Derap langkahnya terhenti sesaat. Bola basket yang semula erat dalam genggamannya lolos begitu saja direbut oleh sang lawan. Seolah dunia terlupakan sesaat. Sorak sorai ketika skor tercipta tak mampu membuat Hyunjin mengalihkan pandangannya dari dua sosok yang tengah berbincang tak jauh dari titik dia berdiri.
"Heh, Hyunjin! Kok lo biarin sih?!"
Sebuah tabokan di lengan kanan membuatnya meringis dan mengalihkan perhatian ke pelaku kekerasan tersebut. Lucas yang berkacak pinggang dengan raut wajah tidak menyenangkan; mendelik ke arah Hyunjin.
"Kasar banget, Beb."
Hyunjin mengelus lengannya. Jujur saja, tabokan Lucas terasa panas. Dari ukuran badan jelas saja Lucas lebih king kong daripada dirinya; bisa-bisanya dia tega menabok sahabat sendiri.
"Najis!" Lucas semakin emosi mendengar panggilan romantis dari teman sebangkunya itu. Sekarang skor mereka menjadi sama dengan pihak lawan. Dan jelas ini salah Hyunjin karena telah membiarkan bola direbut dengan mudahnya. Lucas tidak terima. Sudah panas, lapar, haus; bawaannya pengen cemplungin Hyunjin ke kolam ikan depan perpustakaan.
"Ga mood lagi gue, bro. Ganti pemain aja."
Dengan begitu Hyunjin tanpa rasa bersalah memutuskan keluar lapangan.
"Bocah kenapa ya?" Lucas mencoba mengedarkan pandangannya ke arah di mana Hyunjin kehilangan konsentrasinya beberapa saat lalu. Lucas mendapati sosok Seungmin sedang berdiri di depan kelas dan ternyata tidak sendiri; ada Changbin.
Lucas berdecak dan menggelengkan kepala.
Perkara hati, susah Bung!—batinnya.
Seungmin cukup terkejut ketika sekali lagi Changbin; kakak kelasnya—menyapa dirinya persis di depan kelas. Meskipun bisa dibilang mereka semakin dekat, tetap saja ada rasa keterkejutan setiap kali Changbin mengajaknya berinteraksi. Mungkin karena Changbin sosok kakak kelas yang terkenal cuek dan terkesan dingin. Ditambah dengan sekotak susu pisang dan sebungkus roti isi keju yang dengan sukses Seungmin terima dari Changbin. Mau tak mau Seungmin pun mulai percaya dengan kata Jisung bahwa Changbin memiliki rasa yang lebih terhadap dirinya.
"Makasih ya, Kak. Jadi ngrepotin." Seungmin tersenyum lembut.
Changbin hanya membalas dengan senyum tipis. Walaupun begitu Seungmin dapat melihat bagaimana rona merah muda terlihat mulai mewarnai pipi kakak kelasnya tersebut.
Lucu—batin Seungmin.
"Buku yang mau aku pinjemin ke kamu lupa kebawa hari ini. Nanti aku ambilin dulu habis pulang sekolah."
Seungmin mengingat kembali buku mana yang Changbin janjikan. "Gapapa kali, Kak. Aku ga keburu juga kok."
"Nanti pulang bareng aku aja ya. Sekalian ambil bukunya di rumah."
Seungmin tertegun. Changbin mengatakannya dengan kepercayaan diri tinggi tanpa mempedulikan semburat kemerahan yang bersemu di raut wajahnya. Dan Seungmin rasa itu menarik.
Kekehan lembut lolos dari bibir manisnya, "Aku beneran ga keburu. Besok-besok juga gapapa, Kak."
Seungmin menggigit bibir bawahnya dan menimang kembali kalimat yang baru saja dia lontarkan; apakah terkesan seperti penolakan atau—Changbin menundukkan kepala sejenak sambil menahan untuk tidak tersenyum lebih lebar. "Well, mungkin aku cuman pengen jalan bareng kamu."
Dan tanpa disadari Seungmin pun ikut menyunggingkan senyumnya. Terkekeh pelan; mencoba menetralkan detak jantung yang tanpa dikomando berpacu lebih cepat dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 ; Hyunjin x Seungmin
Fanfiction"Seungmin, kamu tuh sebenernya pacaran gasih sama Hyunjin?" "Engga." • "Jin, buruan lah tembak Seungmin." "Udah kok. Tapi ditolak." • 1001 cara Hyunjin lakukan untuk meluluhkan hati Seungmin. • Stray Kids x Hyunmin b x b