Disclaimer:
AkaKuro dan segala karakter kurobas yang lain adalah milik Tadatoshi Fujimaki sensei.
- Fated Mate -
Tetsuya membuka pintu berukuran dua kali lipat dari tinggi tubuhnya secara perlahan. Kepalanya sedikit menyembul untuk melihat sekilas ruangan yang akan ia masuki. Seketika aquamarine-nya berbinar bahagia ketika melihat ruangan tersebut di penuhi oleh rak-rak bertingkat dengan ukuran yang besar dan dipenuhi oleh banyak buku.
Dengan tatapan yang masih takjub, Tetsuya melangkah perlahan-lahan. Iris matanya mengamati deretan buku-buku yang ada di sekelilingnya. Keluarga Akashi memang tidak dapat dipandang sebelah mata, pantas saja Akashi Seijuurou terkenal dengan kejeniusannya. Otaknya sejak kecil sudah diisi oleh berbagai jenis buku bacaan seperti ini. Bahkan, Tetsuya akan dengan senang hati dan suka rela menghabiskan sisa umurnya untuk membaca di perpustakaan yang super lengkap seperti ini.
"Ada perlu apa?" suara dingin tersebut menyadarkan Tetsuya dari tujuan awal ia menghampiri Akashi. Menurut informasi yang ia dapatkan dari maid yang mengantarkan makanan, Akashi muda tersebut sedang menenggelamkan dirinya di sini.
"A-ano, aku tidak tau mengapa aku bisa berada di mansion ini. Tapi, entah mengapa aku merasa terselamatkan karenamu. Terimakasih banyak. Aku akan mengingat kebaikanmu. Kalau begitu, aku permisi." Tetsuya membungkukkan tubuhnya kemudian beranjak keluar ruangan. Ia harus segera pulang untuk memastikan kondisi paman dan bibinya.
Dengan gerakan cepat Akashi menarik lengan Tetsuya, membuat laki-laki mungil tersebut terjungkal kebelakang. Suara ringisan lolos dari bibir Tetsuya ketika merasakan punggungnya menghantam rak buku. "H-hei! Ap-apa yang kau—"
Aquamarine Tetsuya membulat ketika wajah Akashi hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Tangan kekar dan kaki Akashi sudah mengunci tubuh yang lebih mungil darinya. Mengunci segela pergerakan Tetsuya agar tidak kabur dari hadapannya.
"Aku tidak akan membiarkan peliharaan yang baru ku beli untuk pergi dari sini."
Dahi Tetsuya mengernyit. Wajah datarnya menampilkan ekspresi kesal. Peliharaan? Keterlaluan. Alpha dihadapannya memang brengsek. Tetsuya tau ia hanyalah seorang omega, tapi bukan berarti alpha sialan di depannya bisa mengklaim seenak jidat bahwa Tetsuya adalah peliharaannya.
"Ano na, sepertinya aku harus mengingatkanmu sekali lagi. Aku memang seorang omega, tapi bukan berarti aku adalah peliharaanmu. Jadi, enyah dari hadapanku dan biarkan aku pergi."
Akashi mendecih. Sudut bibirnya tertarik keatas membuat sebuah seringaian. Dijauhkan tubuhnya dari Tetsuya, tanpa menyia-nyiakan kesempatan sekali pun Tetsuya segera melangkah keluar. "Hee~ masih belum ingat rupanya."
Langkah Tetsuya terhenti. Sedangkan Akashi sudah melipat kedua tangannya di depan dada. "Padahal aku sudah menyelamatkanmu dari pelelangan."
Deg.
Tubuh Tetsuya membeku. Wajahnya berubah menjadi sedikit pucat. Dengan gerakan ragu, dibalikkan tubuhnya untuk menatap wajah Akashi.
"Apa... kau bilang...?"
"Aku tidak tau bahwa seorang omega begitu nekat menjual dirinya saat mengalami masa heat. Kuroko Tetsuya, sebenarnya kau itu bodoh atau terlalu naif? Ah benar, jika aku tidak datang ke pelelangan hari itu, apa yang akan terjadi padamu? Biar ku tebak, mungkin kau akan menjadi mesin pemuas nafsu seorang alpha?"
Tetsuya meneguk saliva-nya. Dibalik wajah dingin dan manik ruby-gold yang selalu menatap dengan penuh intimidasi dan angkuh, Tetsuya dapat melihat kejujuran disana. Dan lagi, potongan-potongan kejadian yang semula Tetsuya anggap hanya mimpi buruk belaka ternyata adalah kejadian yang ia saksikan dengan sisa-sisa kesadaran yang ia miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Mate
RomancePermainan takdir menghantarkan Kuroko Tetsuya kepada fated mate-nya. Menghapuskan segala bencinya pada kaum alpha. Membuatnya mengerti makna mengapa ia terlahir menjadi seorang omega.