkan nama paman Tetsuya untuk mengisi kursi kosong tersebut. Dan lagi, aku tidak ingin terlihat jelas bahwa semua ini dariku. Berikan alasan yang logis agar mereka tidak mencurigai segalanya. Terlebih Tetsuya, aku tidak ingin ia mengetahui ini semua. Kau mengerti?"
"Hai, Seijuuro-sama."
"Kali ini aku tidak menerima cacat sedikit pun, Chihiro. Kau boleh pergi."
"Hai." Mayuzumi membungkuk hormat sebelum pamit undur diri. Sekali lagi Akashi menghela nafas. Menyenderkan tubuhnya pada kursi kerja. Kepalanya seperti ingin pecah saja.
Midorima bangkit dari duduknya kemudian menghampiri meja kerja Akashi. "Bukankah yang kau lakukan sudah melebihi batas, Akashi?"
"Apa maksudmu, Shintaro?" gumam Akashi. Kelopak matanya masih tertutup.
"Semua yang kau lakukan pada Kuroko, bukankah menyelamatkannya dari pelelangan tersebut sudah lebih dari cukup? Mengapa mesti melunasi utang keluarganya dan memberikan pekerjaan pada pamannya juga?"
Mengapa? Bukankah sudah jelas bahwa Akashi ingin menolong Tetsuya? Memangnya ada alasan lain selain hal itu?
"Kau seperti bukan dirimu belakangan ini, Akashi."
Apa maksud Midorima? Memangnya sejak dulu Akashi seperti apa?
"Shintaro, aku sudah cukup pening dengan segalanya. Jadi, jangan berbicara setengah-setengah seperti ini. Jika ada hal yang mengganggumu katakan saja." Akashi memijit keningnya. Tidak bisakah Midorima melihat bahwa Akashi sudah cukup tersiksa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Mate
RomansaPermainan takdir menghantarkan Kuroko Tetsuya kepada fated mate-nya. Menghapuskan segala bencinya pada kaum alpha. Membuatnya mengerti makna mengapa ia terlahir menjadi seorang omega.