3: Cantik

33 11 1
                                    

part 3: cantik
[Happy Reading]

Sudah tengah malam tetapi Adel masih saja sibuk menonton drama Korea nya.
"Woy nggak peka amat si lu" kata Adel melihat adegan si cowok yang nyuekin ceweknya.

tok, tok, tok...

Terdengar seseorang mengetuk pintu kamar Adella.
"Siapa?" tanya nya.
"Surprise!!!" seru laki-laki yang terlihat sedikit lebih tua dari Adel.

"Lho abang? Astaga!! Ngapain abang disini???" tanya Adel. Alvaro, kakak dari Adella yang sedang menjalankan program studi di Amerika tiba-tiba saja pulang dan mengejutkan Adella.

"Gak usah banyak nanya deh. Yang jelas kamu pasti kangen abang kan?" kata Alvaro.
"Iyain. Mana oleh-oleh?" tanya Adel sambil memasang wajah babyface

"Yaelah bukan abangnya yang dicari, malah oleh-oleh yang dicari. Yaudah abang kembali aja" kata Alvaro sok kecewa.

"Ah gak gitu abang. Adel kangen abang, tapi pengen oleh-oleh juga hahaha" Adel tertawa.
"Besok pagi aja. Lo tidur sekarang! Besok sekolah" suruh Alvaro.

"Iya abang" kata Adel.

***

Jam menunjukkan pukul 5.30 pagi. Dan siapa sangka, Adel sudah bangun dari tidurnya.
Tidak biasa dia seperti ini.

"Del, ba.." kata sang mama sambil membuka pintu kamar Adel. Betapa terkejutnya ia melihat gadis itu sudah berpakaian rapi siap ke sekolah.

"Gak biasa lo gini. Kamu kesurupan nak?" tanya ibu nya
"Idih gak lah mam. Adel cuma lagi seneng aja bangun pagi. Apalagi ada abang bawain oleh-oleh" kata Adel dengan riang.

"Hah? Aro pulang?!" tanya ibu nya lagi.
"Lah iya mam. Liat aja kamar di sebelah" kata Adel.

Kemarin malam memang ibu nya sudah tertidur dan tidak menyadari bahwa anak sulungnya itu pulang ke rumah.

Setelah sarapan, Adel pun pergi berangkat ke sekolah.
"Mami,Abang,  Adel pergi dulu" teriak Adel lalu langsung meninggalkan rumahnya.

Ia sangat cepat pergi ke sekolah berharap Ia bisa menemui Revan dan bisa berbincang banyak dengannya hari ini.

Tapi selama perjalanan, Ia sama sekali tidak melihat Revan. Ia langsung merasa sangat menyesal bangun terlalu pagi.
Padahal, dia bisa tidur sekitar 30menit lagi jika berada di rumah.

"Hft kecewa gue" kata Adel dengan dirinya.
"Kecewa sama siapa?"
Tunggu, suara itu seperti tidak asing.

"Anjir, lu ya kerjanya ngagetin orang mulu. Dicariin gak muncul, sekalinya orang udah kecewa, lo malah muncul" kata Adel memukul lengan Revan.

"Hehe maafin aku, Adel" kata Revan.
"Dimaafkan, asal bentar temanin gue pulang" kata Adel terkekeh.
"Siap bos" respon Revan.

***

Baru saja ingin memasuki ruang kelas, tiba-tiba jalan nya dihalangi oleh 4 orang gadis. Tak lain dan tak bukan adalah Geng Selena's. Geng yang terdiri dari Vanya, Echa, Magnolia, dan Renata.

Geng tersebut menemui Adel karena ingin merekrut anggota baru. Dan mereka merasa, Adel cocok untuk menjadi anggota Selena's.

"Woi bocah, lo mau gak gabung Selena's?" tanya Vanya, selaku ketua Selena's.
"Hah? Gabung apa?" Adel kembali bertanya

"Gabung di Selena's. Mau gak? Kita rasa lo cocok soalnya lo kan pandai berkelahi, pandai juga membentak guru. Lo cocok banget deh gabung sama kita" jelas Magnolia.

Selena's terbentuk karena Vanya merasa, banyak gadis-gadis nakal seperti dirinya yang sangat suka kekerasan dan pemberontakan.
Karena itu, Selena's didirikan untuk pemberontakan terhadap orang-orang yang dibenci oleh mereka.

"Apaan tuh Selena's? Semacam grup sampah ya?" tanya Adel untuk kedua kali nya. Adel mengetahui Geng itu busuk sehingga ia sengaja menelontarkan kata-kata seperti itu".

"Heh jaga ucapan lo ya!" kata Vanya.
"Dari semua anak kayaknya lo doang deh yang gak pengen gabung sama geng kita. Padahal liat tuh semua anak aja mau gabung sama kita. Dasar, idiot nya kebangetan" kata Renata.

Memang hampir semua gadis di SMA itu ingin bergabung dengan Selena's dikarenakan mereka takut dibully atau ditindas oleh Selena's.

"Idih ogah ya gue gabung sama bitch-bitch kayak kalian" kata Adel langsung membuang mukanya dan kembali berjalan memasuki ruang kelas.

"Anjing tunggu aja lo" kata Vanya.

Semua siswa di kelas Adel tertawa melihat kejadian itu. Baru kali ini Selena's dipermalukan. Dan Vanya tidak terima akan hal itu.

***

Sudah waktunya pulang sekolah. Adel pun pergi melangkahkan kaki nya keluar sekolah dan melihat kekiri dan kekanan untuk memastikan dimana pria yang dicarinya.

"Lah dia dimana, kan dia bilang mau temenin gue" batin Adel.

Adel sudah berjalan dan hampir sampai di rumah tetapi ia tetap tidak melihat pria itu.
"Astaga tu orang kemanasih" kata Adel dalam hati.

Sesampainya di rumah, ia sangat terkejut melihat Revan yang duduk di samping rumahnya.
"Astaga anjir lo janji sama gue mau temenin gue jalan. Kenapa lo malah dirumah gue?!" kata Adel membentak.

"Maaf Del tadi gue sibuk. Sekarang lo pergi siap-siap deh kita pergi" kata Revan.
"Mau kemana?" tanya Adel.

"Adadeh" kata Revan tak ingin memberitahu.
"Yaudah tungguin gue jangan ngilang lagi" kata Adel.

Adel pun segera mengganti pakaiannya dan menggunakan dress berwarna hijau.
Ia pun menggunakan sedikit bedak untuk menutupi flek hitam di wajahnya.

"Ayuk!" kata Adel berjalan ke arah Revan.
"Yaudah ayok" kata Revan.

"Sial. Gue udah dandan gini tapi dia gak nanggepin sedikit pun" batin Adel.

***

"Del, udah sampai" ucap Revan sambil tersenyum.
"Idih pesta dansa?" tanya Adel dengan geli.
Revan mengangguk.

"Mau dansa sama siapa lu?" tanya Adel.
"Sama kamu, mau siapa lagi?" jawab Revan kebingungan.

"Ogah gue dansa" kata Adel agak kecewa.
Adel adalah anak yang agak tomboy. Dia tidak mengerti hal-hal seperti dansa dan tarian lainnya.

"Ayolah" ajak Revan sambil menarik tangan Adel menuju gedung tersebut.

Adel pun terpaksa mengiyakan ajak Revan dan mulai berdansa bersama Revan.
"Van, gue gak tau dansa" jelas Adel.

"Makanya belajar" kata Revan.

Hampir semua mata tertuju pada Mereka. Eh tidak, hanya Adel saja.

"Van, kenapa nih orang semua pada ngeliatin gue?" tanya Adel penuh malu.
"Karena elu cantik mungkin?" kata Revan tertawa

Akhirnya, yang Adel tunggu-tunggu. Kata itu diucapkan oleh Revan.
Adel sangat senang mendengar kata tersebut.

"cantik"
"cantik"
"cantik"

Kata itu terus melintasi pikiran Adel sampai ia tiba di rumah.
Uhh, kata-kata itu membuat Adel seperti anak kecil.

Hai semua!
Have a nice dayy
-DellaYine

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang